Chapter 4

46 0 0
                                    

Akibat serangan pamungkas Hares yang dilancarkan saat pertarungan melawan Azriel dan Devita, banyak sekali gedung serta bangunan lain yang hancur dan banyak korban tewas yang berjatuhan. Namun ajaibnya, ada beberapa korban yang berhasil selamat. Salah satu diantaranya adalah Yuna, bibinya Azriel. Korban selamat pun segera dirawat di rumah sakit.

Di salah satu kamar rumah sakit, Azriel sedang tertunduk di samping bibinya yang terbaring tidak sadarkan diri. Wajahnya tampak murung dan ada kesedihan dalam dirinya. Ia masih terpukul atas apa yang terjadi pada bibinya.

"..."

"Aku jadi ikut sedih, Azriel." ucap Devita.

"Ya..." balas Azriel dengan lesu.

"Semoga bibimu bisa lekas sembuh!"

"Ya..."

Sesaat kemudian, smartphone Devita berbunyi dan saat diperiksa ternyata ada panggilan dari ibunya yang sedang bekerja di luar kota. Devita pun pergi keluar kamar rumah sakit untuk mengangkat panggilan dari ibunya.

"Devita, kamu tidak apa-apa, kan?! Ibu dengar di sana muncul raksasa kahyangan lagi." tanya Lena dengan nada khawatir.

"Devita tidak apa-apa, bu." jawab Devita.

"Syukurlah! Ibu akan jemput kamu. Kamu pindah untuk sementara waktu. Di sana lagi ga aman." ucap Lena.

"Tidak usah, bu!" balas Devita.

"Tidak usah kenapa?! Kamu tahu di sana lagi ga aman. Nanti kalau kamu kenapa-kenapa bagaimana?!" tanya Lena dengan nada heran.

"Em... Devita masih ada urusan penting."

"Urusan penting apa?!"

"Em... Nanti saja jelasinnya. Sudah dulu ya, bu."

"Tunggu-"

Devita menutup panggilan dari ibunya. Mendengar ibunya akan menjemput dirinya untuk pindah, Devita memikirkan hal tersebut. Memang jika Devita pindah itu membuatnya aman, tapi itu akan menyulitkannya untuk berubah menjadi Colossaloid jika raksasa kahyangan muncul.

"Huh... bagaimana ini?" ucap Devita.

Merisia datang untuk melihat keadaan bibinya Azriel.

"Bagaimana keadaan bibinya Azriel?" tanya Merisia.

"Dia masih belum siuman." jawab Devita.

"Begitu, ya. Syukurlah dia bisa selamat. Tidak dapat dibayangkan jika Azriel kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki." ucap Merisia.

"Benar." timpal Devita.

"Sepertinya kau sedang memikirkan sesuatu."

"Ibuku akan menjemputku untuk pindah sementara." ucap Devita.

"Ah, itu akan cukup merepotkan. Nanti aku akan cari cara untuk mengurus masalah itu." balas Merisia.

Kemudian, Merisia masuk ke kamar tempat bibinya Azriel di rawat. Merisia merasa iba ketika melihat Azriel yang sedang dalam keadaan terpukul.

"Aku turut prihatin atas apa yang telah menimpa bibimu." ucap Merisia.

"Ternyata aku tidak bisa melindungi dunia... bahkan aku tidak bisa melindungi keluargaku sendiri." balas Azriel dengan nada lesu.

"Kau sudah berusaha keras. Jangan berpikir buruk terhadap dirimu!"

"Tapi aku sudah berusaha! Kenyataannya tetap saja masih ada orang-orang yang menjadi korban, termasuk bibiku. Meskipun aku punya kekuatan, aku tetap tidak bisa melindungi orang-orang dan keluargaku." Azriel meluapkan perasaannya.

Break The Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang