01.09

183 31 11
                                    

Langit mendung kala itu membuat suasana galau di halaman belakang semakin terasa. Angin dingin yang menerpa tak membuat sang empu bangkit dari duduknya.

Ocehan atsumu tak didengarnya, bahkan umpatan dari kenma pun tak dipedulikannya.

Osamu. Dirinya rindu sebab disekolah dia tidak menemukan keberadaan yang pujaan hati, tapi disisi lain dirinya masih takut akan kejadian malam itu.

Ya, walaupun dia menemukan keberadaan suna, dia yakin tidak mungkin untuk menghampirinya. Rasa takutnya lebih besar dari rasa rindunya.

"Sam, masuk ayo." Pinta atsumu.

Air dari langit mulai turun perlahan, membuat aroma tanah menyerbak. Osamu melirik kakaknya, rasanya ia ingin menangis lagi setiap kali melihat tatapan hangat kakaknya.

Atsumu menarik tangan Osamu dan membawanya ke dalam. Baru memasuki ruangan tengah, umpatan umpatan sudah di dengar keduanya, kenma lose streak.

"Anjing, mati aja lo sana!!" Kenma membanting hpnya, ke sofa tentu saja.

Wajah kesal dan cemberut yang ditampakkan oleh kenma membuat Osamu tersenyum kecil, tangannya mengusap kepala kenma lembut.

"Gitu dong, senyum." Atsumu tersenyum tak kalah manis.

Osamu menghela nafas kasar. "Sorry ya, gue bikin kalian khawatir."

"Siapa yang khawatir?"

"Ken!!"

Kenma kembali tersenyum, memeluk Osamu erat. "Canda elah, baperan amat."

Osamu membalas pelukan kenma disusul atsumu yang langsung memeluk keduanya semakin erat, membuat kenma kesusahan nafas.

Dan merekapun hidup bahagia selamanya.





"ENGAP ANJIR!!!"

_____

Tampak tiga orang pria tengah berdiri dengan raut muka lelah, bingung, pasrah, pengen nangis.  Mereka adalah Osamu, Atsumu, dan kenma yang terlambat datang ke sekolah.

Seorang pria bertubuh besar menghampiri dari dalam sekolah. "Kalian kenapa baru datang?" Pria itu membuka kunci gerbang.

Atsumu masuk terlebih dahulu. "Telat kita pak."

"Ya bapak juga tau kalian telat. Telatnya itu loh kenapa?"

Giliran Osamu yang masuk. "Ya, ga tau pak. Coba tanyain sama si telat."

"Kalian ngerjain bapak ya?!?"

Terakhir, kenma masuk. "Jangan didengerin pak, mereka emang seharusnya ke RSJ bukan ke sini."

Pak satpam menggelengkan kepala. "Lari lapangan lima kali baru boleh ke kelas."

Raut muka ketiganya kembali campur aduk. "2 aja pak ya? Ga kasian sama kita?" Bujuk Atsumu.

Pak satpam menggeleng. "3 aja deh pak, pas kita bertiga." Giliran Osamu yang membujuk yang mendapatkan gelengan kembali.

"4 keliling deh pak, nanti saya bantuin naekin 1 bintang?" Giliran kenma, yang langsung diangguki pak satpam.

"Cih, maniak game rupanya."

_____

Deru nafas tak beraturan memenuhi area bawah pohon, ketiga pria itu terkapar lemas di sana.

"Kenapa.. ga lo minta 3 keliling aja, njir?" Tanya atsumu dengan nafas yang tidak beraturan.

Kenma menarik nafas panjang. "Gue- males kalau harus naikin 2 bintang orang epic."

Reckless | sunaosa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang