Siksaan

484 38 19
                                    

Xavier tergeletak lemah di gang gelap itu, ia tak mampu bergerak, pinggul kebawahnya terasa sakit.

"Dosa apa yang kulakukan selama ini? Kenapa balasan tuhan kepadaku sungguh kejam? " Gumam nya, sekedar teriak minta tolong saja tidak bisa, ia hanya bisa meratapi nasib.

---

"Pagi Selena" Ucap pria berbadan tegap, ia sedikit membuka kancing kemejanya memperhatikan dada nya.

"Pagi... Wow wow wow, pemandangan indah macam apa ini Fred? " Ucap Selena sambil menunjuk kearah Fredrinn.

"Tidak, hanya mencoba gaya baru" Bagaimana Selena tak terkejut? Selain kemeja nya, ia melihat Fredrinn memakai beberapa piercing.

"Gaya yang cukup liar Fred, um.. Dimana kekasih mu yang 'kecil' itu? " Tanya Selena dengan wajah dengki.

"Entah, setelah kemarin liburan aku tak melihatnya" Fredrinn terus berbincang dengan Selena hingga bel berbunyi.

---

"Hei Fredrinn gaya apa yang kau gunakan itu? " Tanya guru yang sedang mengajar, bu Freya.

"Memang kenapa? Aku terlihat tampan dengan ini" Ia mengedipkan sebelah matanya, bu Freya yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

Saat istirahat Fredrinn kembali berbincang dengan Selena.

"Iya pak.. Maaf" Mereka mendengar suara itu dari dalam ruang guru.

"Kau telat 2 pelajaran, Xavier. " Ucap guru BK disana, pak Paquito.

"I-iya"

"Nanti minta catatan teman mu, besok kau harus mencatat semua, tidak boleh kosong" Paquito mengizinkan Xavier keluar dari ruangannya, baru saja ia ingin menghela napas, ia melihat Fredrinn dan Selena memandangnya remeh.

"Aneh ya, orang jenius di sekolah ini masuk ruang BK" Ucap Selena yang hanya dibalas kekehan dari Fredrinn.

Hati Xavier sungguh sakit, ia pergi dari sana menuju kelas, ia meminjam buku Cecillion, tulisannya yang rapih dan lengkap ada padanya.

Tinggal lah Xavier sendirian dikelas, Cecillion? Ia sudah pergi dengan kekasihnya.

Dragkk..

Suara pintu terbuka, ia melirik dan itu Fredrinn dan Selena, lagi.

"Hai anak pintar" Ucap Fredrinn, ia mengusak kepala Xavier.

"Bagaimana? Susah tidak pelajaran hari ini? " Ucap nya.

Selena kembali membawa ember berisi air kotor lalu menumpahkannya ke Xavier, membasahkan tubuhnya serta buku buku yang ada.

' Tidak.. Buku Cecillion ' batinnya.

Xavier berdiri, ia membawa buku nya dan Cecillion yang basah dan menjemurnya di lapangan.

Selena kembali menghampiri Xavier, ia menginjak buku Xavier dan mengoyak nya.

"Bagaimana? Indah bukan serpihan kertas ini? " Xavier menundukkan kepala, ia merasa tak pantas, mereka berada di lapangan, semua mata tertuju pada mereka.

"XAVIER!! " Teriak Cecillion dari jauh.

"K-kau tak apa? " Ucap nya.

"Ya... Aku tak apa" Xavier tak berani menatap Cecillion.

"Tenang Xavier, aku baru saj menyuruh Lancelot untuk memanggil guru, dan aku merekam semua tadi, maaf ya aku telat membantu" Ucap Cecillion dengan sedikit rasa bersalah.

"Tunggu tunggu, kau merekam tadi? Berikan ponselmu jalang" Selena merogok saku Cecillion.

"Hap, dapat" Selena mengangkat ponsel Cecillion dan membantingnya.

A Short Xavier's Sad Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang