CAHYA RENJANA
Terkadang dunia memang tidak adil dan tak sepenuhnya indah namun, pasti ada kebahagiaan yang akan hadir dihidup seseorang.
Tetapi, akankah hal itu datang kepada dirinya?
"Maaf ayah...maaf sudah membuat ayah malu..."
"Maaf aku selalu me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
:Renjana
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
:Mahendra
Happy reading^^ Part 1
"Terimaaaa kasih ayah dan bundaa!!!" Ucap seorang lelaki berumur 6 tahun dengan antusiasnya yang membludak.
Ayah dan ibunya terkekeh pelan "iyaa sama-sama sayangnya bundaa!"
Pria kecil itu pun tertawa, hatinya tengah diselimuti oleh kehangatan yang berasal dari kedua orang tuanya itu, ia tak berhenti-hentinya untuk tersenyum.
"Sepertinya jagoan ayah sedang bahagia sekali yaa"
"IYAA!!"
"Mengapa bisa sebahagia itu hm?" Jawabnya dengan lembut.
"Karna ayah dan bunda membelikan hadiah ulang tahun untuk Jana besokkk!" "Jana udah ga sabar!"
"Harus sabar dongg!"
"Renjana mau minta apa lagii??"
"Renjana pengen tinggi ndaa!!"
Lagi-lagi mereka dibuat ketawa oleh tingkah anak bungsunya itu "yahh ga bisa ya.." ucap Renjana dengan melengkungkan bibirnya kebawah.
Wajahnya merah, matanya turut berkaca-kaca.
Ketika hendak menangis, tangisan yang ingin dikeluarkan oleh Renjana kini kembali masuk setelah mendengar apa yang ibundanya katakan "ehhh ingatt laki-laki itu tidak bolehh?_"
"M-menangis..."
"Seratus untuk anak bundaa!" Ucap Windy dengan kecupan manis di dahi anaknya. posisi Windy kini sedang memangku tubuh Renjana. alasan mengapa Renjana tidak duduk di kursi belakang supir, karena Renjana takut duduk sendiri, biasanya Renjana duduk berdua bersama kakaknya. tetapi untuk saat ini tidak, kakaknya sedang berada ditempat les.
