BAB 1 : Kesepakatan

145 17 2
                                    

Di sebuah dimensi penuh dengan awan emas dan cahaya putih nan suci, sesosok jiwa pemuda berdiri sambil memandang sosok besar di depannya yang sedang duduk di singgah sana emasnya.

Ngomong - ngomong sosok pemuda ini bernama Ardian Sinjar, seorang pekerja kantoran biasa hingga suatu hari dia ditabrak oleh mobil saat mengendari moped supraX nya.

Hanya saja, saat ia terbangun ia bertemu dia sosok ini.

"Uhmmm... apakah kamu Kaisar Dewa Manusia?." Tanya Ardian ragu - ragu, karena sosok di depannya ini memiliki wajah yang mirip dengan beberapa gambar yang pernah ia lihat di Internet.

Wajah semi asiatic, rambut panjang, dan armor kekuatan emas dengan ornamen burung elang di setiap bagian armor kekuatannya.

Wajah semi asiatic, rambut panjang, dan armor kekuatan emas dengan ornamen burung elang di setiap bagian armor kekuatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"... Aku memang kaisar tersebut, namun aku tidak pernah menyebut diriku dewa. Hanya para subjek bodohku yang mengatakan itu...." Akhirnya Sang Kaisar membuka mulutnya, dia mengoreksi ucapan Ardian tentang pendewaan.

Meski Sang Kaisar memiliki kekuatan menyerupai seorang Dewa, dimana ia secara pribadi bisa menyaingi keempat Dewa Iblis Dimensi dan membuat mereka babak belur.

Dengan rendah hati, dia menolak pendewaan ini. Karena dia sendiri adalah orang yang menngejar pengetahuan, alih - alih keagamaan yang menurut dirinya pribadi sudah bobrok dan mudah korup.

Ini berbicara tentang agama dan korupsi di dunia Warhammer 40k, dimana di dunia itu cukup meresahkan dengan distorsi beberapa hal termasuk agama, terutama setelah bumi hancur lebur selama milenium ke - 25. Bisa dibayangkan betapa korup dan bobroknya kehidupan manusia dari setelah milenium ke - 25 ini?.

"Maafkan aku kaisarku...." Ardian buru - buru meminta maaf, saat ia hendak berlutut. Suara Kaisar bergema.

"Tak perlu berlutut, aku cukup tahu. Aku baru saja membaca ingatanmu.....

Sungguh.... Kalian bahkan menganggap makhluk seperti diriku adalah Tuhan, walaupun di dunia kalian ada Tuhan Yang Maha Satu...

Ironis bahwa kalian malah menyembah sesuatu sepertiku daripada ia... Memalukan." Ucap Kaisar, matanya berbinar keemasan dimana ia baru saja membaca ingatan Ardian.

Dia kemudian mendesah tak berdaya, bahkan sebagai orang yang tak percaya agama dia merasa ingin memukul para manusia - manusia tersesat ini.

"Yah, lupakan.... Bukan ini pembicaraan kita. Nak, waktu kita terbatas sekarang.

Aku menawarimu dengan semua kekuatan dan semua ilmu dan teknologi hitam yang aku miliki.

Namun aku memintamu untuk membangun masa depan Kekaisaran di dunia lain yang sangat jauh, dimana pembatas dunia tersebut tidak bisa dimasuki Para Dewa Kekacauan itu." Jelas Kaisar Manusia dengan wajah seriusnya, dia memandanf Ardian dengan seksama.

Dibawah mata keemasan Kaisar, Ardian merasa merinding dan berkeringat dingin. Seolah - olah pihak lain baru saja melihatnya seperti orang telanjang, seperti buku terbuka.

Last Primarch (Warhammer 40k x ASOIAF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang