16. BRAVE GIRL

333 71 45
                                    

Jangan lupa klik bintangnya🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa klik bintangnya🌟

Happy Reading!

——————

⚠️WARNING⚠️
tw ; mengandung kekerasan, benda tajam, darah, abuse, toxic, trauma

——————

Eros mendesis ketika bilah tajam itu perlahan menelusuri naik turus lengan kirinya, bibirnya bengkak karena ciuman.

"Lagi?" Dyandra berbisik telinganya, membuat semua bulu kuduknya berdiri.

"Shit." Eros menggeram. Dyandra tertawa pelan, puas dengan reaksinya. Dyandra mencengkram pinggang lelaki itu, mencondongkan tubuh saat ia menangkap bibir Eros dengan bibirnya.

Eros bernapas berat, membiarkan ringisan tak tahu malu keluar dari dadanya. Ia meringis karena rasa sakit tiba-tiba di lengannya. Menjauh, matanya melebar melihat darah menetes dan Dyandra terkekeh. Ia hendak protes tetapi gadis itu mengenalnya seperti buku yang terbuka, yang dibutuhkan sang lelaki hanyalah pujian. "You look so hot."

Hatinya lagi-lagi lemah mendengar itu, mengabaikan cairan merah hangat saat ia menatap matanya. Eros meletakkan tangannya yang lain dibelakang leher gadis itu, menariknya lebih dekat hingga napas mereka saling menerpa wajah masing-masing.

"Tell me more."

Gadis itu bergumam, lalu tersenyum. "You're so handsome. Kamu juga selalu turutin apa yang aku mau and i like that you're mine, Vanteros." Ia berhenti, lalu menelusuri bila itu lebih jauh ke bawah sementara tangan yang lain membelai rambutnya. Eros gemetar karenanya.

"You're a good boy, always listening to me."

Eros meringis saat Dyandra menggoreskan pisau itu ke dalam kulitnya. "Fuck—" Ia bergumam pelan, membanting kepalanya ke dinding.

"Lawan Alex di arena minggu ini."

Lelaki itu mengangkat kepalanya, matanya terkunci dengan sang gadis saat ia mengelap pisau berlumur darah itu di bajunya. "Apa?"

"Kamu keliatan jauh lebih baik dan keren pas lagi konsentrasi di jalan. Aku mau liat itu." Eros menelan ludah gugup karena mendengar banyak pujian yang ia terima dan matanya melembut. Menggunakan tangannya yang tidak terluka untuk menyibakkan helaian rambut di wajahnya, ia memiringkan kepalanya sedikit.

"Buat apa? Kamu gak akan ada di mobil sama aku. Kamu gak bisa lihat aku secara langsung." Suaranya dalamnya satu nada lebih tinggi dari bisikan, alisnya terangkat. Dyandra memutar matanya, dan justru membuat hatinya semakin berdebar. "Rekam, sayang. Sekarang semua udah canggih."

Eros menghela napas, namun ia tetap setuju untuk memenuhi permintaannya tanpa mengetahui bahwa Dyandra dan Alex punya rencana lain.

***

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang