Di dalam kamarnya Jeno berusaha bertahan. Ia mengabaikan suara-suara tembakan dan segala kegaduhan yang terjadi di luar kamarnya. Ketika ia masuk ke dalam rumah tadi, sebenarnya ia sudah merasakan hawa lain yang ada di dalam rumah. Semuanya terasa aneh, namun Jeno mengabaikannya karena ia pikir Bibi Jang datang untuk membersihkan beberapa bagian rumah. Tapi ternyata dugaannya salah.
Posisinya saat ini adalah tepat di samping jendela. Jeno rasa jika suatu saat pintu kamarnya nanti terbuka, ia bisa langsung melompat ke bawah lewat jendela kamar. Akan tetap ia lakukan meski resikonya cukup besar baginya.
"Astaga... Apa itu" Jeno berujar lirih saat mendengar suara kaca-kaca yang pecah. Entah itu kaca apa, Jeno tidak peduli.
PRRAAANGGG!
Baru saja ia mencoba abai terhadap suara pecahan kaca, kini justru kaca jendela kamarnya lah yang pecah. Kaca itu baru saja dihancurkan oleh sebuah peluru yang kini menancap di dinding kamar Jeno. Untung saja, ia tidak duduk di sisi dinding kamar yang kini berlubang akibat terkena peluru.
"Mereka menembak kaca jendela kamar Jeno"
Satu instruksi itu berhasil membuat Jaehyun langsung bergerak cepat menuju kamar sang adik. Ia melewati aksi baku tembak antara orang-orangnya dengan pihak lain yang ingin menculik Jeno. Bukan hal sulit, karena Jaehyun pernah mengikuti trainee seperti ini sebelumnya.
"JENO! BUKA PINTU KAMARMU!" Jaehyun berteriak setelah tak bisa membuka pintu kamar sang adik.
Jeno yang mendengar teriakan sang kakak segera berlari ke arah pintu kamar. Ia tak lupa kalau tadi mengganjal pintu itu dengan meja belajarnya.
Namun baru sempat Jeno menggeser sedikit posisi meja itu, seorang pria tiba-tiba masuk ke kamarnya melalui jendela. Sangat memudahkan karena pria itu menendang kaca jendela yang sudah retak sana-sini.
"Kemarilah Lee Jeno. Ayo pulang ke rumah" ujar pria itu sebelum berlari ke arah Jeno.
"Tidak akan sialan!" Jeno berteriak. Ia mengambil kursi belajar miliknya, lalu ia lemparkan kepada pria yang masuk ke kamarnya tadi. "Aku bahkan tidak mengenalmu!"
Jaehyun yang ada di luar semakin panik saat mendengar suara Jeno yang sedang berbicara dengan seseorang. Ia yakin, sudah ada satu orang yang masuk ke kamar Jeno sekarang, dan adiknya itu dalam posisi yang semakin terancam.
Ia melihat salah satu orang dari pihak lain yang tergeletak di lantai dua. Ada senapan laras panjang di sisi orang tersebut. Jaehyun segera mengambilnya, ia akan menggunakan senapan itu untuk menghancurkan knop pintu kamar Jeno.
Sementara itu Jeno yang ada di dalam berusaha untuk melawan pria tersebut. Saat pria itu masih ambruk karena hantaman kursi belajar Jeno (yang juga terbuat dari kayu), dengan segera laki-laki itu mendorong meja belajarnya ke arah Si Pria. Omong-omong, tenaga Jeno untuk menghantamkan kursi itu tidaklah main-main.
Pasalnya, ia menghantamkan kursi itu tepat mengenai tubuh penjahat yang akan menculiknya. Tak tanggung-tanggung, kursi itu seketika remuk menjadi beberapa bagian.
Penjahat itu sedikit lengah dan terhuyung saat kembali berdiri. Pasalnya ia tak memakai pengaman diri apapun karena terburu-buru saat ditugaskan untuk masuk lewat jendela kamar. Akibatnya, ia dibuat pening dan ngilu oleh bocah berumur 16 tahun. Gila sekaligus konyol.
Dengan tenaga yang masih ekstra, Jeno mendorong mejanya hingga mengenai penjahat itu. Posisinya sangat menguntungkan, karena tepat di belakang penjahat itu adalah jendela yang kacanya sudah pecah tadi.
Terimakasih karena Jaehyun hyung membangun rumah yang beberapa titiknya strategis seperti ini.
Orang tersebut tidak langsung jatuh ke bawah karena kakinya tersangkut meja. Badannya sudah setengah hampir jatuh ke bawah, bahkan ia tampak berusaha bangkit kembali dengan menggunakan kakinya untuk memanjat-manjat ke kamar Jeno. Bertepatan dengan itu, Jaehyun berhasil menembakkan 2 peluru ke knop pintu kamar sang adik. Ia segera masuk lalu menghampiri Jeno yang masih menahan meja tersebut. Jeno kehabisan cara untuk membuat penjahat itu bertekuk lutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past
FanfictionPertolongan adalah yang pertama ia berikan ketika anak itu datang. Siapa sangka, anak itu malah melibatkannya dalam sebuah masalah yang tak pernah ia harapkan. Bagaimana Jaehyun akan menghadapiinya? Haruskah ia mensyukurinya? Atau malah menyesal ka...