Chapter 2

57 0 0
                                    

Sebuah mobil sedan berwarna putih melaju di jalanan yang cukup ramai. Mobil itu dikemudikan oleh wanita berkulit sawo matang tadi. Azriel dan Devita yang menjadi penumpang mobil tersebut duduk di kursi belakang.

"Oh ya, aku ingin tahu nama kalian siapa?" ucap wanita itu sambil fokus memperhatikan jalan.

"Namaku Azriel Irvana. Panggil saja Azriel."

"Namaku Devita." balas Devita dengan nada kesal.

"Sepertinya kau merasa tidak senang, ya." ucap wanita itu.

"Tentu saja! Seharusnya aku ada jadwal pemotretan hari ini. Tapi karena mbak, aku malah menyatu menjadi raksasa dan harus bertarung melawan raksasa kahyangan. Sekarang, aku malah disuruh ikut bersamamu." Devita mengutarakan kekesalannya.

"Aku mengerti kekesalanmu. Tetapi, seperti yang sudah kukatakan, urusan ini sangat penting, menyangkut keselamatan dunia. Jadi, ini lebih penting daripada pemotretanmu." balas wanita itu.

"Astaga!" Devita pasrah.

"Ngomong-ngomong, aku belum tahu namamu. Namamu siapa?" tanya Azriel.

"Merisia Aloysius. Cukup panggil aku Merisia."

Mobil itu terus melaju. Beberapa menit kemudian, mobil itu sampai di sebuah bangunan. Mereka bertiga turun dari mobil. Tidak lupa, wanita berkulit sawo matang yang bernama Merisia itu mengambil kubus yang disimpan di dalam bagasi mobilnya.

"Ayo!" ucap Merisia.

Azriel dan Devita mengikuti Merisia masuk ke dalam bangunan tersebut. Di dalam bangunan itu, ada banyak peralatan dan barang kuno yang berumur sangat tua. Orang-orang di tempat itu terlihat sedang meneliti barang-barang kuno tersebut.

"Ini tempat apa?" tanya Azriel.

"Kantor arkeologi. Kita akan bicara di ruang kerjaku." jawab Merisia.

Mereka bertiga berjalan menuju ruang kerja Merisia. Ketika sampai di sana, Merisia mempersilahkan Azriel dan Devita masuk. Mereka pun masuk ke dalam, lalu duduk di kursi yang terletak di depan meja kerja Merisia. Merisia meletakkan kubus yang ia bawa pada rak barang di samping meja kerjanya, lalu duduk di kursinya.

"Baik, aku mulai dari kubus itu. Kubus itu disebut Colossaloid Core. Kubus itu digunakan untuk menampung kekuatan Colossaloid dan mengalirkannya kepada pengguna yang tepat. Kekuatan itu diciptakan untuk melawan raksasa kahyangan." Merisia mulai menjelaskan.

"terus, kenapa kami bisa jadi pengguna yang tepat?" tanya Devita.

"Kalau itu penjelasannya akan panjang. Akan kujelaskan dari latar belakang kekuatan Colossaloid tercipta. Sebenarnya dunia ini terjebak dalam sebuah siklus. Dimana ketika di dunia ini semakin banyak manusia yang kehilangan moral serta melakukan dosa dan kerusakan, maka para malaikat kahyangan akan mengembalikan dunia ini ke awal, kembali ke keadaan dimana tidak ada peradaban apapun di dunia. Itu adalah takdir yang diterima dunia ini."

"Apa?!" Azriel dan Devita terkejut.

Azriel mengingat bagaimana raksasa kahyangan yang tadi dia lawan pernah berkata mengenai siklus. Sekarang, dia mengerti apa maksud perkataan raksasa kahyangan itu.

"Jadi, itu yang dimaksud dengan siklus." gumam Azriel.

"Para malaikat kahyangan menggunakan kemampuan untuk berubah menjadi bentuk raksasa yang disebut Evoloid atau biasa kalian kenal dengan raksasa kahyangan untuk melakukan itu. Jadi, serangan para malaikat kahyangan ke Bumi saat ini bukan sekedar menghancurkan kota saja. Mereka sedang mengembalikan dunia ini ke awal. Karena siklus tersebut adalah takdir, jadi mereka berusaha menjaga siklus tersebut agar tetap berlangsung."

Break The Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang