7. SOMEDAY

1K 196 65
                                    

Sang raja balapan dengan julukan Victory itu terlihat sibuk berterima kasih pada pendukungnya yang sudah bersedia untuk hadir pada acara malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang raja balapan dengan julukan Victory itu terlihat sibuk berterima kasih pada pendukungnya yang sudah bersedia untuk hadir pada acara malam ini. Eros tersenyum dan tangannya bergerak untuk mengambil beberapa hadiah yang sengaja diberikan untuknya.

Sedangkan di sisi lain, seorang gadis tengah mengetukkan sepatunya ke tanah dan menatap sang lelaki dari tenda. Jene menyadari betapa bahagianya lelaki itu malam ini. Seperti ada percikan api yang menyulut seluruh tubuhnya saat dirinya melihat betapa ramahnya Victory—tidak, Eros, kepada penggemar yang notabenenya adalah para gadis. Lelaki itu bahkan membiarkan mereka memotret dan berjabat tangan dengannya.

Jene menghela napas lalu memalingkan wajahnya. Gadis itu berusaha menghilangkan perasaaan aneh itu segera. Ia memilih untuk menyalakan ponselnya dan membalas pesan Alicia yang mengatakan bahwa dirinya akan pulang bersama Joshua. Tangannya bergerak cepat untuk mengetik. Karena terlalu fokus, Jene sampai tak sadar seseorang sudah berada di sampingnya sekarang.

Gadis itu tersentak saat Eros tiba-tiba sudah berdiri di sebelahnya. Hal tersebut membuat pipinya memerah seketika ketika Jene menyadari betapa dekatnya jarak di antara mereka saat ini. Segera gadis itu mundur selangkah.

Eros tersenyum miring, meluruskan punggung dan tangannya ia silangkan di dada. "Ayo gue antar lo pulang." ucapnya.

Jene terkejut karena setelahnya Eros sudah berjalan lebih dulu ke mobilnya. Kemudian sang gadis segera menyusulnya dengan cepat setelah tersadar dari rasa terkejutnya. Jene masih berusaha untuk menenangkan dirinya dari rasa gugup.

Eros tersenyum sambil membukakan pintu mobilnya dan Jene dengan canggung membalas senyumnya. "Thanks." ucap Jene hampir tak terdengar suaranya.

"No need." balas Eros masih dengan senyumnya.

Setelah masuk, Jene segera mengenakan sabuk pengamannya sendiri dan menatap pemuda berjaket kulit yang sedang berjalan menuju sisi lain mobilnya. Jene kemudian memperhatikan isi mobil milik Eros. Satu yang ia sadari, mobil lelaki itu memiliki wangi yang persis seperti sang pemilik.

Tak lama Eros masuk dan duduk di kursinya. Lelaki itu mulai menekan sebuah tombol yang membuat mobil sport itu hidup dengan suara mesin yang mengaum. Hal yang dilakukan Eros sontak membuat Jene memegang sabuk pengamannya dengan erat. Pemandangan itu juga tak luput dari perhatian sang lelaki.

Eros terkekeh lucu, menoleh ke arah gadis di sebelahnya yang menurutnya terlihat menggemaskan sekarang. "Tenang. Gue pengemudi yang baik dan taat aturan kok kalo diluar balapan." jelas Eros.

Namun tak lama senyum Eros memudar saat ia menyadari bahwa Jene tampaknya benar-benar ketakutan. Dapat ia lihat dari mata dan napasnya yang tak beraturan. Entah apa penyebabnya, yang jelas saat ini rasanya Eros menyesal karena membuat gadis itu takut.

Eros ingin Jene merasa aman bersamanya. Lelaki itu kemudian menyadari bahwa ia harus berkendara dengan kecepatan yang aman sehingga Jene tidak harus merasa takut jika pergi dengannya. Selain itu, jika Jene merasa nyaman maka ia bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama gadis itu di mobilnya.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang