Tokyo, 2 Mei 2023
" Aku rasa aku sudah cukup bersenang-senang untuk minggu ini, aku harus bekerja besok karena aku sudah mendapat tugas dari atasanku." Jeon Wonwoo namanya, ia adalah seorang detektif kepolisian Tokyo yang tergabung bersama yang lain dalam bagian tim penyidik. " Apa lagi yang akan mengandalkan daya ingatmu kali ini? Pak Detektif?" Seorang gadis keturunan asli Jepang menyahut, Myoui Mina.
" Aku tidak tau. Aku hanya dipanggil untuk menyelidiki hilangnya seseorang seusai laporan yang ia buat beberapa hari lalu, ia melapor jika ia menemukan penjahat dikawasan kota ini." Wonwoo menaruh kembali gelas minumannya, " Terimakasih atas undanganmu kemari Mina."
" Santai saja, memang sudah seharusnya aku mengundangmu untuk kenaikan jabatanku." Ya, Mina memang naik pangkat digedung redaksi tempatnya bekerja sekarang. Dan Cafe ini adalah milik ayahnya yang diserahkan kepadanya. Itu artinya Mina memang memiliki banyak aset yang dapat menunjang kehidupannya.
Wonwoo memeriksa ponselnya yang berdering, seketika mimik wajahnya berubah, " Sepertinya aku harus pergi kekantor polisi malam ini."
" Kenapa?" Mina menaikan alis, " Ada kekacauan yang baru saja terjadi. Ada laporan jika gadis hilang itu baru saja menelpon, melapor jika ia baru saja memecahkan kepala seseorang." Wonwoo bergegas memasukan ponselnya, " Astaga, benarkah? Kau harus bergegas kesana. Hati-hati dijalan!"
Wonwoo hanya merespon dengan anggukan kepala dan melangkah pergi dari sana, ia memasuki mobil sedan tuanya dan mengendarainya menuju kantor polisi untuk menemui wakil atasannya yang melaporkan hal tadi kepadanya, dari sekian banyaknya anggota didalam divisinya, ia dihubungi duluan karena kasus orang hilang memang kerap diserahkan kepadanya.
Mobil Wonwoo berhenti tepat diseberang gang buntu, ia menyipitkan mata melihat pemandangan mencurigakan dari sana. Wonwoo menepikan mobilnya dan berjalan mendekati gang itu seusai menyebrangi jalan yang lumayan sepi karena ini hampir tengah malam, ia menyalakan senter dari ponsel pintarnya dan terkejut bukan main melihat pemandangan didepannya.
Seorang mayat pria tergeletak mengenaskan dengan kepala bocor, dan botol minuman keras yang pecah tepat berada disamping mayat itu. Dan didepan sana, ia melihat sosok gadis dengan tatapan kosongnya, menggenggam ponsel dengan bekas darah ditangannya.
Ponsel, botol pecah, dan kepala seseorang, Wonwoo bisa memastikan jika perempuan didepannya adalah pelaku utama sekaligus seseorang yang sudah menelpon pihak kepolisian. " Siapa kau?" Wonwoo menodongkan senjatanya, gadis itu tiba-tiba tersenyum dengan mengerikannya ketika suara mobil terdengar dibelakang Wonwoo, " Dasar polisi-polisi bodoh!"
Gadis itu menjatuhkan ponselnya dan berlari kencang dari sana, Wonwoo hendak mengejarnya tetapi suara seseorang membuat dirinya berbalik badan, " JEON WONWOO! APA YANG TERJADI?" Mina datang secara tiba-tiba dan menginterupsi Wonwoo, Mina menutup mulutnya ketika melihat mayat itu. " Astaga... apa yang...? Gadis itu..?"
" Apa yang kau lakukan disini?" Wonwoo bertanya sedikit kesal, ia harusnya bisa mengejar gadis itu. " Aku mengkhawatirkanmu karena aku mendengar baru saja dari temanmu jika mobilmu terparkir dipinggir jalan dan tidak ada kau didalamnya."
" Baiklah Mina, tolong hubungi polisi untuk kasus ini dan sepertinya aku akan sibuk untuk beberapa hari kedepan." Wonwoo berucap dan menatap kearah ponsel yang dijatuhkan gadis tadi, Wonwoo mengambilnya, bertepatan setelah itu petugas kepolisian datang dengan cepatnya karena panggilan dari Mina, meringkus TKP dan membawa mayat itu menuju rumah sakit setempat untuk diautopsi.
---
Wonwoo menyerahkan ponsel temuannya kepada pihak kepolisian divisi tekhnologi informasi untuk menguak identitas sang pemilik ponsel, sementara itu dirinya kini menemui sang dokter forensik yang menangani mayat itu. Nakamoto Yuta. " Bagaimana dengan hasil forensiknya?" Wonwoo bertanya ditemani dengan sang kepala penyidik, Komisaris Park Jinyoung beserta wakil badan penyidik, Taigo Yuki, mengurus wartawan yang terus bertanya seputar kejadian perkara, sementara itu ia menemui dokter forensik secara pribadi.
" Ini hasil visumnya, kami juga berhasil menemukan kartu kependudukan korban. Ia bernama Darren Purrel, dan ia berkewarganegaraan Luksemburg." Dokter Yuta menjawab selagi menunjukan barang yang ia dapat dari korban, " Bagaimana bisa ia datang dari Luksemburg dan dibunuh disini?" Wonwoo bergumam berfikir, ini cukup mengejutkannya, ternyata ia harus berurusan dengan warga negara asing.
" Kalian harus bersiap diri jika para jurnalis akan membuat berita tentang kematian WNA disini." Dokter Yuta memperingatkan, Wonwoo hanya menganggukkan kepala. Ia hanya tinggal menunggu hasil penelitian dari ponsel perempuan misterius itu dan segera menangkap sang pelaku agar kasus ini tidak berkepanjangan jika pihak korban tidak terima, apalagi korban dari negara lain.
Wonwoo keluar dari ruangan dan menemui sang komisaris yang terlihat frustasi, ia adalah orang yang mempromosikannya dari polisi divisi lalu lintas lapangan menjadi polisi penyidik. Park Jinyoung, sang kepala penyidik kepolisian Tokyo, dia berdarah campuran antara Korea dan Jepang, berbeda dengan dirinya yang asli keturunan Korea.
" Ia orang Luksemburg--" " Ya aku tau, dan aku meminta para wartawan sialan itu untuk sementara waktu tidak meliput berita ini agar tidak menggegerkan dunia." Jinyoung menjawab, ia memperhatikan para polisi yang berusaha mengusir para wartawan yang mengerubungi rumah sakit dinas ini. " Akan sulit menutupi kasus ini karena dia warga negara asing." Wonwoo mengatakan hal yang ada benarnya, tetapi Jinyoung hanya menepuk bahunya. " Karena kasus ini akan besar seiring berjalannya waktu, aku akan turut andil dan menambah personil dari divisimu. Kau cukup lakukan penyelidikan dan laporkan kepada kami."
" Baik."
Wonwoo berjalan menjauhi kerumunan wartawan dan memeriksa ponselnya, ia cukup terkejut dengan pesan masuk dari Lee Taeyong- si ahli tekhnologi- dari divisi tekhnologi informasi yang mengabarkan jika penelitian terhadap ponsel perempuan misterius itu telah usai. Wonwoo berpamitan kepada Park Jinyoung beserta sang wakil komisaris, Taigo Yuki, untuk kembali kekantor polisi.
Wonwoo mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang dan sampai kekantor polisi sekitar lima belas menit seusai dari rumah sakit dinas, melewati kota metropolitan yang relatif aman sebelum peristiwa aneh kemarin malam. Wonwoo sama sekali tidak mengerti, sejauh ini semuanya baik-baik saja, ia memilih menjadi polisi dinegara ini bukan tanpa alasan, ia ingin menjauhi masa lalu kelam dikota kelahirannya.
Wonwoo turun dari mobil dan sedikit berlari menuju kantor polisi, memasuki ruangan divisi Taeyong dan menemui pria yang sedang sibuk berkutat dengan penemuannya. Taeyong seketika mendongakan kepalanya ketika melihat Wonwoo, ia mengambil kertas print-printan hasil penelitiannya terhadap ponsel temuan Wonwoo dan menyerahkannya kepada detektif itu.
" Ini hasil penelitianku, berdasarkan basis data Internasional, pemilik ponsel ini adalah seorang wanita berusia kisaran 27 tahun dan berkewarganegaraan asing, ia berasal dari negara yang sama dengan kita, Korea Selatan." Tayeong menjelaskan selagi meminum kopi hitamnya, detik itu juga ekspresi Wonwoo berubah, itu artinya ia sedang menyelidiki kasus warga negara asing yang membunuh warga negara asing dinegara asing?
" Apa kau sudah menemukan namanya?" Wonwoo tetap mencoba bersikap tenang walau kepalanya rasanya ingin pecah, " Ya... berdasarkan keterangannya... ia seorang direktur departemen disebuah perusahaan interior, dan namanya adalah.....
Im Nayeon."
---
Penjelasan:
Saya mempublish cerita ini karena cerita ini adalah series cerita dengan alur yang paling maju diantara series cerita lain yang saya buat dalam satu universe, jadi akan ada beberapa cerita dengan tema alur mundur sebelum cerita ini. So, happy reading!🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous Activity: Clueless
ActionKasus yang ditangani oleh Wonwoo dan Sana mengantarkan mereka pada misteri masa lalu yang belum terungkap sampai saat ini. ( SELESAI)