#06 Ayah

919 133 104
                                        

"Maaf? Tapi bisakah kita ubah arah tujuan? Aku akan bayar dua kali lipat." ucap Xino.

"Tentu, silahkan konfirmasi tujuan Anda."

"Farmonix Coins Corp." jawab Xino.

Setelah menginformasi tujuan yang baru, taxi itu segera membawanya menuju tempat yang disebutkan, namun di perjalanan Xino masih berusaha untuk menghubungi Ayahnya.

Sedikit yang Xino tahu, Farmonix Coins adalah perusahaan peminjaman milik Ayahnya, Michael Henthreey. Sekarang Ayahnya adalah pemegang saham terbesar, dan dia adalah CEO atau direktur utama. Sedangkan 4 direktur lainnya adalah rekan bisnisnya yang ikut memegang saham. Lima orang itu bisa disebut juga sebagai 'tetua/petinggi' dalam organisasi gelap mereka.

Perusahaan itu hanyalah kedok yang menutupi aktifitas gangster, rentenir, serta penjualan ilegal berupa senjata ke dunia kriminal. Belum lagi, mereka memiliki koneksi khusus dengan aparat penegak hukum. Setidaknya itulah yang Xino ketahui tentang pekerjaan kotor Ayahnya yang memiliki akses keluar masuk dunia gelap.

***

Begitu taxi sampai di tempat tujuan, Xino segera menaruh uangnya di atas kursi penumpang belakang kemudian bergegas keluar dari mobil. Xino berlari memasuki lobby utama hingga akhirnya sampai  di front desk, tempat dimana resepsionis perusahaan itu bekerja.

"Aku ingin bertemu CEO." ucap Xino tanpa basa basi.

Resepsionis di hadapannya terlihat bingung dengan alisnya yang mengernyit, pasalnya penampilan lusuh Xino yang dipenuhi keringat membuatnya tak yakin jika Xino adalah salah seorang tamu.

"Maaf? Apa Anda sudah membuat Janji?"

"Ck, aku tidak membutuhkan sebuah janji untuk bertemu dengan keparat itu!"

Dua orang resepsionis itu dibuat terkejut mendengar kata-kata yang baru saja Xino ucapkan, mereka saling pandang untuk sesaat sebelum mendekat dan berbisik pelan.

"Mungkinkah dia salah satu wanita bayaran CEO?"

"Tapi dia masih terlalu muda."

"Siapa yang tahu? Lihat saja penampilannya yang lusuh, dia pasti butuh uang lebih."

BRAK!

Xino menggebrak meja di hadapannya, "Bisakah kalian berhenti berbisik?! Katakan di mana ruangannya, aku akan pergi sendiri."

Tatapan mata dari resepsionis di hadapannya berubah sengit seolah menunjukkan ketidaksukaan yang terkesan nyata, dia lalu menjawab, "Maaf, Nona. Saya tidak bisa melakukan itu. Lagi pula Anda tidak membuat janji, tolong bersikaplah lebih sopan."

"...?!"

"Saya tahu Anda butuh uang, tapi kami juga butuh uang. Anda mungkin terbiasa mendapatkan uang dengan cara melebarkan kaki Anda, tapi kami berbeda, okay?"

Xino terkesiap.

"Kami bekerja sebagai resepsionis, tidak seperti seseorang, tentu saja kami harus melakukan tugas kami. Bagaimana mungkin kami membiarkan seekor anjing kampung masuk ke dalam kanto--?!!"

Grep!

"Kyaa--?!!"

Brak!

"Agh--!!"

Sebelum resepsionis itu menyelesaikan ucapannya, Xino lebih dulu menarik rambutnya geram lalu membenturkan kepalanya ke atas meja begitu saja.

"Sudah selesai bicaranya? Aku tidak ada waktu untuk mendengar omong kosong mu." kesal Xino.

"Kau?! Wanita ini...! Apa yang kau lakuka--?!"

Tap!

Xino menjatuhkan sebuah kartu kecil dengan foto dan juga data diri tepat di atas meja. Dalam sekali lihat saja, semua akan tahu jika itu adalah kartu tanda pengenal (KTP).

Flower And Rum || DewasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang