Chap : 8

24 3 0
                                    

✨Happy Reading✨

.

.

.

.

.

.

.

Pukul 05.00 pagi, Ael sudah bersiap diatas motornya untuk berangkat ke sekolah. Ia sengaja berangkat subuh agar tidak bertemu dengan keempat abang sepupunya.

Ia merasa sangat bersyukur sampai-sampai melakukan sujud syukur tadi saat baru memasuki garasi tanpa dilihat oleh siapapun.

"Sangat rajin."

"Astagfirullahaladziim...baru juga alhamdulilah belum lama tadi..." Batin Ael

Tanpa harus membalikkan tubuhnya, Ael sudah tau kalau itu adalah suara milik Jay.

"Kayaknya kalo Nata tau bak---"

"Jangan ihhhh..." Rengek Ael sambil turun dari motornya dan menghampiri Jay.

Jay terkekeh pelan melihat tingkah Ael yang menurutnya menggemaskan. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Ael, kemudian menunduk menatap mata Ael dari dalam helm.

"Bagian mana yang luka?" Tanya Jay langsung.

"Kepo." Jawab Ael dengan santainya membuat Jay geleng-geleng kepala sendiri.

"Eh bentar, Kak Jay gak lagi PMS hari ini?"

Tak

"Saya lelaki, mana bisa PMS." Ucap Jay jadi kesal sekali dengan makhluk di depannya ini.

"Hehe ya abisnya aneh aja gitu kalau sehari aja kakak gak ngoceh nge brek brek gitu." Jay mendengus pelan mendengar nya.

"Udah ah El mau berangkat dulu." Ucap Ael setelah menyalimi tangan kanan milik Jay.

Ael hendak menaiki motornya tapi tiba-tiba tasnya ditarik kebelakang. Hampir saja ia terjungkal jika Jay tidak menahan tubuhnya.

"Apalagi sih oppa Jay...." Rengek Ael merasa kesal sendiri.

Sret

"Ampe gak dihabisin, jangan harap tenang selama 7 hari 7 malam." Ancam Jay setelah memasukkan sebuah kotak bekal yang telah ia siapkan untuk Ael bawa.

"Baru mau nge bakmie. Tapi yaudah lah, makasih ya oppa Jay ku." Ucap Ael, membuat Jay mendengus sebal.

"Saya bukan opah-opah." Protes Jay.

"Oppa itu artinya kakak lelaki dalam bahasa Korea, masa gak tau?"

"Tau, cuman kesannya saya malah ngerasa dipanggil kakek-kakek kalo pake opah-opah an."

"Owalah itu artinya oppa Jay udah merasa tua dong."

"Heh mana ada ya, saya ini masuk fase dewasa, gagah perkasa."

"Yaudah, terserah mau ngomong apa. Aku berangkat ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, hati-hati."

Ael segera menaiki motornya dan melajukan nya keluar dari garasi, lalu keluar melewati gerbang.

Jay menatap kepergian Ael dengan sendu. Dari dulu sampai sekarang ia masih tak menyangka ada perempuan sekuat, sesabar dan sehebat Ael.

Mungkin Ael adalah salah satu dari banyaknya perempuan atau wanita hebat yang ada dunia ini, tapi di matanya Ael tetap yang paling-paling.

AELEASHA (OG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang