Haiii! I'm back!😆
Sorry banget update nya cukup telat...😫 Semoga suka deh sama cerita kali ini,
tapi...ini cukup mature yah, semoga bijak dalam memilih bacaan yang tepat sesuai umur.
Oke, happy reading! Enjoy!🥳
____________________
"Ju, Lo pernah tuntasin keinginan Lo buat itu ga?" tanya Hesa ketika sudah masuk ke dalam mobilnya.
"Hah? Keinginan apa maksudnya?" tanya Juan tak paham. Juan memasang seatbelt nya saat Hesa bersiap melajukan mobilnya. Juan berniat untuk singgah di apartement Hesa hanya untuk sekedar bersantai ria sehabis lelahnya mengajar di kampus.
"Ya ngew* lah!"
"Heh! Lemes banget tu mulut.
"Lagian mau nganu sama siapa si." Sejujurnya Juan kaget mengapa Hesa tiba-tiba membahas hal yang sensitif, makanya ia pura-pura bodoh.
"Ya sama Rara lah, masa sama tetangga. Lagian 'kan kalian udah sah, apa salahnya coba?"
"Iya si, tapi 'kan... Lo tau sendiri kita jadi pasutri karena dijodohin, gue takutnya Rara nolak. Gimana kalo dia jadi gak nyaman setelah gue minta hal begituan? Susah loh untuk sampai di tahap ini, tahap yang akhirnya Rara bisa menerima gue sebagai suaminya." Juan mengeluarkan keluh kesahnya.
"Ck! Lo mah kaku amat. Mau gue bantuin gak?" Hesa Menaik turunkan alisnya.
"Bantuin gimana emang? Gue oke aja si, asal jangan aneh-aneh!" Dari tampangnya saja sudah tak meyakinkan, bagaimana ia bisa percaya ucapan Hesa. Tapi apa boleh buat, daripada punya ide sama sekali.
***
Tok tok tok!
"Permisiii." Rara mengetuk pintu apartement milik Hesa.
Saat Rara masih di kampus sore tadi, Juan menelpon dan memintanya untuk datang saja ke apart Hesa, selain karena Hesa yang mengundang, Juan juga berpikir jika Rara pulang ke rumah mereka, akan terasa sepi sebab Juan sepertinya akan lama berdiam di apart Hesa.
"Hallo Pak Hesa." Rara sedikit membungkukkan badannya dengan sopan ketika Hesa yang membukakan pintunya.
"Santai aja kali Ra, gak usah kaku-kaku amat wkwk. Kan Gue dah bilang kalo di kampus jangan panggil Pak, umur kita gak beda jauh 'kan, Juan juga sohib gue. Yuk masuk," ucap Hesa santai.
"Hehe." Rara hanya tersenyum kemudian mengikuti langkah Hesa. Rara masih saja malu-malu dengan teman-teman Juan meski sudah cukup lama kenal, itu karena memang Rara tak mudah berbaur.
Hesa langsung mengajak Rara masuk ke dalam ruang tengah, rupanya Hesa sudah menyiapkan segala sesuatunya agar nyaman, Juan pun sudah duduk manis di sofa.
Bayangkan saja, TV yang sudah di sambungkan dengan Netflix, camilan di atas meja yang begitu lengkap, tak lupa dengan buah-buahan yang sudah dipotong-potong. Diantara sofa dan meja ada sedikit jarak yang lantainya sudah dipasang karpet lembut berbulu yang terasa sangat nyaman sebab busa nya tebal yang membuat karpet terasa empuk. Jadi bisa nonton di tikar ataupun di sofa, yang pasti meja tak akan menghalangi TV jika kita duduk di lantai. Ditambah lagi cahaya lampu ruangan yang sudah diatur sedikit sedemikian rupa agar sesuai dengan suasana menonton Netflix, suhu ruangan pun sangat pas.
Yang Rara rasakan selain nyaman di dalam ruangan ini, Rara merasa suasana ini cukup...romantis? Entahlah."Eh Rara. Sini sayang duduk di samping aku," ucap Juan setelah menyadari kedatangan Rara.
"Sayang sayang! Gak usah bucin di depan gue!" sahut Hesa tak terima. Ia tahu Juan sengaja melakukan itu untuk memanas-manasi dirinya yang jomblo sejati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasutri Angetan || Jungwon One Shot
RomanceBerisi tentang berbagai kelakuan Juan dengan Rara, wanita cantik yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Harinya terasa campur aduk, kadang menyebalkan, kadang menyenangkan, menyedihkan, bahkan ada manis-manisnya juga. Sulit memang, satu atap dengan...