Vote & Komentar ya, jangan lupa...!
***
Xino membulatkan matanya penuh, "Tutup mulutmu, Pak Tua, sialan! Aku tidak tertarik dengan pria tua seperti mu." sarkas Xino.
"Betapa kejamnya... Sayang, aku tidak setua itu..." kekeh G dengan senyum yang ditunjukkan untuk menggoda.
"Sebenarnya bagian mana dari 'Aku akan membayarnya' yang tidak kau mengerti? Apa kau sudah terlalu tua hingga terus menanyakan hal yang sama?" tanya Xino tajam.
G mengangkat kedua alisnya, "Wah... Itu sangat kejam. Padahal aku baru 34 tahun." tawanya kecil, "Dan, berhati-hatilah, Sayangku, bisa saja kau akan menyukai pria tua ini di masa depan..."
Xino menunjukkan senyum mengejek, "Ha! Itu tidak akan!"
"..."
"Dan berhenti memanggilku 'sayang', itu menjijikkan!"
"Sayang... Jangan seperti itu. Tidakkah kau tahu? Orang bilang kau bisa saja menjilat ludahmu sendiri jika terlalu sombong, hmm...?"
"..."
Untuk beberapa saat, G tak lagi bersuara, pria itu masih menatap Xino dengan intens, jenis tatapan yang sangat menganggu hingga dapat mencemari udara di sekitarnya.
Tanpa membuang waktu, G mulai menurunkan resleting celananya, suara resleting itu mengalihkan perhatian Xino, suaranya terdengar cukup jelas di ruangan yang hening itu. Berkatnya, Xino kembali dibuat menegang karenanya.
Di detik selanjutnya, sebuah kemaluan terpampang begitu saja di hadapan Xino tanpa adanya sehelai benang pun yang menutupi benda kotor itu. Benda itu tampak sangat besar dan berwarna kemerahan pada bagian ujungnya, bahkan urat-urat di sekeliling batangnya terlihat timbul begitu jelas.
Melihat itu, perasaan mulai segera naik ke tenggorokan hingga membuat Xino merasa mual seakan ingin muntah. Itu benar-benar cabul! Bagaimana pria itu bisa melakukan hal tidak tahu malu dihadapan gadis muda sepertinya?!
"Bajingan!? Apa yang kau lak--"
"Shhh... Kau ingin keluar, bukan?" tanya G. Sorot matanya berubah dingin, seakan-akan kornea matanya menyala seperti mata binatang buas yang diterpa sinar rembulan.
DEG!
"A-Apa..." - gumam Xino dalam hati.
"Nah, buka mulutmu."
***
Xino terdiam dibuatnya, sebelumnya G hanya memberinya dua pilihan, dan dari keduanya benar-benar memberatkan Xino. Apa yang harus Xino lakukan? Haruskah dia memasukan benda jelek itu ke mulutnya? Atau ke tempat yang seharusnya?
"Berapa lama lagi aku harus menunggu, hmm...? Aku mulai kehabisan kesabaran di sini..." ucap G.
Xino mengepalkan tangannya kuat sambil memejamkan matanya berusaha menahan diri, pandangannya masih tertuju pada pria di depan yang saat ini tengah menunjukan senyum penuh kegembiraan liar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower And Rum || Dewasa
Romance⛔ 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐰𝐚𝐬𝐚, 𝐚𝐠𝐞𝐠𝐚𝐩 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧 Xino adalah gadis naif dan sedikit kasar yang selalu bekerja keras sambil menyembunyikan fakta bahwa ia adalah putri dari seorang gangster. Suatu hari, di tengah lauta...