Kerja

633 36 19
                                    

Badan Xavier gemetar hebat, keringat terus keluar dari dahinya, ia berusaha bangun dari duduknya dan memakai celana nya.

Xavier memegang sisi wastafel, kaki nya masih gemetar dan lemas.

Matanya melihat ke kanan dan kiri, matanya menangkap Cecilion dan Lancelot menghampirinya.

"X-xavier" Cecilion memegang lengan Xavier.

"Aku tak apa Cecilion" Cecilion tak percaya, wajah lesu Xavier tampan tidak kenapa-napa.

Cecilion menendang kaki Lancelot, ia menyuruh Lancelot untuk menggendong Xavier.

Lancelot sedikit berjongkok dan menyuruh Xavier menaiki pundaknya, awalnya Xavier tak mau karna Cecilion ada disini apalagi dia pacarnya.

"Tidak apa-apa, naik saja dan juga aku yang menyuruh Lancelot" Xavier menurut dan mendaratkan badannya di punggung tegap Lancelot.

Lancelot membawa Xavier ke UKS, di ikuti Cecilion dibelakang.

"Nanti kamu ke kelas aku ya, bilangin ke guru yang ngajar kalo aku sama Xavier izin ga ikut pelajaran dia" Ucap Cecilion ke Lancelot.

"Iya, sayang" Lancelot mencium pipi Cecilion dan pucuk kepala nya.

Dan Cecilion berbalik menuju ranjang Xavier.

Cecilion menaruh tangannya di perut Xavier, Xavier sedikit terkejut.

"E-eh"

"Um? Tak apa kan jika aku pegang perutmu? " Surai hitam itu mengelus perut itu.

"Aku iri, aku dan Lancelot akan menikah setelah lulus, tapi aku hanya Beta" Cecilion menunduk.

"Cecilion.. " Xavier mengelus tangan Cecilion.

"Lancelot selalu membahas tentang anak -anak atau bayi, aku hanya merasa gagal saja menjadi pacar nya, seorang beta sepertiku mendapatkan Lancelot seperti mimpi" Cecilion menaruh kepala nya di ranjang.

"Haha, tak apa Cecilion jangan sedih aku yakin Lancelot akan menerima mu" Cecilion hanya mengangguk lesu.

---

Warna langit menjadi oranye, Xavier yang sibuk dengan masakan nya itu dikejutkam oleh bunyi notifikasi handphone nya.

"Mengagetkan ku saja sialan" Xavier mengambil handphone nya dan membaca pesan dari Estes, atasan nya.

-------
Estes (bos)

Maaf Xavier, karna aku dan Leomord akan pindah ke negara lain dan akan membuka toko di negara itu, sementara toko akan saya jual dan terimakasih atas jasa jasa mu Xavier, ini adalah gaji terakhirmu dan aku menambah sedikit untuk keperluan mu, sehat sehat ya Xavier.

--------

Kaki Xavier lemas, ia terduduk di lantai dapur.

Bagaimana ia akan memenuhi kebutuhan nya? Terlebih lagi dengan bayi diperut nya, ia sungguh stres hari ini.

Xavier berdiri dan melanjutkan memasak dengan hati yang deg-deg an.

Xavier mematikan kompor dan menghidangkan makanannya di piring dan menaruh di meja makan.

Ia makan dengan tenang, hanya bunyi dari sendok dan garpu nya saja.

Ia menyudahi makan nya dan menaruh nya di wastafel.

Ia berjalan ke arah ruang tamu dan mendudukan bokongnya di sofa.

tangannya berkutik di laptop nya, mencari lowongan kerja untuk dirinya menghidupi diri sendiri.

A Short Xavier's Sad Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang