"Kala, kara. Ini ayah bawain makanan, maaf ya ayah lama, tadi ngantri soalnya." Ucap ayah mereka.
"Terima kasih ayah, makanan ayah mana?" Tanya sekara.
"Ayah udah makan di tempat." Ucap ayah.
Tidak, tidak mungkin ayah nya sudah makan, selama ini ayah selalu makan dengan bunda, dalam keadaan bunda yang sakit, maupun bunda yang sehat.
"Sekala tau ayah belum makan." Ucap sekala."Ayah masih kenyang nak." Ucap ayahnya.
"Ayah, ayah harus makan, makan punya kara. Kara udah makan drumah kok." Ucap sekara.
"Tidak, dimakan kamu saja, ayah masih kenyang." Ucap ayah.
"Tapi ayah."
"Nak, saat kita melihat orang yang kita cintai terbaring lemah, di atas ranjang rumah sakit, apapun yang kita makan rasanya akan sangat menyakitkan. Ayah bisa makan disini, tapi bunda kalian? Ia tidak bisa menemani ayah makan, ayah ingin makan ditemani bunda kalian." Ucap ayah mereka, pria itu menitihkan air mata.
"Ayah, bunda pasti sedih kalo ayah ga makan, kalo ayah ikutan sakit, siapa yang bakal jaga kak kara dari bajingan itu, cuma kita berdua yah, yang bisa jaga kak kara." Ucap Eje.
"Baik, ayah mau makan, tapi-"
"Maaf ayah, tidak ada tapi-tapian, sekara suapin ayah ya." Ucap sekara.
"Suapin gue juga dong kak." Pinta eje.
"Ga sudi, siapa gue lu." Ucap sekara bercanda.
"jahat santen kara." Ucap Eje.
"Iihh, ayah tuh Ejenya." Ucap sekara.
"Eje." Tegur ayah.
"Sorry santen kara." Ucap Eje.
"Iih, ayah." Sekara memeluk ayahnya, sementara eje tertawa, dan ayahnya hanya tersenyum.
Mereka pun makan bersama, sekara dan eje berebut menyuapi ayahnya, yang pada akhirnya ayah nya lah yang menyuapi mereka, mereka pun sambil tertawa tawa.
"Ya allah, rasanya aku tidak ingin kembali ke apartemen itu." Batin sekara
****
Saat sampai di dalam rumah, ia melihat suami nya sedang bermesraan dengan lorin.
"Sekara, kamu sudah pulang?" Tanya lorin, ia sengaja agar axel memarahi sekara.
Sekara hanya mengangguk, tapi kini axel berjalan ke arahnya, betapa terkejutnya ia dengan apa yang axel lakukan.
'Plak'
"Anda mau jadi jalang? Dasar wanita murahan, terlihat alim dan baik, nyatanya kamu seperti jalang di luaran sana." Ucap axel.
"Aku habis dari rumah sakit, ibu ku masuk rumah sakit." Ucap sekara, kini air matanya sudah meluncur ke pipinya.
"Bohong, pasti kamu berbohong kan sekara, kamu ga usah bohong seperti itu." Ucap lorin.
"Jangan ikut campur." Ucap sekara, menatap tajam ke arah lorin.
"Hey, berani sekali kamu, memang kamu siapa? Ingat kau hanya jaminan saja, disini aku tuan mu, dan dia juga harus kau hormati, karena dia wanita yang sangat aku cintai."ucap axel.
"Ayah ku berhutang padamu, bukan pada wanita itu." Ucap sekara, kemarin ia hanya diam, tapi mulai sekarang ia tak mau hanya diam.
"Wanita sialan!, kau sudah membuat ku murka, selama 1 minggu aku tidak akan memberi mu makanan, cari lah makanan mu sendiri, meski itu di tempat sampah. Karena wanita sampah seperti mu, tak pantas untuk hidup lebih lama." Ucap Axel.
"Maaf Tuan axel, tapi jika saya mati, anda yang rugi, tidak mungkin anda akan menjadikan adik saya istri anda sebagai jaminan bukan?" Ucap sekara.
"Kau memang seperti wanita murahan." Ucap axel.
"Aku? Wanita murahan? Lalu bagaimana dengan kekasih anda? Bukankah dia jauh lebih murahan?" Ucap sekara.
Plak
"Jaga ucapan mu! Jangan lewati batas mu." Ucap axel.
"I dont care." Sekara tak lagi mendengarkan axel, ia lebih memilih kembali ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guaranteed Marriage
PoetrySekara aurilta terpaksa menerima pernikahan dengan axel dramaxta, laki-laki blasteran belanda-inggris. ayah nya meminjam uang untuk biaya rumah sakit bundanya kepada pria arogan, pemaksa dan juga angkuh itu, yang sayangnya wajah nya sangat tampan. a...