Chapter 2 (Fake Life)/ Part 4: Adaptasi

3 0 0
                                    

Di markas Peacekeeper Yay, Raesya dipertemukan dengan pemimpin kelompok Peacekeeper Yay, yaitu seorang pria tua bernama Dilan yang terlihat mirip Palpatine (yang diperankan oleh aktor Ian McDiarmid) dari film Star Wars.

"Jadi ini yang namanya Dilan. Aku kirain dia bakal mirip kayak Dilan yang dari film itu," kata Raesya dalam hati.

"Senang bertemu denganmu, Raesya. Aku dengar dari salah satu petugas kalau kamu datang dari kota sebelah untuk memecahkan sebuah kasus. Aku akan membantu dengan senang hati," kata Dilan.

Bahkan cara bicara dan nadanya sangat mirip kayak Palpatine waktu dia memanipulasi beberapa karakter di Star Wars, pikir Raesya.

"Selain sebagai polisi dan detektif, apa lagi pekerjaanmu, Nak?" tanya Dilan.

Raesya langsung terkejut.

"Apa anda baru saja manggil saya 'Nak?" tanya Raesya.

"Kamu nggak perlu bicara ke aku kayak kamu bicara ke orang biasa, Raesya. Bicara saja seperti biasa. Aku akan selalu membantumu, Raesya," kata Dilan.

"Dia kelihatan lebih ramah daripada Palpatine. Semoga aja dia nggak manipulasi aku kayak si Palpatine di Star Wars," kata Raesya dalam hati.

"Apa kamu bekerja sendiri, atau kamu ada bantuan untuk menyelidiki kasus ini?" tanya Dilan.

"Aku punya temen yang namanya Rizky Fernanda. Dia suka bantuin saya, tapi dia lagi sibuk menyelidiki di tempat lain," kata Raesya.

"Aku mengerti," kata Dilan. "Sebelumnya aku tanya ke kamu, kamu pekerjaannya apa selain jadi polisi dan detektif?"

"Nggak ada. Aku paling bisa main badminton atau yang lainnya. Aku sebenernya juga bisa memimpin sebuah tim kalo saya lagi mau," kata Raesya.

"Kayaknya aku tau orang yang cocok buat jadi rekan kamu selama penyelidikan ini," kata Dilan.

"Beneran?" tanya Raesya.

"Iya. Namanya Maliki. Dia salah satu orang yang punya hubungan baik dengan kelompok Peacekeeper Yay. Dia jago futsal, olahraga, bahkan dia juga ikut paskibra," kata Dilan.

Raesya pun baru tahu kalau ternyata paskibra juga ada di dunia Gasol.

"Aku penasaran banget buat ketemu sama Maliki ini," kata Raesya.

"Tentu saja, Raesya. Dia tinggal di perumahan yang nggak jauh dari sini," kata Dilan.

"Boleh aku minta alamatnya kalo kamu tau?" tanya Raesya.

"Boleh banget. Kenapa nggak?" kata Dilan.

Dilan mengambil sebuah kertas dari laci mejanya. Dia memotong kertas jadi lebih kecil, lalu dia menggunakan pulpen untuk menulis alamat tempat tinggal Maliki. Setelah menulis, Dilan memberikan kertas itu kepada Raesya.

"Itu alamatnya. Kamu butuh sesuatu lagi?" tanya Dilan.

"Enggak, makasih. Ini udah cukup," kata Raesya.

"Kalo butuh bantuan lagi, bilang aja ke aku, Nak," kata Dilan sambil tersenyum.

Rasya pun keluar dari markas Peacekeeper Yay. Saat berada di depan markas, Raesya memasukkan alamat tempat tinggal Maliki ke handphone teleportasi nya. Kemudian, Raesya memencet tombol "Ok" dan dia pun langsung berteleportasi.

Raesya muncul di depan sebuah rumah. Rumah itu terlihat seperti rumah perkampungan yang ada di Jakarta. Raesya berjalan ke teras rumah itu, lalu dia mengetuk pintu yang ada di teras itu.

Setelah menunggu agak lama, Raesya mengetuk pintunya lagi. Namun tidak ada yang membukakan pintu.

"Nyari siapa, Pak?" tanya sebuah suara.

Raesya berbalik dan melihat seorang laki-laki di belakangnya. Raesya terkejut saat melihat laki-laki itu sangat mirip sekali dengan Ilham Al Amin, presiden Indonesia saat ini.

"Eh, saya lagi nyari orang yang namanya Maliki. Apa bener dia tinggal disini?" tanya Raesya.

Tiba-tiba, laki-laki yang mirip seperti Ilham Al Amin itu tertawa. Raesya pun kebingungan.

"Apa ada yang lucu?" tanya Raesya.

"Iya sih, tapi sebenernya aku nggak mau ketawa. Cuma kamu lucu aja karena nggak tau Maliki itu kayak gimana orangnya," kata laki-laki itu.

"Saya bukan dari daerah sini. Jadi saya nggak tau Maliki itu orangnya kayak apa," kata Raesya.

"Kalo kamu nggak tau, biar aku kasih tau. Sebenernya aku itu Maliki, orang yang kamu cari dari tadi," kata laki-laki itu.

"Ohhh," kata Raesya.

"Jadi kamu ada perlu apa?" tanya Maliki.

"Aku lagi nyelidikij kasus menghilangnya beberapa Carnoid. Aku yakin kamu sudah tau tentang Carnoid," kata Raesya.

"Sudah pasti aku tau. Aku punya satu yang namanya Billy," kata Maliki.

"Tunggu dulu. Kamu bilang namanya siapa?" tanya Raesya.

"Billy," jawab Maliki.

Saat mendengar nama Billy, Raesya merasa tidak asing dengan nama itu.

"Apa ada yang salah?" tanya Maliki.

"Oh, nggak kok. Nggak ada. Aku cuma baru tau ada Carnoid yang namanya Billy," kata Raesya.

"Hmm, begitu. Kalo begitu, aku mau masuk dulu. Nanti aku akan bantuin kamu. Aku mau istirahat dulu sekarang. Aku habis ada ekskul di sekolahku," kata Maliki.

"Kamu masih sekolah? Kamu kelas berapa?" tanya Raesya.

"Kelas 11," jawab Maliki. "Aku masuk dulu. Bye."

Tanpa berkata apapun lagi, Maliki berjalan ke teras rumahnya dan menggunakan kunci untuk membuka pintu. Setelah membuka pintu, Maliki pun masuk ke dalam rumahnya, lalu menutup pintunya lagi.

"Oke. Kayaknya aku harus pergi dulu terus balik lagi kesini," kata Raesya.

Tiba-tiba, terdengar suara Polisi Kop.

"Esa, Esa! Ini aku."

"Ya, aku sudah tau, Polisi Kop. Aku bisa denger kamu," ujar Raesya.

"Aku denger tadi kamu nyebut nama Billy. Apa dia ada disana juga?" tanya Polisi Kop.

"Kayaknya iya. Disini dia dimilikin sama seseorang yang namanya Maliki. Bukan orang beneran kayaknya, tapi avatar AI," kata Raesya.

"Baiklah. Lanjutkan saja misinya. Kalo kamu kecapekan, kamu bisa sudahan dulu," kata Polisi Kop.

"Di dunia nyata sudah jam berapa sekarang?" tanya Raesya.

"Setengah sebelas," jawab Polisi Kop.

"Biar aku lanjutin sampe jam dua belas," kata Raesya.

"Oke, Esa. Oh, iya. Kamu harus ingat, pasti nggak ada satupun orang di Gasol yang tau kalo dunia mereka itu cuma simulasi. Kamu harus beradaptasi disana. Jangan kasih tau siapapun kalo dunia itu nggak nyata kecuali kalo keadaannya mendesak," kata Polisi Kop.

"Aku nggak akan kasih tau mereka. Aku bisa jaga rahasia," kata Raesya.

"Bagus, Raesya. Aku tau kamu bisa diandalkan," ujar Polisi Kop.

"Makasih," kata Raesya.

Lalu, suara Polisi Kop pun tidak terdengar lagi. Raesya memutuskan untuk pergi ke tempat lain yang ada di Gasol.

BERSAMBUNG...

Raesya, Rizky Dkk, dan AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang