---------------------------------
Seminggu Kemudian
---------------------------------
Diki selesai mandi dan melihat Raka baru pulang dari kampus sekitar jam 9 malam. Raka kelihatan kelelahan dan berbaring di sofa rumahnya. Tasnya yang berat tergeletak di lantai, kemeja yang dia pakai kusut dan wajahnya yang berkeringat membuatnya tampak benar-benar kelelahan.
"Udah makan?" tanya Diki.
"Udah tadi dapet nasi kotak" jawab Raka sambil menghela nafas.
"Jangan tidur di sofa, tidur di kamar lo aja" ucap Diki, mengingat kamar tamu sudah dia pinjami ke Raka. Tapi karena sibuknya urusan penelitiannya Raka jarang pulang kerumah, hanya 2-3 kali dalam seminggu ini.
"Kalo kerjaan lo emang banyak banget di kampus, kenapa lo gak ngekost aja dekat kampus Rak. Lo udah capek disana dan bakalan nambah capek lagi jalan pulang kesini," ucap Diki.
"Ya gue butuh temen Dik. Gue gak bisa sendirian, gak nyaman" jawab Raka dan membuka kancing kemejanya karena gerah. Dadanya terlihat dan Diki mengalihkan pandangan dari daging tebal itu.
"Tidur di kamar lo sana, ada AC kan?"
Diki mendekat dan menarik tangan Raka. Tapi jelas Raka lebih berat mengingat tulang dan dagingnya lebih banyak. Diki malah tertarik ke arahnya. Entah settingan sinetron apa itu, tapi tubuh baru mandi Diki menimpa tubuh bau keringat Raka. Handuknya jatuh dan dia hanya menggunakan celana dalam di selangkangannya. Diki terjatuh keatas tubuh Raka dan mereka menempel.
"Ayo mesum ya lo.." bisik Raka yang hanya diam saat Diki terbaring diatas tubuhnya.
"Sorry gak sengaja" Diki ingin berdiri tapi Raka malah memeluknya. Pelukan kencang yang mengunci Diki tak bisa kemana-mana. Suhu badan mereka menyatu, aroma mereka juga berbau ditambah helaan nafas senada yang mesra membuat mereka terbawa suasana.
"Badan lo wangi snfff" Raka mencium bahu Diki "Begini aja kita sampe besok pagi, gue pengen pelukan"
"Rak, udah, gue pengen pake baju. Elo juga harus istirahat" bisik Diki berusaha memegang kesadarannya.
"Kenapa pake baju? gue lebih suka lo telanjang begini. Lagian kalo malam ini gue gak istirahat untuk bisa deket sama lo gue gak papa" Raka mendekatkan bibirnya ke bibir Diki.
Diki menolak, berusaha berdiri tapi dia sadar kalau kejantanannya juga terlanjur berdiri. Diki memang sudah kepalang nafsu, tapi dia harus menahannya. Jangan tergoda, Raka hanya masa lalunya. Tak perduli seberapa menggiurkan wajah dan tubuh itu.
"Udah tegang aja tuh" ejek Raka sambil memegang paha Diki "Pengen gue lemasin gak?" Ucapnya dengan wajah memancing syahwat.
"Rak, gak dulu" Diki melompat ke samping, memakai handuknya lalu kembali ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARAKASAK (HADIAH)
AcakKumpulan Oneshoot / Event Story Cerita disini didapat dari custom/request pembaca yang author bakalan buka kalo ada event tertentu. Selamat untuk yang ceritanya terpilih. Buat yang mau dibuatin custom juga GRATIS, silahkan tunggu event berikutnya.