[ON GOING] [Taennie Story]
Ketika sang penguasa jalanan tertarik pada gadis yang tak sengaja ditemuinya di arena balap.
⚠️WARNING⚠️
[Better for 17+]
[Lokal fanfic/au]
[Baku non baku]
[Cringe, cheesy]
[Taennie shipper area]
[SLOW UPDATE]
Highest R...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Klik bintang jangan lupa sahabat Selamat membaca <3
Sebelum pergi menuju restoran milik keluarga Raiden, Eros memutuskan untuk menggunakan mobilnya karena ingin mengisi ulang tangki bahan bakarnya yang sudah sekarat. Tidak sendiri, tentu saja bersama Mahesa dan Joshua yang sedang asik dengan dunia mereka, ber car-pool karaoke ria.
"Tidur jam berapa lo semalem?" tanya Joshua pada Eros yang sedang menguap saat mereka keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk restoran.
"Kepo!" balas Eros sengit membuat Joshua mendelik.
"Yee. Serius gue anjir! Kata Mahesa lo semalem yang nganterin Jene pulang. Beneran, Ros?" tanya Joshua penasaran.
"Anjing emang lo tuh. Mentang-mentang lagi berduaan sama pacar, anak orang ditinggal gitu aja." Eros memutar bola matanya menatap Joshua yang sedang menggaruk lehernya meski tidak gatal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalu setelahnya lelaki itu tersenyum sumringah. "Bagus dong, jadinya lo bisa berduaan sama Jene. Gimana bro, berhasil gak?" Joshua menaik turunkan alisnya, menggoda Eros dengan wajah tengil membuat Mahesa yang terdiam sedari tadi ikut terkekeh.
Eros mendesah lelah, memilih segera berjalan. Terlalu malas menanggapi teman-temannya yang menyebalkan itu. Baik Joshua dan Mahesa saling menatap dan tertawa melihat Eros yang sudah jauh didepan lalu segera menyusul dengan lari kecil.
Setelah membuka pintu restoran, mereka bertiga menerima beberapa sapaan dari para pekerja yang sudah dikenal dan kemudian disambut oleh ibu Raiden. Restoran ini memang dikelola langsung oleh ibu sahabatnya itu.
"Eh, ada ganteng-gantengnya Ibu! Kalian mau makan apa hari ini? Biar Ibu yang siapin langsung." Keramahan dari Ibu Raiden membuat ketiga pemuda itu tersenyum lalu mengambil salam sebelum memesan makanan kepada wanita yang sudah mereka anggap sebagai ibu sendiri.
"Raidennya dimana, Bu?" tanya Mahesa karena memang sebelumnya mereka sudah mengabari Raiden akan mendatanginya di restoran.
"Kurang tau juga Ibu, bilangnya tadi mau keluar sebentar." jawab Ibu Raiden membuat Mahesa menggangguk mengerti.
