Aku mengikat tali sepatu ku dan berlari turun ke lantai bawah, karena calum sudah berada di perkarangan rumah ku. Aku tidak ingin dia menunggu ku lama.
"MOM!!" Aku berteriak mencari keberadaan ibu ku. Pasti dia sudah sibuk dengan benda berwarna hijau yang bermetamorfosis. Ia selalu sibuk dengan pekerjaan nya yang satu sampai tidak mengurus anak nya karena terlalu sibuk dengan benda hijau itu.
Karena tidak ada jawaban apapun dari ibuku. Aku pun langsung berlari ke luar rumah. Benar, calum sudah berada di sana. Di dekat mobil hitamnya.
Dia bersidekap dengan tampang yang datar. Apa aku membuat dia menunggu lama? Ya tuhan, maafkanlah aku, cal.
"Hey" sapaku padanya. Dia menatap ku datar saja. Tanpa ekspresi atau senyum selamat pagi untukku? Ini pagi yang sangat buruk.
Dia berjalan menuju ke dalam mobil nya meninggalkanku yang termenung di luar sini tanpa di bukakan pintu? Poor calum.
Aku pun membuka pintu mobilnya dan menutup nya setelah aku sudah duduk di jok mobil milik calum. Calum menginjak pedal gas nya dan mobil ini pun membawa kita ke tempat yang bernama sekolah itu.
Hening menyelimuti kita berdua, tidak ada dari kita yang membuka mulut masing-masing. Ntahlah, aku malas membuka mulutku sedikitpun. Meski begitu aku bicara tetap saja calum diam bagaikan mayat yang hidup.
-
Kita sudah berada di tempat parkiran mobil di sekolah ku. Aku membuka pintu mobil dan langsung menurunkan kaki ku dari mobil terkutuk ini. Tapi, saat aku hendak berdiri pergelangan tanganku di cekat oleh tangan besar yang bisa aku tebak itu adalah milik calum. Siapa lagi?
"Mau kemana?" Tanyanya datar, aku memutar bola mata malas menanggapi pertanyaan konyol calum di pagi hari ini.
"Ya, masuk ke kelas lah. Mau kemana lagi?" Ucapku malas sambil mencoba melepaskan pergelangan tanganku yang di cekat oleh nya.
"Ya aku tahu itu. Tapi aku ingin meminta ciuman selamat pagi mu padaku" dia menaik kan kedua alisnya sambil tersenyum miring. Apa maksudnya? Tadi dia sangat datar padaku dan sekarang malah minta ciuman selamat pagi.
Aku cepat-cepat mendekatkan bibirku pada bibirnya dan melepaskannya secepat kilat. Dia memanyunkan bibir bibir bawahnya dan aku pun mengkerutkan dahiku.
"Apa?" Tanya ku
"Masak cuma segitu" ucapnya masih dengan gaya ngambek ala anak kecilnya. Oh kau harus tahu di saat ini dia sangat lucu.
"Itu sudah cukup, cal. Ini masih pagi" ucapku sambil tersenyum manis padanya. Kenapa aku tiba-tiba seperti ini? Dia memang selalu membuat aku gila dalam satu waktu sekaligus.
"Tapi itu kurang, kau hanya men--" aku kembali mencium bibirnya. Ciuman yang keduanya ini lebih lama dari ciuman tadi dari apa yang ia mau.
Aku melepaskan tautan kita karena aku sudah tidak bisa bernafas lagi "itu sudah cukup" ucapku. Dia tersenyum penuh kemenangan. Kita berdua pun keluar dari mobil saksi dimana aku dan calum berciuman di pagi ini.
Calum menggenggam tangan ku erat seakan tidak mengizinkan aku melepaskan nya. Ntah kenap tangan besar calum begitu pas dengan tangan mungil ku. Aku menatap tangan calum yang terus menggenggam tangan ku dan aku mengalihkannya pada wajahnya. Dia sangat tampan dari sini.
-
Bel berbunyi pertanda aku harus keluar dari ruangan terkutuk ini yang dinamakan kelas. Aku cepat-cepat membereskan buku-buku ku. Setelah semuanya beres seperti yang aku mau.
Aku langsung keluat dari ruangan yang sedari tadi ingin aku tinggalkan karena ulah guru yang berceramah dan itu membuat aku ingin menendangnya ke kutub utara. Dia sangat membosankan.
Pelajaran yang ia berikan sama saja setiap hari, tidak ada yang berubah. Bagaimana ku tidak bosan?
Aku menunggu calum di parkiran di mana mobil nya terparkir sempurna. Aku berdiri di dekat pintu sambil melipat tanganku di depan dada. Menunggu adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidup ku.
Aku mengecek jam tangan yang aku pakai sudah lima belas menit aku menunggu disini dengan perasaan yang sangat dongkol. Calum kemana sih? Dia menyuruh ku untuk menunggunya disini tapi apa?
Kenapa aku tidak menghampirinya ke kelasnya! Bodoh, aku memang sangat bodoh. Daripada aku disini tidak jelas.
Aku langsung melangkahkan kaki ku ke arah dimana kelas calum berada. Kenapa tiba-tiba perasaan ku tidak enak seperti ini? Rasanya ada yang menyuruh ku untuk berhenti untuk tidak kedalam kelas calum. Ada apa sih denganku?
Aku sudah berada di depan kelas calum dengan pintu yang sedikit tertutup. Apa calum sudah keluar dari sini? Aku membukanya perlahan dan apa yang aku lihat!
Pria yang aku tunggu sedari tadi aku tunggu sedang bercumbu dengan perempuan lain. Dadaku naik turun tidak kuat melihat apa yang ada di depanku saat ini.
Aku langsung berlari secepat yang aku bisa dari tempat terkutuk itu dengan air mata yang mulai terjatuh membasahi pipiku. Aku mendengar nama ku di panggil oleh nya. Calum.
"CHARISS!!" Aku tidak menghiraukan panggilan nya. Sekarang aku hanya ingin sendiri dan menangis sekencang-kencang nya. Hati ku rasanya sakit.
Rasanya bagaikan di tancap oleh pedang yang runcing nan tajam.
To be continued...
================