HAPPY FOOLS
Di Mansion besar nan megah itu, terasa begitu hangat dengan melihat kehidupan keluarga yang sangat harmonis. Mereka sedang menikmati semilir angin di pagi hari, dengan cuaca yang juga sangat bersahabat. Hari ini adalah hari libur, hari minggu.
"Oi, bang Jen! Cepetan sini!" teriak anak berusia lima tahun pada kakaknya yang duduk di samping laki-laki berparas cantik yang telah melahirkannya.
"Nah Bubu liat kan? Kelakuan si kunyuk padaku?" adu anak berusia sembilan tahun yang bernama Jeno pada sang laki-laki berparas cantik itu yang di sebut Bubu.
"Kaupun sama dengannya" sarkas anak berusia 10 tahun sambil tertawa, yang duduk diam memperhatikan kelakuan adik-adiknya di samping pria bertubuh tegap, pemimpin keluarga.
Kedua orang tua mereka hanya bisa tertawa meliat kelakuan anak-anaknya.
Karena tidak mendapati kunjungan anak berusia lima tahun itu berlari menghamburkan pelukan pada ibunya, karena malu. Menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher pria berparas cantik itu.
"Kenapa?" tanyanya sambil mengusap bagian belakang kepala anaknya, walaupun sudah tau alasan putra kecilnya bersikap demikian, tapi dia tetap mempertanyakan hal demikian.
"Sungchan malu" cicitnya di perpotongan leher ibunya
Sontak mengundang tawa dalam keluarga itu.
"Auf... " sambil memukul pelan pundak Jeno yang tak jauh darinya "berhenti menggoda adikmu" pria manis itu berucap, dia adalah Lee Taeyong yang sudah berganti marga menjadi Jung.
"Jeje" aduhnya pada pria tegap yang duduk di samping kakak tertuanya. Jung Jaehyun, pemimpin keluarga.
Tangan Jaehyun hanya terulur untuk mengusap kepala Jeno sambil tersenyum.
"Jeno fighting!" ucap kakak putra sulung keluarga Jung, sebut saja dia Mark, sambil menepuk tiga kali pundak Jeno.Si kecil Sungchan hanya menyaksikan dari cela perpotongan leher Taeyong.
· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·
14 TAHUN KEMUDIAN
"Bubu, hari ini Mark akan menjemput Haechan di bandara" ucap si sulung pada Taeyong yang masih menata meja makan.
"Sudah datang rupanya, barengan aja ntar perginya sama Jaemin" ucap Jeno
"Bang Jen nggak ikut?" lanjut Taeyong yang duduk di samping Jaehyun.
"Nggak Bu, hari ini ada rapat di cabang"
Hari ini Haechan kembali dari Amerika, karena keluarga Seo menyelesaikan kunjungan keluarga.
"Lakik macam apa itu, istrinya lagi hamil anaknya malah sibuk kerja" sindir Sungchan yang melirik Jeno sekilas.
"Salahkan Jeje yak! Anak sendiri di jadiin babu" kesal Jeno
"Salah sendiri, bikin anaknya orang hamil muda" balas Jaehyun
"Bang Mark juga, bisa bisanya ikutan bikin perkara" lanjutnya.
Aku diam aja juga tetap kena batin mark "maaf Je Mark khilaf" ucapnya sambil menggaruk kepala belakangnya.
Iyap, kedua putra Jung sudah memiliki keluarga, keduanya melakukan kesalahan besar dengan berpesta pora di salah satu gedung ternama bersama teman-teman, dan membawa pasangan masing-masing hingga kebablasan melakukan hal yang tidak seharusnya.
Awalnya Jung Jaehyun marah besar, tatkala mengetahui kedua putranya menghamili anak orang, beruntungnya lagi pasangan pasangan anaknya itu merupakan anak anak dari sahabat sekaligus rekan bisnisnya. Jadi dengan tidak ada masalah mereka menikahkan anaknya.
"Sungchan, kau tidak masuk kampus?" tanya Taeyong pada putra bungsunya. Yang di tanya hanya menganggukkan kepala sebagai respon.
"Lagi? Enak bener kuliah lu Chan, perasaan gua waktu kuliah nggak pernah tuh dosan ngadain acara" ucap Jeno
"Gimana nggak, orang Bang Jen aja nggak selesai kuliahnya" balas Sungchan
"Yakk!!" tegur Jeno
Jaehyun hanya menatap anak anaknya sebagai teguran untuk tidak melanjutkan perdebatan, aura dominan pemimpin keluarga begitu menakutkan, hingga membuat nyali Jeno dan Sungchan menciut.
Hingga atensi para dominan itu teralihkan dengan suara alat makan yang di letakkan secara kasar. Taeyong si pelaku, sub-- itu tengah menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia berlari dengan cepat ke wastafel, memuntahkan makanannya.
Hooek.. Hooek.. Hoekk..
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
ℝ𝕒𝕚𝕟☂ 𝕒𝕟𝕕 𝕪𝕠𝕦✔
Fanfiction"Kenangan masalalu, dengan kesalahan ku. Janji yang tidak pernah ku buat, semua hal yang ingin ku bicarakan sulit untuk mengatakannya padamu.. " "... Musim dingin (hujan) sekali lagi, di hujan aku bisa melihat dimana aku pernah berarti. Seberapa jau...