15. HIS PAST

338 66 33
                                    

Jangan lupa klik bintangnya🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa klik bintangnya🌟

Happy Reading!

Mata kucing yang berkilau itu menatapnya, membuat adrenalin mengalir ke dalam diri sang penguasa jalanan, lalu bibir sang gadis menerbitkan sebuah senyum padanya.

"Hei Jene... Lo datang buat dukung gue 'kan sekarang?" Eros bertanya sembari memiringkan kepalanya, Jene terlihat begitu menggemaskan. Gadis itu tersenyum sebagai jawaban.

Hari ini, Alicia tidak perlu menarik Jene keluar dari tempat tidurnya untuk menghadiri balapan Eros. Ia bahkan sudah siap ketika Alicia membuka pintu kamarnya dengan terburu-buru.

Jene sungguh benar-benar ingat apa yang terjadi saat dirinya mabuk saat itu di taman. Ia juga ingat saat Eros meletakkan bibirnya dengan lembut pada dahinya. Hanya dengan memikirkannya membuat kupu-kupu di perutnya terbang kesana kemari, menerangi hatinya.

Sekarang ia yakin dengan perasaannya untuk lelaki yang saat ini tengah bersandar di mobilnya itu. Eros selalu ada untuknya sejak dia memasuki hidupnya. Dan jangan lupakan juga presensinya yang begitu mempesona setiap pria itu akan balapan. Sungguh Jene baru menyadari betapa menakjubkannya Eros dan berhasil membuat jantungnya berdegup lebih cepat.

"Ini sebagai ucapan terima kasih gue karena lo udah antar gue pulang tadi malam." Sudut bibirnya terangkat. Tanpa sadar Jene mengulurkan tangannya ke pergelangan tangan lelaki dihadapannya dan ia menangkup telapak tangan itu, membuat Eros seketika terpaku karenanya.

Menyadari apa yang baru saja ia lakukan, Jene dengan cepat menarik kembali tangannya, ia bisa merasakan pipinya memanas saat ini. Dirinya bahkan tidak tahu dari mana ia mendapatkan kepercayaan diri itu, mungkin karena jumlah kafein yang ia minum hari ini.

Jene menyadari perubahan perilakunya, menjadi lebih baik setelah bertemu dengan pria yang dijuluki Victory itu. Ia bersyukur dan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu ada di sisi Eros, seperti yang pria itu lakukan padanya. Bahkan jika hanya sebagai seorang teman.

Eros kembali mendapatkan kesadarannya dan perlahan menyelipkan tangan miliknya ke tangan yang lebih kecil itu. Sentuhan itu menyebabkan sengatan listrik dalam dirinya, membakar kulitnya sendiri. "Lo keliatan beda hari ini. Tapi gue suka." Eros tersenyum, hatinya penuh sekarang hanya dengan melihat Jene.

Sang gadis hanya mengenakan kaus putih biasa yang dilapisi oleh cardigan hitam dengan celana jeans panjang. Tapi hal itu berhasil membuat Eros terpana karena sejatinya apapun yang dipakai Jene terlihat begitu bagus di matanya.

Jene kemudian menganyukan tangan mereka yang terjalin. "Dan sebagai ucapan terima kasih gue atas ciuman... malam itu." bisiknya pelan.

Mata Eros melebar sedikit, tapi ia tidak ingin menunjukkan bahwa ia malu jadi lelaki itu menunjukkan senyum nakalnya. "Maaf, tapi gue gak menyesali itu terjadi, because i enjoyed that."

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang