^_^ Happy Reading ^_^
.
.
.
Baekhyun duduk seorang diri, dikamarnya. Matanya menatap layar laptop dihadapannya. Sebaris kalimat itu selalu diingatnya. Kalimat yang membuatnya menunggu selama hampir satu bulan ini.
#Mr. Park : Tentu. Jadi... Bisa kau kirim nomor ponselmu sekarang? Aku akan bicara pada jagoanku besok pagi.
Baekhyun tersenyum miris. Satu bulan sudah berlalu. Dia juga sudah kembali ke Seoul, kembali beraktifitas dengan pekerjaannya dan mengurus kepindahan Jaehyun ke sekolah barunya. Tapi pria itu, Mr. Park- nya, tak pernah menghubunginya. Janji pria itu untuk menelponnya tak terealisasi. Lebih parahnya lagi, pria itu juga seakan menghilang. Tak pernah lagi menghubunginya. Bahkan pesan yang dia kirim juga tak pernah dibalas.
Eodiga?
Tanpa sadar airmata Baekhyun meleleh. Membasahi kedua pipi mulusnya, menghasilkan sebuah isakan tertahan. Hah... Dia tak mengerti ada apa dengannya? Kenapa dia bisa seperti ini? Begitu cengeng, menangisi orang yang dikenalnya hanya dari dunia maya.
Untuk yang satu itu, dia tak mampu mengurai jawabannya. Hati kecilnya terlalu jujur, menghianati bibirnya yang terus bergumam menyangkal bahwa kehadiran sosok itu disetiap malamnya sama sekali tak berarti apapun. Lihatlah sekarang keadaannya, jauh lebih buruk dari orang yang baru saja putus cinta.
'Dia', sosok itu, rupanya sudah hadir dan tinggal hatinya. Menjadi seseorang yang cukup berarti dihidupnya tanpa sama sekali dia sadari. Sosok itu sudah menjadi bagian dari kisah bahagianya selama lebih dari enam bulan terakhir ini. Dan kehilangan sosok itu, membuat seorang Byun Baekhyun menjadi sangat cengeng.
Tujuh tahun setelah hidup dalam kesendirian. Tanpa pasangan dan tanpa siapapun yang bisa dia jadikan sandaran kecuali Jaehyun. Menemukan sosok itu ibarat angin segar dalam perjalanan hidupnya.
Dia bisa membagikan apapun yang dia alami dan dia rasakan pada sosok itu. Bercerita tentang lelahnya, berbagi masalahnya dan mendapatkan pemecahan dalam setiap persoalan sulit yang sedang dia hadapi.
Meski tak pernah berjumpa, kasih sayang pria itu untuk dia dan untuk anaknya, sangat dapat dia rasakan.
Tak jarang, sosok itu menanyakan lebih dulu keadaan Jaehyun dari pada keadaannya. Selalu menyebut Jaehyun jagoannya, layaknya seorang ayah yang bangga memiliki anak laki-laki.
Dadanya sesak merasakan satu bulan ini tanpa sebaris kalimat sapaan dari sosok itu.
"Bee!"
Baekhyun selalu suka melihat kata itu di kirim oleh pria yang tidak sengaja dia temui di dunia maya itu. Meski tidak terdengar, tapi panggilan itu seakan bernada.
Kamarnya ini, menjadi saksi betapa menyenangkannya setiap malam yang dia lalui selama lebih dari enam bulan terakhir.
Kamar ini, juga menjadi saksi, betapa tersiksanya dia di satu bulanterakhir ini.
Tak hanya di kamar ini, di jam-jam kerjanya, sesekali dadanya begitu sesak saat menyadari, sosok yang sudah menemaninya melewati malam sepinya, tak pernah lagi terdengar kabarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ END ] A story about my son and him
Hayran Kurgu"Pernahkah Eomma tak menuruti apa yang kau inginkan Jaehyunie?" "Eomma!" "Eomma kecewa, teramat sangat kecewa. Tapi... hhhh... eomma tak akan menyalahkanmu. Apa yang terjadi padamu semua karena salah..." "Aku yang salah eomma. Bukan eomma... hiks...