Hello! I'm back!
Happy reading😇. Enjoy!
____________________
"Sindi, kamu liat Pak Juan gak?" tanya Rara sembari berjalan. Mereka berdua sedang mencari tempat istirahat sebelum memasuki mata kuliah ke dua.
"Engga sih. Emangnya hari ini ada matkul Pak Juan yah?" tanya Sindi heran.
"Yaaa, gak ada sih," jawab Rara.
"Trus, kenapa kamu nanya? Ada keperluan?"
"Gak kenapa-kenapa. Cuma nanya aja." Rara tersenyum meyakinkan.
"Aneh," gumam Sindi.
Sama seperti biasanya, mereka akan memilih makan siang langsung ketimbang jajan, sebab untuk mengisi kekosongan perut di siang hari, yang memang seharusnya jadwal makan siang. Tapi kali ini, Rara tak bisa makan dengan tenang, ia merasa sesuatu terjadi pada Juan.
"Ra, kamu kenapa si, dari tadi bolak balik liatin hp mulu. Lagi nunggu kabar siapa?" Sindi merasa Rara tak fokus sejak awal, sebab ia sedari tadi berceloteh ria namun tanggapan Rara tak seperti biasanya.
"Em, enggak, gapapa." Rara memilih berbohong.
"Kamu jangan gitu deh, aku udah kenal kamu sejak lama yah, pasti ada sesuatu yang kamu sembunyiin 'kan?" Sindi sudah curiga sejak awal, meski begitu ia tidak bisa menebak apa yang Rara sembunyikan darinya.
"Eum... iya, memang ada yang ku sembunyiin, tapi aku gak bisa bilang sekarang, nanti pasti aku ceritain kok," jawab Rara resah sekaligus tak enak hati. Ia ingin menceritakan semuanya namun kondisinya tidak tepat, Rara amat khawatir pada Juan saat ini, sebab tak ada kabar sama sekali.
"Huh. Tega kamu." Rara tau Sindi tak serius marah padanya, namun ia tetap meminta maaf.
"Sin, aku harus pergi sekarang. Aku minta maaf banget gak bisa lanjutin makan siang bareng kamu." Rara terburu-buru membereskan sisa makanan serta barangnya.
"Eh tunggu-tunggu! Kasih tau yang satu ini plis, sekarang kamu mau ke mana? takutnya kamu ngilang gada kabar," cegat Sindi sebelum Rara benar-benar pergi.
"Mau cari Pak Juan. Aku permisi." Setelah itu Rara melenggang pergi.
"Pak Juan?" Sindi tenggelam dalam pikirannya.
***
Sebab Rara amat khawatir pada Juan adalah karena tak biasanya Juan seperti ini. Meski kelasnya tak ada mata kuliah Pak Juan pun biasanya Juan akan tetap berada dalam pandangannya, dalam artian Juan sering melewati kelasnya karena mengajar di kelas lain.
Namun kali ini berbeda, sejak pagi tak ada tanda-tanda keberadaannya, chat dan telpon Rara pun tak ada jawaban, bahkan Rara sampai bertanya pada dosen-dosen lain, mungkin saja mereka melihatnya, ternyata nihil, tak ada yang tahu dimana Juan berada, tentu saja hal itu membuat Rara semakin khawatir. Hingga akhirnya Rara teringat pada satu teman Juan yang sama-sama Dosen dan memang belum ia tanyakan perihal keberadaan Juan. Dia adalah satu-satunya orang kampus yang tahu hubungan sebenarnya antara Juan dan Rara.
"Permisi Pak Hesa." Rara menghentikan Pak Hesa yang sedang berjalan menuju ruang Dosen.
"Iya, kenapa Rara?"
"Eum...Pak maaf Rara mau tanya. Tau nggak yah, Pak Juan ada di mana?" tanya Rara ragu, sebab khawatir jawabannya akan sama seperti yang lainnya.
"Juan...Ada, di apartemen saya," jawab Hesa jujur, ia tak ingin berbohong pada istri sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasutri Angetan || Jungwon One Shot
Storie d'amoreBerisi tentang berbagai kelakuan Juan dengan Rara, wanita cantik yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Harinya terasa campur aduk, kadang menyebalkan, kadang menyenangkan, menyedihkan, bahkan ada manis-manisnya juga. Sulit memang, satu atap dengan...