Bukan Sembarang Rahasia

94 11 1
                                    

Hari ini adalah hari Selasa, dan merupakan hari terakhir Jeno untuk cuti. Mulai besok, ia akan berangkat kembali ke sekolahnya seperti biasa. Bertemu teman-temannya, membahas para siswi cantik yang terlalu tebal ber-make up, pusing bersama-sama menghadapi guru dan mata pelajaran, bahkan kumpul bersama di halaman belakang sekolah untuk bertemu Oji; seekor kucing kecil dengan bulu berwarna coklat putih. Jeno memang ingin libur dan tidak sekolah, tetapi ia juga rindu dengan teman-temannya.

Tapi untuk hari ini, hyung-nya pergi keluar lagi entah kemana. Katanya Jaehyun sudah menemukan rumah baru, dan harus menemui seseorang.

Entahlah, Jeno akan menuruti saja yang diperintahkan oleh kakaknya itu.

Jeno lebih memilih untuk menyiapkan jadwal mata pelajarannya sekarang, supaya nanti malam tidak perlu repot-repot menata buku-buku yang akan ia bawa besok. Lalu setelah itu, Jeno tidur lagi. Tidak ada hal spesifik yang bisa ia lakukan disini. Sinyalnya agak buruk, dan benda-benda di rumah ini pun tidak lengkap, tidak seperti rumahnya yang ada di kota.

Siang itu sebelum pukul 12, Jeno lebih memilih tidur dan melewatkan makan siangnya.




Sementara itu di sekolah.

Renjun yang baru saja kembali dari toilet langsung menghampiri Jaemin dan Donghyuk. Bel masuk belum berbunyi, jadi tiga serangkai itu memilih untuk bermain-main di lorong depan kelas.

"Ya, pinjam ponselmu" Donghyuk berujar pada Renjun.

"Untuk apa? Ponsel mu mati? Kau tidak bawa charger?"

"Bukan. Aku mau minta hotspot saja, hehe"

"Dasar"

Kegiatan selanjutnya dilanjutkan dengan Donghyuk yang sibuk bermain game di ponselnya, sementara Renjun dan Jaemin berbincang-bincang tentang apa saja yang bisa mereka bahas.

"Menurutku Jeno akan jadi canggung ketika bertemu kita lagi" ucap Jaemin. Setelah percakapan yang lumayan tak berbobot di awal, kini ia memilih topik itu untuk di bahas.

"Wae?"

"Maksudku saat bertemu denganmu lagi. Kau baru bertemu Jeno dan pergi bersama ke taman wahana itu kan?"

Benar. Renjun baru bertemu Jeno saat pertamakali pindah, dan pergi ke taman wahana bersama Jeno saat malam minggu. "Oh, geureae. Dia pasti tipe-tipe orang yang mudah canggung ya?"

"Ya begitu, maka dari itu sebisa mungkin kita harus akrab dengannya. Donghyuk yang bertemu Jeno lebih dulu saja belum seakrab itu, kau tahu kan?"

"Aku tahu. Hyaaaahhhh... punggungku sakit sekali" Renjun berujar sambil meregangkan tubuhnya. Rasanya kaku saat terus-menerus duduk selama 2 jam di kelas. "Yak Lee Donghyuk, ku matikan hotspot nya, eoh? Bel nya bunyi"

"Ya! Ya ya ya yak! Sial, padahal hampir saja aku menang!" Seru Donghyuk tanpa peduli sekitar. Saat menoleh, ia sudah mendapati Jaemin dan Renjun yang berjalan memasuki kelas. Astaga, kenapa ia ditinggal?

Lebih baik ia segera mengikuti kedua temannya itu, daripada ia di hukum tidak boleh mengikuti pelajaran karena terlambat masuk kelas. Lagipula, ia malas membuat alasan-alasan jikalau dirinya memang benar-benar telat masuk ke dalam kelas.

Bonus bagi ponselnya yang tidak memiliki sambungan internet sama sekali.





"Terimakasih karena sudah datang"

Park Chanyeol berucap ramah, memasang tampang biasa saja meski setelah ini ia akan terbang ke kota pusat untuk mengawal presiden ke luar negeri.

"Sama-sama, Pak Park"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang