3

6 0 0
                                    

Jam menunjukan pukul 04.10 sekara, segera bangun dari tidurnya, badannya rasanya sakit sekali, dan disini juga banyak sekali debu.

Sekara, merapikan alas tidurnya, lalu ia pergi menuju kamar mandi, sebelumnya ia melihat ke arah pintu kamar axel yang ternyata masih tertutup rapat.

Ia langsung saja mengambil air wudhu. Setelah selesai wudhu, ia langsung membaca alquran yang ia bawa dari kamarnya.

Tak lama azan shubuh berkumandang, ia segera merapikan alqurannya, dan segera menunaikan sholat shubuh, setelah selesai, ia membuat sarapan untuk axel, dan membersihkan rumah.

05.45 axel keluar dari kamarnya, dengan pakaian kantor lengkap, ia langsung duduk di meja makan. Sekara ingat apa yang dikatakan axel kemarin malam.

" sarapan anda sudah siap tuan, saya akan kembali ke kamar saya." Ucap sekara.

"Tunggu!, sepertinya jam masih menunjukan pukul 05:47, berarti masih ada waktu untuk kamu mencuci mobil saya. Saya pemilik perusahaan, tidak mungkin datang dengan mobil kotor seperti itu, saya minta kamu untuk segera cuci mobil saya, saya selesai makan, mobil harus sudah bersih. Tidak ada bantahan!" Titah axel.

Sekara sangat lelah pagi ini, ia tidak diberi istirahat sedikit saja. Ia pergi menuju basement, untung ia bisa menyetir mobil, jadi ia membawa mobil tersebut ke tempat cuci mobil di sebelah apartmen.

****

"Aku menyuruh mu untuk mencuci, bukan membawanya ke tempat cuci mobil." Ucap axel.

"Tapi, ini apartemen tuan, tidak mungkin saya mencuci mobil di apartemen ini, bisa dikatakan tidak waras saya." Ucap sekara.

Axel tiba-tiba saja mencengkram tangan sekara.

"Aww, tuan lepaskan sakit!" Ucap sekara.

"Kau, adalah penjamin hutang, itu artinya kau adalah pelayan. Apakah kau masih memiliki Rasa malu? Kau adalah pelayan, ingat itu." Ucap axel, menambah cengkraman pada tangan sekara.

"Dan satu lagi, jangan pernah kamu keluar dari apatemen ini, jika saya tau kamu keluar, saya akan bunuh kedua orang tua kamu." Ucap axel.

"Tapi bagaimana jika dalam keadaan genting?" Tanya sekara.

"Dengarkan perintah saya!" Axel pergi meninggalkan sekara.

Sekara menjatuhkan dirinya, ia menangis sejadi jadinya, mengapa takdirnya begitu rumit seperti ini, kesalahan apa di masa lalu yang ia perbuat.

"i miss you my family." Lirih sekara dalam tangisnya.

****

"Sekara!"

"Sekara, cepat!" Panggil axel pada sekara.

Sekara segera menuju panggilan axel, yang baru saja pulang, tapi ia tidak pulang sendiri, ia bersama seorang perempuan, perempuan yang sedang mengandung.

"Hai sekara, aku lorin, dan aku adalah pacarnya axel, dan aku sedang mengandung anak kami." Ucap Lorin, dengan smirk di wajahnya.

"K-kau, bagaimana bisa? Kau menikahi ku tapi menghamili perempuan lain?" Tanya sekara.

"Udik! Itu sudah menjadi budaya kami, karena budaya kami punya anak sebelum menikah itu boleh boleh saja." Ucap Lorin.

"Tapi agama kamu islam axel, allah ga suka kamu berbuat maksiat seperti ini." Ucap sekara.

"Ini bukan urusan kamu, saya tidak suka mendengar ceramah kamu!" Ucap axel, ia langsung membawa lorin ke kamarnya.

"Astagfirullah." Sekara tak akan membiarkan itu, bagaimana pun ia adalah seorang istri, ia harus mengingatkan dan mencegah suaminya berbuat maksiat.

"Tuan, saya mohon jangan melakukan maksiat." Ucap sekara mencoba membuat axel sadar.

"Tuan, saya mohon."

"Tuan!"

Namun nihil, sekara tidak bisa mencegahnya, hati dan jiwa nya terasa sakit dan sesak. Ia tak menyangkan akan sesakit ini.

The Guaranteed MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang