06.

437 36 5
                                    

Doyoung hanya bisa terdiam setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Jeongwoo, jujur saja dirinya bingung harus bersikap seperti apa.

Disatu sisi dirinya ingin Yoshi bahagia dengan pasangan barunya namun disisi lain dirinya kasihan melihat Hyunsuk yang masih terpuruk bahkan setelah hampir dua tahun sejak kejadian itu.

Pemuda Kim itu menghela nafasnya pelan, dirinya hanya akan mendoakan yang terbaik untuk mereka semua, dan berharap tidak ada lagi yang sakit hati akibat cinta segitiga meskipun ia tahu itu tidak akan terwujud karena ada tiga orang lagi yang mulai menunjukkan jika mereka terjebak dihubungan cinta segitiga.

Oh ayolah sebenarnya ada apa dengan para sahabatnya, Doyoung lelah dengan dialy triangle love yang sudah terjadi beberapa kali diantara para sahabatnya.

Beralih pada Jihoon, kini pemuda itu tengah sibuk memeluk tubuh Yoshi dari samping, Jihoon bahkan melakukan kemesraan itu didepan teman-temannya yang lain.

"Ji, kita masih dimarkas" ucap Yoshi yang merasa tidak enak dengan sahabatnya yang lain yang sesekali menatap kearah keduanya dengan sedikit tertawa.

"Terus? Jaehyuk Asahi terus Junghwan Mashiho aja udah biasa bucin disini" ucap Jihoon yang menggesekkan dahinya pada bahu sempit milik Yoshi.

Yoshi menghela nafasnya lalu sedikit mendorong tubuh Jihoon, "Nanti kita cuddle dirumah, jangan disini"

Ekspresi Jihoon berubah menjadi sumringah, "Janji ya chi? Kita cuddle sambil nonton terus makan pizza!"

Yoshi tersenyum melihat Jihoon yang bersemangat, dirinya menganggukkan kepalanya menyetujui ide milik kekasihnya itu.

"Iyaa, jadi sekarang jangan mesra-mesraan dulu yaa" Ucap Yoshi sembari mencubit pipi milik Jihoon.

"Siap tuan putri" Jihoon kemudian memilih untuk mengobrol dengan Jaehyuk, menanyakan tentang kelanjutan rencana pemuda itu tentang pertunangannya dengan Asahi.

Sementara Yoshi memilih untuk bermain ular tangga bersama dengan Jeongwoo Haruto dan Yedam.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, perlahan satu persatu dari mereka pergi dari markas karena masih ada hal yang harus dikerjakan ataupun memang hanya ingin pulang kerumah.

Sama halnya dengan Jihoon dan Yoshi yang akhirnya memilih untuk pamit setelah Jihoon terus meminta Yoshi untuk segera pulang.

Padahal biasanya Jihoon bisa betah berada dimarkas sampai tengah malam sekalipun.

Keduanya sudah berada diatas motor dan Jihoon dengan kecepatan normal membelah kota untuk pulang kerumahnya sendiri.

Mereka tidak bisa kerumah Yoshi karena Yoshi bilang ibunya akan pulang dari perjalanan bisnis malam nanti.

Ya, masih ada satu kebohongan yang Yoshi simpan. Dirinya masih belum memberitahu ibu dan kakaknya soal hubungannya dengan Jihoon.

Tapi Yoshi berjanji akan jujur tentang hubungannya setelah Yoshi benar-benar jatuh cinta dengan Jihoon.

Egois mungkin, tapi Yoshi memang sesekali masih membayangkan adanya Karina bahkan ketika dirinya sedang bersama Jihoon.

Namun tentu saja Yoshi terus berusaha agar bayang-bayang Karina bisa hilang dari kepalanya dan dirinya pun berharap Jihoon akan terus menunggunya.

Lampu jalan berubah menjadi merah, Jihoon memelankan laju motornya kemudian berhenti tepat dibelakang garis penyebrangan.

"Nanti kamu mau nonton apa?" Tanya Jihoon dengan nada lembut sembari menarik pelan salah satu tangan Yoshi untuk ia genggam.

"Hmm... Horor??" Jihoon melirik kearahnya dengan ekspresi sinis, "Kamu kan tau aku takut chii"

Yoshi tertawa pelan, "Ada film yang lagi pengen kamu tonton?" Tanya pemuda manis itu kemudian mengubah posisinya menjadi memeluk Jihoon dari belakang.

[01] 𝓑𝓮𝓼𝓽𝓕𝓻𝓲𝓮𝓷𝓭 || 𝓙𝓲𝔂𝓸𝓼𝓱✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang