Selingkuh

494 40 15
                                    

Xavier tak ingin mendekati Fredrinn, ia kecewa, sangat kecewa.

Namun ia sadar saat Fredrinn melihatnya, Xavier berdiri dan berlari walau itu menyakitkan.

"Hah.. Hahh.. Tidak tidak.. Itu bukan dia" Xavier berlari tak tahu arah, ia mendadak lupa daerah sana.

"Tidak tidak tidak, ini bukan saatnya untuk lupa, dimana aku?" Xavier terus berlari hingga ia menabrak punggung orang lain.

"Ah.. " Orang itu memutar balikan badannya, Xavier pikir dia perempuan, rambut nya putih panjang.

"Ah.. Xavier, maafkan aku ayo berdiri" Natan, itu Natan.

Xavier meraih tangan Natan dan berdiri.

"Sedang apa kau berlarian hingga kesini? " Tanya nya.

"Kau sendiri kenapa disini? Ini gang sempit dan cukup gelap" Xavier sedikit bingung, tempat minim cahaya namun kenapa ada Natan disana.

"Haha, disana rumah ku, mau mampir? " Natan menunjuk salah satu pintu yang jendela nya masih menyala, salah satu penerangan disana.

"B-boleh" Xavier mengikuti Natan dari belakang, perut nya makin membesar.

"Maaf ya sedikit berantakan, tadi Aamon datang dan membuat keributan disini" Natan berusaha menggapai barang yang berserakan namun perutnya menghalangi.

"Ah.. Tidak usah dibersihkan ini tidak apa" Yakin Xavier.

"Benarkah? Baiklah, eung.. Xavier kenapa kau berlari tadi? Ceritakan padaku" Natan memegang tangan Xavier, ia menyuruh Xavier duduk di sofa.

"Natan.. Sepertinya nasibku akan sama seperti mu" Mata Xavier menjadi sayu, ia menunduk badannya bergetar.

"Apa yang sama? Jangan menangis, jelaskan" Natan mengelus punggung Xavier yang bergetar.

"A-.. Aku diperkosa.. D-dia sedang rut.. Dia mengeluarkan sperma nya didalam ku" Dengan menahan air matanya suara Xavier ikut bergetar.

"... Itu buruk.. Apa kau tau siapa yang memperkosa mu? Kau bisa melaporkan ke kepala sekolah bukan? " Jelas Natan.

"Aku tak punya cukup bukti untuk melakukan itu, mana mungkin kepala sekolah akan setuju begitu saja? Ayahnya  donatur sekolah itu" Xavier mengeluarkan air matanya, hidungnya panas.

"Kau bisa menginap disini, besok aku antar kau kesekolah, juga aku akan bertemu Dr. Rooney" Natan mengambilkan selimut dan bantal, ia memberikan itu kepada Xavier.

"Ayo kekamar ku" Xavier dan Natan tidur di matras, malam itu Xavier mengalami tidur yang tidak nyenyak, ia memikirkan bagaimana jika Fredrinn melihatnya tadi apa dia akan dihukum disekolah olehnya atau bagaimana.

Akhirnya Xavier tertidur saat suara nyanyian diluar.

---

Pagi pun datang, ia melihat Natan memasakkan makanan untuknya.

"Natan, semalam aku mendengar nyanyian, suara siapa itu? Suaranya menenangkan" Ucap Xavier.

"Oh dia.. Dia mbak Odette, tetangga depan rumah, rumahnya terbuka saat malam, setahuku dia suka menyeludupkan pacarnya kedalam kosan nya" Jelas Natan.

"Hah, kukira hantu" Xavier menampilkan deretan gigi nya.

"Sudah sudah, ayo makan lalu kita pergi kesekolah mu" Natan menaruh piring berisi nasi goreng dan omellete diatasnya.

"Aku mandi dulu ya" Natan menghilang dibelokan menuju kamar mandi.

---

Sesampainya mereka disana, semua murid melihat ke arah mereka dan berbisik.

A Short Xavier's Sad Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang