*Untuk next project, aku akan siapkan semua lebih dulu, baru nanti up. Gk bisa janji kapannya, tapi diusahakan yg terbaik.
.
.
"Aku bertemu dengannya lagi!" beritahu Baekhyun."Nugu?" tanya si pemilik rumah.
"Park Mirae dongsaeng!"
Si pemilik rumah membekap mulutnya dan matanya membulat tak percaya.
"Jinjja? Eodiseo? Lalu apa yang dia lakukan saat melihatmu?"
Baekhyun menggeleng perlahan. "Tidak ada yang dia lakukan."
"Kau bertemu dimana?"
"Di rumah salah satu seniorku."
"Hah!" si pemilik rumah membuang nafas kasar.
"Aku takut Eonnie." lirih Baekhyun sambil tertunduk dalam.
"HAH!" si pemilik rumah membuang nafas kasar. Dia lalu berdiri dari duduknya dan menghampiri Baekhyun. Dia peluk gadis itu dengan sangat erat.
Dia adalah saksi, betapa lima tahun lalu, hidup Baekhyun seperti di jungkir balikkan oleh takdir yang berjalan.
Sebuah kejadian yang membuat Baekhyun nyaris kehilangan akal sehatnya. Sebuah kejadian yang merubah mimpi, harapan dan juga tujuan hidup gadis itu.
"Baek-ah! Kau hanya harus percaya dan yakin, semua hal yang terjadi padamu dan padanya lima tahun lalu, di luar kendalimu sebagai manusia biasa. Euhm?"
Baekhyun membalas pelukan perempuan itu.
Miris...
Dia seorang psikiater tapi dia sendiri tak mampu menolong dirinya sendiri yang sudah terluka secara psikis.
Bertahun-tahun dia berusaha meyakinkan dirinya. Bahwa setiap hal, entah baik atau buruk, sudah tercatat dan berjalan sebagaimana kehendak Tuhan. Namun tak cukup hanya itu, ketika kata andai menjadi pembandingnya.
Andai malam itu dia tidak membawa kakaknya bertemu dengan kakak kekasihnya.
Andai kakak laki-lakinya tidak brengsek.
Andai....
Andai....
Dan andai-andai yang lainnya.
Semua pasti masih baik-baik saja. Dia pun mungkin sekarang sudah menikah dengan pria yang paling dia cintai dan hidup bahagia.
Tapi....
"Jangan pernah lagi menampakkan dirimu di depanku. Kalau kau masih ingin bernafas dengan baik. Jangan pernah menampakkan dirimu di depanku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ END ] A story about my son and him
Fanfiction"Pernahkah Eomma tak menuruti apa yang kau inginkan Jaehyunie?" "Eomma!" "Eomma kecewa, teramat sangat kecewa. Tapi... hhhh... eomma tak akan menyalahkanmu. Apa yang terjadi padamu semua karena salah..." "Aku yang salah eomma. Bukan eomma... hiks...