Xavier mengetuk meja, ia mendesah bosan ia menatap keluar jendela melihat rintikan air hujan yang deras, sesekali ia lihat petir menyambar.
"Xavier, perhatikan pelajaran" Kini pandangan Xavier bukan lagi di kaca jendela, ia melihat gurunya didepan, Dr. Rooney.
Mata biru nya menatap bosan pelajaran yang ada di depan nya, ia memilih untuk melihat ke teman sebangku nya, Fredrinn.
Entah perasaan terkutuk apa yang Xavier rasakan, jantung nya berdebar kencang saat Fredrinn mulai tersenyum, ia tahu walau senyuman itu bukan untuknya namun itu terlihat indah dimata Xavier.
Entah berapa lama pelajaran kimia dari Dr. Rooney, kini saatnya pulang sekolah, langit berwarna jingga dengan matahari ditengahnya, indah.
"Kau sedang apa melamun? " Kaget salah satu teman nya.
"Melissa.. Kau mengagetkan ku" Xavier membalikan badan melihat teman sekelas nya yang sudah di belakangnya.
Sifat dan perilaku Melissa memang seperti anak kecil namun kepintaran Melissa cukup bisa di pertimbangkan.
"Tidak baik jalan sambil melamun, kau tak takut tiba-tiba kau ke tengah jalan dan ada mobil dengan kecepatan tinggi menghantam tubuh mu ini" Melissa terus berbicara, Xavier sudah terbiasa dengan hal ini, sesekali ia tanggapi dengan kata kata singkat.
"Terimakasih Melissa sudah menemaniku, kau baik sekali" Ucap Xavier yang berada di depan gerbang rumahnya.
"Ya ya ya, daah Xavier, jaga dirimu baik baik" Melissa pergi menjauh dari sana.
Xavier yang sudah tak melihat tubuh kecil Melissa dan masuk kedalam rumah nya.
Rumah kecil sepi itu selalu berhasil membuat Xavier menangis, rumah hasil kerja keras ayahnya, dan dirawat oleh ibu nya ini kini semua itu milik Xavier seorang.
Tak mau memusingkan keadaan, Xavier memasuki kamar nya yang berhadapan langsung dengan gudang, ia mandi dan memakai pakaian rumah.
Kaki mulus Xavier berjalan ke arah dapur dan tangan panjang dan lentik miliknya mengotak atik isi dapur membuat makan malam.
Ia menaruh masakannya di piring dan pergi bersantai diruang TV.
Ia akan pergi kerja pukul 7 malam dan pulang pukul 9 jadi ia masih memiliki beberapa waktu untuk bersantai.
Sudah merasa bosan dengan acara di TV, Xavier kini mengambil makan malam dan memakan dengan tenang.
Jam menunjukan pukul 18:30, Xavier berdiri dan mengganti celana pendek hitam yang ia pakai dengan celana panjang, serta memakai jaket.
Ini musim semi namun karna tak adanya matahari yang menghangatkan dunia kini hawa malam ini cukup membuatnya menggigil walau sudah memakai jaket.
"Sejak kapan aku selemah ini terhadap cuaca dingin" Mata Xavier sudah melihat toko tempat ia bekerja, toko bunga.
Oke itu terlihat aneh namun hanya itu yang Xavier suka, memandang bunga yang indah dan menghirup bau bunga yang menenangkan.
Banyak orang membeli bunga saat musim semi, bunga bunga terlihat cantik dan segar.
"Hai Xavier, bisa kau bantu aku dengan bunga mawar ini? " Laki laki dengan rambut putih panjang itu mengambil beberapa tangkai bunga mawar dan memberikannya pada Xavier.
"Tunggu, aku akan pakai sarung tanganku sebentar" Xavier berlari kecil ke arah belakang dan mengganti pakaian serta memakai sarung tangan, tangan nya bisa lecet jika tidak memakai itu.
"Sudah? " Tanya Estes.
"Hm" Xavier kembali berkutat dengan mawar mawar itu dan menaruhnya di wadah yang nanti akan diambil Estes untuk di susun.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Short Xavier's Sad Story
RandomXavier sudah menaruh perasaannya kepada orang yang benar benar salah, Fredrinn bukan orang yang tepat untuk mengisi hati mungil nya. ----------------------------------------------- Tiba tiba kepikiran, kalo ada kata kata yang mirip dengan cerita or...