Hinata berlari menuruni tangga, ia terus tersenyum, dan ekspresi Hinata memang terlihat sangat bahagia.Neji yang sedari tadi duduk di ruang tamu menatap Hinata dengan tatapan tajam, tatapan yang sangat mendominasi, tapi Hinata tidak menyadari itu.
Senyuman cerah Hinata berbanding terbalik dengan Neji, wajah tampannya terlihat datar, seperti tidak memiliki ekspresi apapun.
"Jangan berlari Hinata, nanti jatuh", suara Neji mampu menarik perhatian Hinata.
Neji duduk dengan sangat angkuh, ia melebarkan kakinya, posisi tangan bertautan dan mengepal diatas pahanya. Sebenarnya Neji sedang menahan gemuruh yang siap meledak di dalam hatinya.
Seandainya Hinata tidak pergi dengan teman yang entah siapa itu ?, pasti Neji akan menghabiskan waktu seharian ini bersama Hinata, momen libur adalah waktu yang tepat untuk dihabiskan bersama Hinata, tapi semuanya gagal, sialan.
Rasa rindu yang tertahan selama 5 tahun seperti tumpukan buku yang tersusun rapi di perpustakaan sampai berdebu.
Neji rindu, iya, dan sangat rindu.
Tapi Hinata bahkan tidak memahaminya sama sekali.
Lihatlah, gadis itu tetap tersenyum secantik itu tanpa merasa bersalah sama sekali.
Hinata menoleh dan menghampiri Neji dengan senyuman manisnya, baiklah senyumannya cukup menghangatkan hati Neji.
Kecupan singkat mendarat di pipi kanan Neji. Baiklah rasa gemuruh itu setidaknya berkurang sekitar 2%.
Hinata selalu bersikap manis setiap Neji kesal, benar-benar menggemaskan, rasanya Neji ingin mengurung Hinata di mansion untuk selamanya, tapi semua itu tidak mungkin, jika ia melakukan itu, pasti Hinata akan membencinya dan meninggalkannya, itu hal yang sangat buruk.
Membayangkan saja sudah sangat menakutkan, jadi hanya ada satu pilihan untuk saat ini, mengizinkan semua yang Hinata mau hingga waktu yang tepat itu datang.
"Janji akan pulang cepat niisan, jangan cemberut seperti itu, nanti niisan jadi jelek", kekehan Hinata membuat Neji tersenyum tipis.
"Sebelum makan malam harus sudah pulang, mengerti", Neji mengacak pelan poni Hinata.
"Siap laksanakan bos", Hinata bersikap seperti memberi hormat pada Neji dan kali ini sukses membuat Neji tertawa kecil.
Setelah menunggu 10 menit, mobil sport mewah berwarna putih memasuki mansion hyuga. Pemilik mobil itu memang keren, pikir Hinata.
Rasa ingin belajar mengendarai mobil tiba-tiba terlintas di pikirannya, tapi pertanyaannya, apa mungkin Neji-niisan akan memberikan izin ?, karena Neji-niisan itu sangat protektif, Neji-niisan tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada Hinata, meskipun hanya sedikit goresan, memang terlihat berlebihan, tapi itulah Neji-niisan.
Baiklah mungkin perlu sedikit rayuan untuk meluluhkan keras kepala seorang Hyuga Neji.
Neji dengan segala rasa penasarannya akhirnya menghampiri Hinata. Neji ikut berdiri disamping Hinata, mata tajam Neji mengamati mobil sport itu, setelahnya seseorang keluar dari mobil.
"Hinata", suara ceria itu seketika membuat hati Neji merasa tenang.
"Pergi dengan seorang gadis,eh", kali ini senyuman tipis muncul di wajah Neji, jika yang menjemput Hinata adalah seorang lelaki, entah apa yang akan terjadi pada lelaki itu.
Ino menghampiri Hinata dan memeluk Hinata singkat, kemudian Ino menyapa Neji dengan ramah, sedangkan Neji hanya bergumam sekenanya menjawab sapaan Ino.
"Perkenalkan Ino, dia adalah Neji-niisan, seseorang yang sangat berharga untukku, dan niisan, perkenalkan dia adalah Ino, teman pertama yang aku miliki di Universitas", Hinata memperkenalkan keduanya dengan semangat.
![](https://img.wattpad.com/cover/337089982-288-k899216.jpg)