Seperti biasa, sekara beribadah, lalu menyiapkan sarapan untuk axel, meskipun kali ini ada Lorin di apartemennya itu.
"Sayang, baby nya mau makan disuapin papanya." Ucap lorin manja, sekara memperhatikan interaksi keduanya dari sudut ruangan, yang tidak diketahui oleh keduanya.
"Sini, papa suapin ya sayang." Ucap axel, ia menyuapi lorin, lorin tersenyum manja.
"Kamu udah chek up kandungan?" Tanya axel.
"Belum, maunya di temenin kamu" ucap lorin.
"Maaf sayang, aku ada meeting." Ucap axel .
"Kamu meeting terus, suruh nathan gantiin kamu aja." Ucap lorin.
"Iya, nanti aku suruh nathan gantiin aku." Ucap axel.
Sekara meringis mendengar percakapan keduanya, ia merasa tak enak menjadi orang ketiga diantara keduanya, tapi apakah dia orang ketiga nya?
*****
Sekara menutup panggilan telpon dari adiknya, adiknya mengatakan bahwa ibu nya masuk rumah sakit lagi.
"Aku harus segera ke rumah sakit, tapi gimana izin sama axel? Aku aja ga punya nomor nya." Tanya sekara entah pada dirinya sendiri.
Setelah cukup lama berfikir, akhirnya ia menemukan ide, ide yang kemungkinan besarnya ia akan mendapat masalah.
Dengan berani ia menulis di secarik kertas, lalu masuk ke dalam kamar axel, ia tak sempat untuk melihat isi kamar axel, ia hanya langsung segera meletakan secarik kertas itu.
Setelah itu ia segera bersiap, untuk pergi ke rumah sakit. Dan lorin? Perempuan itu sedang tak ada di rumah, entahlah kuman itu pergi kemana.
****
Sesampainya di rumah sakit, ia langsung bergegas ke ruang rawat bunda nya itu.
"Dek, bunda bagaimana?" Tanya sekara pada Eje.
"Bunda, lagi di tangani dokter, tadi sebelum kakak kesini bunda sempat mengalami kejang-kejang." Ucap Eje.
"Ayah kemana?" Tanya sekara.
"Gue ga tau kak, baru aja ayah pergi. Ayah bilang, kakak suruh tunggu sampai ia kembali." Ucap Eje.
Sekara mengangguk, ia memberikan minuman favorite Eja, pada Eja.
"Nih buat lo." Ucap sekara."Thanks."
"Kak, lo bahagia sama axel?" Tanya Eje.
"Bahagia." Jawab sekara dengan berbohong.
"Gue tau semuanya! Tadi gue liat bajingan itu pergi sama perempuan, lagi hamil, mereka pergi ke dokter kandungan, disana gue denger pembicaraan mereka. Jelasin ke gue kak, gue adek lo." Ucap Eje.
"Lorin pacar axel, dia lagi hamil anak axel. Usia kandungannya 3 bulan, mereka ga menikah karena itu sudah jadi hal yang lumrah bagi mereka." Jelas sekara.
"Tapi kak, ini indonesia, ga seharusnya kelakuan mereka begitu, dan juga kenapa lorin mau aja?" Tanya Eje.
"Ga tau je, gue ga tau apapun, gue cuma menjalankan tugas sebagai istri, sampe akhirnya dia bunuh atau pun dia udah ga peduli sama gue." Ucap sekara.
"Dari awal dia emang ga peduli sama lo kak, dia ngelakuin ini semua buat nutupin kebusukan dia di mata orang tuanya, dia butuh jabatan dan fasilitas. Tapi orang tua nya ga setuju kalo dia menikah dengan lorin, dan lorin pun memang tidak mau menikah, dia tidak mau terikat dalam ikatan pernikahan." Ucap Eje.
"Kok lo lebih tau dari gue?" Tanya sekara.
"Sorry kak, sebelum pernikahan lo terjadi, gue nyelidikin semua hal pribadi tentang axel. Lo kan tau, gue bisa liat hal-hal yang ga bisa di liat manusia. Dan ada salah satu mahkluk itu yang cerita ke gue." Jelas Eje.
"Je, stop lakuin hal itu. Gue kakak lo, dan gue ga suka hal itu." Ucap sekara.
Eje mengangguk. Tak lama ayah mereka datang membawa bingkisan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guaranteed Marriage
PoetrySekara aurilta terpaksa menerima pernikahan dengan axel dramaxta, laki-laki blasteran belanda-inggris. ayah nya meminjam uang untuk biaya rumah sakit bundanya kepada pria arogan, pemaksa dan juga angkuh itu, yang sayangnya wajah nya sangat tampan. a...