Kalian tahu hal apa yang berharga di dunia selain uang? Ya, persahabatan. Mungkin diatas itu semua ada cinta karena perasaan berbunga-bunga tersebut tidak dapat di deskripsikan oleh kata-kata atau indahnya alam semesta.
"Kalau kata aku cinta itu pembodohan," cetus Jeongwoo seraya memakan ramyoen miliknya.
"Iya menurut kamu, kalau kata aku sih itu perasaan membahagiakan," sahut Junghwan yang diangguki oleh Haruto.
Jeongwoo tertawa pelan mendengar tanggapan sahabatnya tersebut karena itu terdengar konyol. Menurutnya cinta tidak lebih penting daripada uang, mungkin Jeongwoo bisa melakukan apapun demi uang, uang, dan uang.
Hidup sederhana membuat Jeongwoo terkadang iri dengan kedua sahabatnya yang mana dapat membeli sesuatu tanpa berpikir panjang. Lihatnya dirinya yang harus berpikir ratusan kali hanya untuk membeli satu hoodie.
Haruto menoleh ke arah Jeongwoo saat mencium feromon sahabatnya. Dia merasa Jeongwoo tengah bersedih.
"Jeongwoo, kamu enggak apa-apa?" tanya Junghwan yang tampaknya sadar suasana hati sahabatnya tersebut.
"Aku akan pulang lebih dulu," pamit Jeongwoo, tapi Haruto lebih dulu menahan tangannya.
"Nanti ada alpha jahat kamu bagaimana?" tanya Haruto yang mana membuahkan tawa dari Jeongwoo serta Junghwan.
"Aku alpha. Sudahlah aku bisa jaga diri," jawab Jeongwoo seraya melepaskan cekalan tangan Haruto, lalu pergi.
Junghwan menatap Haruto yang tampak khawatir, dia menepuk pundak sahabatnya tersebut, lalu memberi gesture agar mereka segera bangkit mengikuti Jeongwoo pulang secara sembunyi-sembunyi.
"Padahal Jeongwoo alpha, tapi aku kadang khawatir," cetus Junghwan seraya menarik tudung hoodienya agat menutupi wajahnya. Mereka berdua berjalan kaki meninggalkan mobilnya di depan supermarket.
"Sama, sifatnya kayak bocah SD. Kalau tiba-tiba ada enigma datang bisa saja dia jadi omega, Jeongwoo harus berhati-hati dengan enigma," jawab Haruto yang mana membuat satu alis Junghwan terangkat.
"Jeongwoo harus berhati-hati dengan kita?" tanya Junghwan yang mana membuat suasana semakin canggung.
"Jeongwoo sudah jauh," balas Haruto.
Junghwan melihat Haruto, lalu segera mengikuti Jeongwoo.
Setelah 30 menit menguntit akhirnya Jeongwoo sudah masuk ke dalam apartemennya. Haruto dan Junghwan menarik nafas lega untuk alasan tidak masuk akal tersebut.
Haruto membalik badan dan pergi, di belakang Junghwan mengikutinya.
"Kadang aku mikir sebenarnya kenapa kita harus begitu melindungi Jeongwoo? Bukankah keberadaan enigma itu seribu banding satu," cetus Junghwan.
"Anggap saja ini sebagai acara sosial yang sering kamu lakukan di kampus," jawab Haruto.
Mendengar jawaban Haruto yang tidak masuk akal membuat Junghwan mengerang kesal. Dia sendiri juga bingung dengan kakinya yang mau saja mengikuti Jeongwoo.
Haruto memesan taksi, lalu pulang ke rumahnya. Dia akan mengambil mobilnya besok sekalian untuk mampir ke rumah Jeongwoo. Di perjalanan pulang dia melihat ponsel, Haruto memerhatikan satu foto dan memperbesar objek tersebut.
"Masnya lagi senang, ya? Feromonnya kuat sekali," cetus sopir taksi yang mana membuat Haruto segera mengontrol feromonnya sendiri, lalu menyimpan ponselnya dan melihat keluar jendela.
Sedetik kemudian sopir taksi itu terbatuk-batuk dan Haruto yang sadar langsung memejamkan mata. Kadang dia sulit mengendalikan feromonnya sendiri untuk beberapa hal.
"Masnya kalau ada masalah sama matenya di selesaikan baik-baik kalau seperti ini kasihan orang-orang disekitar, Mas. Apalagi feromon mas lebih kuat dari alpha kebanyakan," ceramah sopir taksi.
Walau tampak tidak peduli, tapi Haruto sebenarnya memikirkan kata-kata tersebut. Dia harus segera menghilangkan perasaan gila yang akan menghancurkan persahabatannya.
Setelah perjalanan 45 menit akhirnya Haruto sampai di rumahnya. Dia masuk ke dalam dengan langkah angkuh, tapi langkahnya terhenti saat sepupunya tiba-tiba menahan tangan Haruto.
"Main sama omega kamu?"
"Baru kumpul sama Jeongwoo dan Junghwan, Kak Asa," jawabnya, tapi Asahi tampak tak percaya.
"Mereka alpha, tapi tidak mungkin feromon mereka manis? Atau kamu berbohong?"
"Aroma Jeongwoo memang manis, makanya dia jadi playboy. Sudah, kan? Aku mau masuk kamar besok ada kelas pagi," jelasnya.
Asahi memandang kepergian sepupunya dengan tatapan bingung. Dia lebih bingung saat mengetahui bahwa feromon Jeongwoo manis hampir seperti omega.
"Apa feromonku semanis itu?" batinnya bertanya-tanya.
Di tempat lain Junghwan baru saja sampai di rumah. Dia menatap langit-langit kamarnya seraya memikirkan kejadian aneh dihidupnya walau itu tidak berguna tetap saja Junghwan akan memikirkannya.
Di tengah lamunannya dia mendapatkan pesan dari salah temannya. Junghwan yang sangat aktif organisasi dan juga dikenal sebagai mahasiswa dengan sejuta pesona.
Walau dengan pujian yang tampak mengagumkan, tapi faktanya Junghwan belum memiliki mate atau omega yang dia suka. Junghwan masih saja fokus dengan kegiatan amal sepanjang waktu.
"Malas banget kalau acara mendadak gini," gerutunya membaca pesan dari temannya, Doyoung.
Doyoung memberitahu bahwa mereka besok akan mengadakan acara amal di salah satu desa terpencil di Korea. Bukan karena dia pemalas hanya saja jika mendadak Junghwan belum berpamitan dengan kedua sahabatnya.
Junghwan memberi penolakan dan tidak lama Doyoung meneleponnya.
"Halo, Doyoung?"
"Kamu kenapa enggak ikut? Junghwan, jangan bilang karena belum bilang sama Haruto dan Jeongwoo. Mereka hanya sahabat bukan matemu yang bisa membuatmu mati kapan saja jika berjauhan, oke?" oceh Doyoung panjang lebar.
"Kami bersahabat, Doyoung. Mengertilah apalagi Jeongwoo itu sangat ceroboh, dia memerlukannya aku dan Haruto," jelasnya.
"Hubunganmu dan Jeongwoo sebenarnya apa? Kalian mate? Bukan, kan? Jadi tidak perlu khawatirkan Jeongwoo atau pun pendapatnya. Tidak berguna untuk keberlangsungan hidup —"
Junghwan yang kesal mematikan telepon secara sepihak. Dia tidak suka dengan sikap Doyoung barusan. Kadang otak teman-temannya itu aneh, bagaimana bisa dia dan Jeongwoo adalah mate?
Pertama dia alpha begitupun Jeongwoo jadi hubungan mereka murni persahabatan dan tidak lebih.
Kekesalan itu juga di rasakan oleh Jeongwoo saat Doyoung tiba-tiba memaki dirinya perihal Junghwan. Doyoung dengan kasar mengatakan bahwa Haruto dan Junghwan sudah terkena peletnya.
"Kalau gila dibagi-bagi jangan dipakai sendiri," kata Jeongwoo pada Doyoung di seberang telepon, lalu mematikan sepihak.
Jeongwoo yang kesal memberi pesan singkat pada kedua sahabatnya.
'kita ini sahabat, kan? Cuma kenapa semua seolah berpikir kita memiliki hubungan lebih?'
Isi pesan Jeongwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Mate
FanfictionPersahabatan, cinta, dan mate adalah segala sesuatu yang tidak dapat kita tebak. Begitu pula dengan takdir Haruto yang jatuh hati pada sahabatnya yang memiliki status Alpha. Tidak begitu jauh, Junghwan pun merasa hal yang sama, yaitu menyadari telah...