Haiii
Akhirnya aku kembali setelah sekian lama rehat
Maaf bangett ngilangnya terlalu lama :(
Sekarang baru bisa update lagi. Semoga suka yaaa. Happy reading!🥰
_________________________
"Ra, kok kamu masak?" Juan mendekati istrinya yang pagi-pagi sekali sudah memasak.
"Ini buat bekel Kila aja, barangkali di sana dia gak mau makan," ujar Rara.
"Tapi 'kan di sana juga pasti dimasakkin sama mamah."
"Iyaa, jaga-jaga aja. Mas 'kan tau sendiri Kila anak yang picky eater." Juan mengangguk mengiyakan.
"Ya udah, kalo kamu udah selesai, langsung siap-siap berangkat yah. Udah mandi 'kan? Kila juga udah dimandiin?" Rara mengangguk untuk semua pertanyaan.
"Makasih sayang. Mas ke depan dulu yah, mau manasin mobil," ucap Juan setelah mengecup puncuk kepala Rara.
Kemarin mereka membuat kesepakatan akan menitipkan Kila pada neneknya, lebih tepatnya orang tua Juan. Hari ini mereka berniat menghabiskan waktu berdua untuk merayakan hari valentine, sudah lama sejak terakhir kali mereka merayakannya sehabis menikah. Mungkin sudah sekitar dua tahun yang lalu.
***
Juan sudah memesan penginapan yang mereka bicarakan tempo hari, penginapan yang dihadapkan dengan view pantai yang memanjakan mata. Tentu saja Rara yang merekomendasikannya.
"Mas udah hubungin mamah belum? Tanyain dong Kilanya udah sarapan belum." Rara khawatir, sebab tadi mereka berangkat pagi-pagi sekali, bahkan ia memandikan Kila yang saat itu masih setengah mengantuk. Hal itu ia lakukan terpaksa karena harus check in penginapan di pagi hari, begitulah aturannya.
"Sayangg, kita baru nyampe loh, tenang ajaa, mamah pasti bisa handle kok, kita 'kan pernah beberapa kali nitipin Kila ke mamah." Rara mengangguk mengiyakan.
"Kalo udah selesai beresin barang, kita langsung ke pantainya aja yah." Mereka membooking paket komplit valentine, dimana pihak penginapan menyiapkan makan pagi, siang dan sore dengan menu yang berbeda-beda, bisa sesuai request pelanggan. Bahkan menerima segala macam bentuk surprise by request.
Di tepi pantai sudah tersedia dua kursi penicker sun dan meja bundar kecil yang di atasnya terdapat dua porsi makanan dan juga minumannya, plus payung yang bertengger cantik di tengahnya. Terlihat manis dan romantis, cocok dengan suasana sunrise saat ini. Mereka berduapun merebahkan tubuhnya di sana sebelum memulai sarapannya.
Pagi itu Juan dan Rara melakukan beberapa macam aktivitas santai yang mereka idamkan, seperti melihat sunrise, bermain air berdua di tepi pantai, meminum air kelapa sambil berteduh di bawah teriknya matahari, quality time saling berbincang berbagi isi hati, di kursi yang sama tentunya. Namun, tak dapat dibohongi, Juan dapat membaca gelagat Rara yang terlihat tidak sepenuhnya bahagia atas apa yang sudah mereka lakukan sedari tadi.
"Kamu lagi mikirin apa sayang, hm? Kok kayanya dikit-dikit kamu diem, sesaat tatapanmu kosong habis itu ceria lagi. Ada yang mau kamu sampai kah? Atau kamu gak enak badan?" Juan bertanya di tengah sesi mengobrol mereka.
Rara menggeleng, ia diam sejenak sebelum menjawab. "Sehat kok, aku gak kenapa-napa."
Juan diam, menunggu Raranya melanjutkan bicaranya. Ia tahu Raranya ingin menyampaikan sesuatu.
"Kayanya...aku salah deh mas."
"Hm?" Juan mengernyit tak paham.
"Gak seharusnya aku ninggalin Kila kaya gini.." Kini Juan paham, rupanya sejak pagi hingga kini yang ada di benak Rara adalah bagaimana keadaan anak mereka di sana.
"Sebenernya aku mau nyampein ini dari tadi, tapi takut mas kecewa, takut mas udah capek-capek nyiapin segalanya tapi aku malah ngeluh." Rara menunduk, ia merasa bersalah mengatakan hal itu.
"Heyy, sayang, mas akan turutin apa yang kamu mau kok, jangan ragu untuk minta sesuatu, apalagi ini valentine, udah selayaknya mas kasih kamu princess treatment. Tapi meski begitu, tanpa harus di hari valentine pun mas bakal lakuin apapun yang kamu mau selagi mas mampu kok." Juan berpindah dari kursinya menuju kursi Rara, menggenggam tangannya lembut.
"Dan lagi, yang harus selalu kamu ingat. Komunikasi itu hal penting dalam berumah tangga. Jangan sampe kamu memilih memendam hanya karena takut akan reaksiku, entah percakapan ringan maupun berat, sering-seringlah bangun komunikasi. Apalagi untuk hal yang menurutmu perlu diselesaikan. Paham 'kan sayang?" lanjut Juan. Begitu lembutnya Juan menasehati Rara, ia bersyukur akan hal itu.
Rara mengangguk-angguk kecil. "Sekarang, maunya gimana? Ngomong aja gapapa, mas gak masalah kok apapun keputusanmu," tanya Juan lagi.
"Aku...mau pulang aja deh mas kayanya. Tapi ini gimana, kita udah booking satu hari full masa di tinggalin gitu aja, kan sayang uangnya. Bahkan penginapannya belum kita nikmati," ujar Rara bimbang.
"Gapapaa, lain waktu kita bisa ke sini lagi kok, ajak Kila sekalian. Gak usah mikirin itu, 'kan uang mas banyak."Juan terkekeh. Sempat-sempatnya Juan bercanda, namun Rara terhibur atas ucapannya.
"Jadi...boleh 'kan sekarang pulang? Aku udah kangen sama Kila.." Rara menekan-nekan pelan jemari Juan memohon, membuat Juan yang melihatnya gemas sendiri.
"Bolehh sayangg. Yuk kita ambil barang-barangnya."
Akhirnya merekapun memilih kembali menuju tempat Kila berada. Sesampainya mereka di sana, Kila menghambur ke dalam pelukan Rara dengan riangnya.
"Bunda, kenapa lama banget perginya..Kila pengen main sama ayah bunda..." ucap anak kecil berusia empat tahun tersebut.
Rupanya, setelah Kila hadir di hidupnya. Yang Rara inginkan hanyalah keluarga yang saling melengkapi, saling mengisi kekosongan, saling memberi kasih sayang satu sama lain. Tak perlu menghabiskan waktu di luaran sana hanya untuk mencari kebahagiaan. Bahagianya ada di sini, di keluarga kecil ini. Juan, Rara, Kila. Semua Rara dirayakan, tanpa dalih hari spesial.
____________________
~ kkeutt ~
Makasiii yang udah baca😆, jangan lupa vote and comment yahh😚❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasutri Angetan || Jungwon One Shot
RomanceBerisi tentang berbagai kelakuan Juan dengan Rara, wanita cantik yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Harinya terasa campur aduk, kadang menyebalkan, kadang menyenangkan, menyedihkan, bahkan ada manis-manisnya juga. Sulit memang, satu atap dengan...