Part – 8
Aku memperhatikan layar monitor didepanku yang memperlihatkan aktifitas renjun. Layar monitor ini menampilkan hasil dari cctv yang aku letak dekat meja kerjanya. Aku sengaja meletakan cctv itu secara diam-diam agar aku dapat memperhatikan renjun terus.
Aku tertawa kecil saat melihatnya yang kini tengah mengacak-acak rambutnya kesal. Renjun terlihat sangat imut dengan rambut berantakannya, bibir mengercut kesal dengan lucunya dan jangan lupakan kakinya yang sedari tadi dihentak-hentakannya.
Dia pasti kesal karena jeno dan mark tadi. Aku pun begitu. Jika saja tadi mereka tidak mengganggu dengan kurang ajarnya mungkin aku sudah merasakan bibir pink renjun yang selalu menggodaku.
Aku memperhatikan segala gerak-geriknya.
Semua yang dilakukannya selalu mengsikku. Mengusik ketenanganku. Mengusik jantungku.
Tadi jeno dan mark datang keruanganku karena ingin menyampaikan apa yang tadi mereka lihat saat makan siang. Dan aku akui jika berita yang mereka sampaikan cukup mengejutkanku.
Saat makan siang tadi mereka bertemu dengan lee taeyong – mantan kekasihku.
Aku dan taeyong menjalin hubungan saat kami masih duduk di bangku kuliah, dan hubungan kami terjalin cukup lama. 4 tahun. Kami memulai hubungan saat masih menjadi mahasiswa baru.
Aku dan taeyong memutuskan hubungan begitu kami lulus kuliah dan aku melanjutkan S2 ke amerika. Saat itu taeyong tidak terima aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, dia sempat mengancamku namun aku mengabaikannya dan tetap dengan keputusanku.
Bukan tanpa alasan aku memutuskannya. Aku memutuskannya karena taeyong berselingkuh dibelakangku dari awal kami menjalin hubungan. Awalnya aku hanya acuh saat mendengar teman-temanku bahkan juga beberapa sepupuku mengatakan jika mereka melihat taeyong jalan bahkan berciuman dengan lelaki lain. Aku selalu meyakini diriku sendiri jika lelaki – lelaki itu hanyalah temannya, tapi saat semester akhir kami berkuliah, aku memergoki taeyong bersama lelaki lain didepan mataku.
Aku sakit hati, bahkan sangat sakit hati karena taeyong itu cinta pertamaku. Aku terus berlarut dengan patah hati ku hingga aku bertemu dengan renjun.
Renjun merubah segala hal dalam diriku. Dulu sifatku sudah terbentuk dingin dan tegas, bahkan saat aku bersama taeyong aku masih seperti itu. Tapi saat bertemu dengan renjun membuatku berubah. Meskipun tidak terlalu terlihat jelas oleh orang lain, tapi orang-orang terdekatku merasakan perubahan itu.
Sejak bertemu renjun aku selalu memperhatikan sikapku. Aku selalu berusaha menjadi orang yang 'BAIK' agar aku terlihat cocok dan pantas saat bersama renjun yang lembut dan angun. Aku berusaha mengubah hal jelek yang ada pada diriku meskipun itu hanya hal-hal kecil.
Tok tok
" Masuk "
Dengan cepat aku meraih berkas yang tergelatak diatas mejaku begitu mendengar suara gedoran pada pintu ruang kerjaku. Dari layar monitor, aku sudah melihat jika renjun tengah berjalan ke ruanganku.
" Permisi pak" ujarnya dengan kepala yang menyebul lucu di pintu ruang kerjaku.
Aku berdeham pelan untuk menetralkan detak jantungku yang dengan lancangnya kini tengah menari-nari dengan bahagianya hanya karena melihat sosok renjun.
" Iya?" balasku pelan. Semoga renjun tidak mendengar suaraku yang mendadak gugup ini.
Renjun memasuki ruanganku dan berjalan menuju meja kerjaku. Dirinya berhenti tepat diseberang meja kerjaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss
FanfictionRenjun yang tiba-tiba naik jabatan dan menjadi sekretaris jaehyun. Ceo muda yang terkenal dengan sifat dingin dan tegasnya. Renjun sangat tidak menyukai ceo nya itu karena jaehyun selalu menatapnya dengan tajam dan itu menakutkan untuk renjun.