Bar

1K 127 8
                                    

Malam ini Jeongwoo langsung datang ke bar yang alamatnya sudah dikirim oleh temannya. Dia melihat sekeliling dan tersenyum puas melihat beberapa omega berkeliaran seperti jalang kehausan.

Jeongwoo langsung menemui temannya dan malam itu juga mulai bekerja. Dia pekerjaan sebagai pelayan yang mengantarkan minuman ke pengunjung. Eric yang sudah bekerja satu tahun di sana memberitahu semua tugas Jeongwoo.

"Itu pelanggan pertama buat lo, semangat!" kata Eric menyemangati Jeongwoo.

Alpha pemilik feromon lemon dan madu itupun akhirnya melangkah kaki dengan membawa nampan berisi dua gelas kosong serta satu botol wine. Jeongwoo menaruh gelas tersebut di meja, lalu segera berpamitan pergi.

Saat dia pergi tiba-tiba seorang wanita omega menariknya. Jeongwoo ingin melepaskan diri karena, tapi omega tersebut malah mencium Jeongwoo dengan brutal dan mau tidak mau Jeongwoo pun membalasnya.

Setelah puas berciuman akhirnya Jeongwoo pergi tidak lupa dia juga bertukar nomor ponsel dengan omega tersebut. Manager di tempat itu menatap Jeongwoo dengan tatapan sulit diartikan.

"Maafkan saya, Bos. Tadi saya kelepasan," kata Jeongwoo.

"Tidak masalah. Apa kamu biasa seks dengan omega?" Jeongwoo menaikkan satu alis bingung, lalu mengangguk. Bukan rahasia umum lagi jika dia sering tidur dengan omega diluar sana, tapi Jeongwoo menggunakan kondom untuk keamanan.

"Memang itu masalah, ya?" balas tanya Jeongwoo.

"Tidak, bagaimana jika mulai saat ini kamu juga melayani para omega kelaparan itu?" Bos Jeongwoo menunjuk ke arah beberapa omega yang tidak henti melihat Jeongwoo seolah pemuda tersebut adalah satu-satunya alpha di bar itu.

"Ada uang tambahan?" tanya Jeongwoo karena dia tidak melakukan hal sia-sia.

"Pasti." Bosnya menepuk pundak Jeongwoo, lalu berlalu pergi menyambut teman-temannya yang baru datang.

Jeongwoo kembali ke meja bartender, lalu meminum satu teguk wine yang sudah disiapkan rekannya.

"Apa lo nyaman, eumm, Jeongwoo?"

"Ah, kita belum berkenalan dengan resmi, ya? Gue Park Jeongwoo. Soal tempat ini, ya gue pikir cukup nyaman tidak tahu nanti," jawabnya seraya memberi sedikit opini tentang tempat kerjanya yang baru.

"Gue senang dengarnya. Semoga kitabjadi rekan yang baik, perkenalkan nama gue, Park Jisung. Marga kita sama ngomong-ngomong," balasnya.

Mereka bertukar beberapa pengalaman sebagai alpha brengsek yang suka meniduri beberapa omega entah karena ingin atau pun bayaran. Saat tengah asyik berbincang tiba-tiba seorang wanita mendekati Jeongwoo dan memintanya untuk ikut minum.

Jeongwoo langsung mengikuti gadis di depannya dan menerima setiap gerakan binal yang omega itu perbuat. Sebenarnya Jeongwoo tidak mood untuk melakukan seks, tapi mendengar gajinya dari Jisung membuat Jeongwoo bersemangat.

"Kamu manis sekali dan juga tampan, feromonmu lemon serta madu. Kamu unik makanya aku memilihmu," kata omega itu. Jeongwoo semakin menguarkan feromonnya hingga beberapa orang melihat ke arahnya.

Omega di depan Jeongwoo langsung duduk pangkuannya, lalu mengajaknya bertukar saliva. Joengwoo meremas gundukan besar di depan omega itu hingga ciumannya terlepas sepihak.

"Kamar?" bisik Jeongwoo yang langsung diangguki oleh omega tersebut.

Jeongwoo langsung mengangkat omega ini ala bridal style, tidak lupa mereka berciuman di tengah perjalanan menuju kamar. Alpha berferomon lemo serta madu tersebut langsung menendang pintu dan masuk tergesa-gesa.

Mereka saling menikmati kehangatan satu sama lain hingga Jeongwoo kewalahan, tapi dia tidak mau berhenti sebelum gadis di atasnya puas.

"Ahhh..., aku heat apa kamu bisa membantuku hingga beberapa ke depan?" tanya gadis tersebut disela-sela desahannya.

"Sure, Babe," jawabnya seraya menggerakkan pinggangnya hingga gadis di atasnya berteriak histeris.

Mereka melakukan berbagai gaya hingga pagi menjelang. Jeongwoo yang ingat ada kelas langsung bangun dengan aroma percintaan yang menyengat. Dia meninggalkan kertas bertuliskan nomornya di atas nakas agar gadis tersebut bisa menghubunginya kapan saja

Jeongwoo tergesa keluar dan bar tersebut masih ramai padahal sudah hampir. Jisung memberikan satu gelas pada Jeongwoo yang baru saja menghampirinya.

"Bagaimana?" tanya Jisung.

"Ya, seperti omega lainnya. Tidak ada yang spesial," jawabnya seraya mengambil gelas yang sudah disajikan.

"Lo pikir memang bagaimana? Kecuali lo yang ditusuk mungkin beda," balas Jisung yang mana malah dibalas gelak tawa oleh Jeongwoo.

"Aneh, ngomong-ngomong eric kok nggak kelihatan?" Jeongwoo mengedarkan ke seluruh penjuru bar, tapi tidak ada tanda-tanda temannya tersebut.

"Lagi di kamar, pas kemarin lo ngantar minuman ada cewek datang dan ya lo tahu lah," jelasnya yang dibalas anggukan oleh pemuda bermata serigala itu.

Setelah beberapa menit Jeongwoo berpamitan pulang karena ada kelas pagi. Dia melihat keluar yang masih tampak gelap karena masih jam empat pagi. Jeongwoo berjalan kaki seraya bersenandung dengan menahan sedikit rasa sakit di kepalanya.

45 menit berjalan kaki dia akhirnya sampai di rumah. Dia masuk ke kamar dan merebahkan dirinya, tidak lupa Joengwoo memasang alarm agar tidak bangun kesiangan.

Jam 8 pagi alarm Jeongwoo berbunyi, tapi pemuda tersebut masih enggan bangun malah dia mematikan ponselnya karena kesal. Dia kembali tidur hingga Haruto kini sudah sampai di rumahnya.

"Tumben Jeongwoo nggak buka pintu," batin Haruto bertanya-tanya. Dia pun bertanya pada tetangga dan kata mereka Jeongwoo tidak kelihatan sejak tadi malam.

Dengan terpaksa Haruto pun menghubungi Junghwan dengan harapan jika bayi serigalanya di sana, tapi Junghwan malah mengajukan pertanyaan yang sama.

[Bukannya kamu yang harus jemput Jeongwoo, ya?]

Haruto langsung memutuskan secara sepihak telepon mereka karena malas dengan pertanyaan Junghwan. Dia pun memutuskan untuk masuk ke rumah dengan menggunakan kunci cadangan yang dia telah bawa.

Saat dia masuk hawa dingin langsung menyengat. Haruto langsung menuju ke kamar Jeongwoo dan melihat temannya tengah asyik bermimpi hingga wajahnya terlihat berseri-seri.

"Jam segini masih tidur padahal sebentar lagi masuk," gumamnya. Dia berusaha membangunkan Joengwoo, tapi malah pemuda bermata serigala tersebut menarik Haruto untuk ikut tidur bersamanya.

"Ngantuk, To. Mau tidur," jawabnya dan tanpa rasa bersalah malah kini memeluk Haruto dengan erat tidak lupa menggesekkan wajahnya pada bahu Haruto seperti anak kucing.

Tidak lama deru mobil terdengar dari luar dan setelahnya Junghwan masuk ke rumah Jeongwoo dengan setelan baju yang bisa dibalas berantakan karena dia hanya menggunakan kolor serta kaus oblong tidak lupa rambutnya berantakan.

"Kok kalian?" Junghwan menunjuk ke arah arah Joengwoo serta Haruto.

"Ishh, Junghwan? Sini ikut tidur," kata Joengwoo setengah sadar. Dia bangkit dan menarik temannya untuk ikut gabung tidur.

Posisinya kini Jeongwoo ditengah-tengah Haruto serta Junghwan dengan mata tertutup dan mulut sedikit terbuka.

"Woo, kamu mabuk?" tanya Junghwan.

"Kamu juga bau sperma," imbuh Haruto.

"Iya, tadi aku kerja enak," jawab Joengwoo seraya memeluk lengan kekar Junghwan.

Two MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang