Mobil mewah memasuki wilayah bangunan-bangunan kosong, suasana sepi menyelimuti wilayah itu, dan wilayah itu berada tak jauh dari pusat kota Jepang.
Setelah pintu mobil mewah itu dibuka oleh supirnya, seorang pemuda tampan turun dari mobil mewah itu, kacamata hitamnya melekat di mata indahnya.
"Dimana dia ?", seseorang berlari menyambut kedatangan pemuda itu, ia akan memandu pemuda itu untuk menemui seseorang.
Suara jeritan ketakutan dari seorang gadis terdengar beberapa meter dari langkah pemuda itu, jeritan itu sukses membuat pemuda itu tersenyum mencurigakan dari bibirnya, mengatasi serangga rendahan bukan hal sulit bagi pemuda itu.
Pemuda itu memasuki ruangan yang cukup remang, disudut ruangan itu ada seorang gadis dengan tangan terikat kebelakang punggungnya.
Tampilan gadis itu berantakan, rambutnya yang kusut, bajunya kotor dan jangan lupakan air mata yang menghiasi wajahnya, pemandangan yang cukup menyenangkan bagi pemuda itu.
Gadis itu kian meronta dengan kuatnya saat pemuda itu mendekatinya, gadis itu yakin, sosok pemuda itu adalah dalang di balik penculikan yang terjadi pada dirinya, jika waktu bisa diputar, maka ia akan memilih untuk berangkat ke universitas dengan diantar ayahnya saja, tapi semua sudah terjadi, ia berakhir disini, diruangan yang remang dengan kondisi yang menyedihkan seperti barang yang tidak berguna.
"Kenapa menangis ?", pemuda itu bertanya dengan suara yang terdengar mengerikan.
"Si..siapa kau ?, to..tolong lepaskan aku", bukannya melepas ikatan, pemuda itu justru tertawa renyah karena mendapat permohonan dari gadis didepannya.
Gadis itu sangat ketakutan, tawa pemuda itu begitu mengerikan, apa ia akan mati disini hari ini ?, tapi apa salahnya ?, ia bukan anak dari keluarga kaya, kenapa ia diculik ?, apa yang akan mereka dapatkan dari dirinya ?, pikiran buruk terus melintas di kepala gadis itu, kenapa lelaki mengerikan ini bertingkah seperti ini padanya ?.
"Kau takut ?", kini tangan pemuda itu menyentuh lembut rambut merah gadis itu, dan secepat kilat pemuda itu langsung menjambaknya dengan kuat.
Lagi, gadis itu kini berteriak lagi, kali ini bukan hanya karena rasa takut tapi juga karena rasa sakit di kepalanya, rambutnya seperti ditarik paksa dari akarnya, bagaimana bisa ada pemuda sekejam ini ?.
Teriakan gadis itu benar-benar tidak bisa melunakkan pemuda itu, pemuda itu justru semakin tertawa renyah, benar-benar mengerikan.
"Kau mempermalukan ratuku di khalayak umum, itu artinya kau mencari masalah denganku", suaranya sangat dingin dan tatapan tajam itu terasa menusuk bagi sang gadis, gadis itu hanya bisa menangis, jika memang ia harus mati hari ini, maka ia yakin, tidak akan ada satu pun orang yang mampu menolongnya dari pemuda yang mengerikan ini.
"Aku memberimu satu pilihan, hari ini buatlah pernyataan permintaan maaf pada Hyuga Hinata, dan mengaku bahwa kau telah melakukan kesalahan besar, kemudian publikasikan pernyataan itu baik di media sosial dan di seluruh mading universitas".
"Setelah semua beres, pergilah sejauh mungkin dari kota ini, jika besok kau masih berkeliaran di kota ini, maka jangan salahkan aku, jika pisauku akan benar-benar melukai wajah jelekmu", sambung pemuda itu dengan suara dinginnya.
Gadis itu mengangguk setuju, tubuhnya semakin gemetar mendengar ancaman dari pemuda itu, pemuda itu benar-benar terlihat serius dengan ucapannya, anggukan gadis itu akhirnya membuat pemuda itu menjauhi dirinya.
Pemuda itu kini berdiri dan merapihkan lagi jasnya, dan berjalan keluar dengan santai, sebelum pemuda itu benar-benar keluar, pemuda itu memberi perintah pada orang suruhannya untuk membebaskan gadis itu.
