- OCD?

9 2 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 10:05 yang berarti 5 menit lagi bel istirahat akan berbunyi. Seisi kelas nampak sangat lesu, sepertinya mereka ingin cepat mengisi perut mereka yang kosong.

"Jadi, kita sebagai warga negara apalagi kalian anak muda bangsa, memiliki tanggung jawab terhadap negara kita ini." Jelas guru PKN yang sekarang sedang membacakan isi buku paket yang ia pegang.

Lim menghembuskan nafas nya lelah, bosan sekali mendengar kan guru PKN jika menjelaskan hal seperti ini. Ia membalikan tubuh nya menghadap belakang, "ly, besok pagi keliling sekolah sama kita aja mau?" Tanya Lim.

Lily yang awal nya memperhatikan guru sekarang beralih melihat Lim, "ngapain?" Tanya Lily.

"Lah malah nanya, yakali lo sekolah di sini tapi gak tau bentukan sekolah nya." Jawab Lim.

Lily berpikir sejenak. Benar yang Lim katakan, sepertinya tidak ada salahnya jika berkeliling besok, mumpung ada yang mengajak nya.

"Mungkin.. boleh." Jawab Lily.

"Di sekolah ini gue ada dua tempat terfavorit, mau tau gak?" Tanya Lim.

"Apa?" Tanya Lily balik.

"Satu kantin, dua perpustakaan. Perpustakaan sekolah ini gada lawan, serius, lo harus coba ke sana deh. Gue kalo udah masuk ke perpustakaan rasanya gak mau keluar. Dan lo tau, gue punya temen di perpustakaan, nama nya Dion, orang nya asik. Dia selalu di perpustakaan kalo jam istirahat ataupun lagi jamkos. Mungkin liat dia ke Kantin tuh cuma itungan jari. Dia kalo di sekolah alim, ramah, tamah, pinter, pokok nya cowok pinter deh. Tapi kalo di luar, jangan harap liat dia pegang buku," Lim bercerita dengan sangat antusias.

Lily terlihat tertarik, "perpustakaan nya besar?" Tanya nya.

"Lumayan sih, mungkin.." Lim memperhatikan kelas yang sekarang mereka tempati, "Nah mungkin tiga kelas kek gini, atau mungkin empat kelas kek gini perpus nya." Lanjut nya.

"Lim suka baca?" Tanya Lily.

Mendengar itu Lim reflek menahan tawa, "Terlalu lucu kalo lo manggil gue pake nama," ujar Lim cekikikan.

Lily memegang lehernya tanda ia tidak enak hati, mana ia tau jika memanggil nama seperti itu akan terdengar aneh. Karna dulu ia sering seperti itu dengan teman teman nya, bahkan mungkin orang yang ia kenal jika bicara akan menyebutkan nama lawan bicara seperti tadi, "maaf kalo aneh..." Ucap Lily.

Lim segera menggeleng, "bukan, bukan aneh. Tapi terlalu cute aja manggil gue pake nama gitu."

"Lim, jadi apa alasan di buat nya ideologi terbuka?" Tanya guru PKN yang berada di depan.

Lim segera membalikkan tubuhnya, ia menatap ke kiri dan ke kanan, "saya buk?" Tanya Lim.

"Iya kamu, di sini yang nama Lim siapa lagi." Ujar guru itu. Jelas guru itu tau jika Lim tidak memperhatikan.

"Itu... ohh mungkin karna.. ya.." Lim bingung ingin menjawab apa.

'Ting.. Ting.. Ting.. Ting..'

Bel istirahat berbunyi, satu kelas berseru senang. Sedangkan Lim menghela nafas lega, untung saja bel istirahat berbunyi tepat pada waktunya.

"Cuss kantin!" Seru Lim berdiri dari duduk nya. Ia memasukkan buku nya ke dalam tas, tidak lupa menutup tas itu lagi.

"Mau ikut?" Tanya Lim pada Lily.

Lily menatap seisi kelas, hanya tersisa beberapa orang, ia tidak ada kesempatan mencari orang lain untuk berkenalan dan menjadi teman nya selain Lim. Lagi pula sepertinya tidak asa yang benar benar ingin berteman dengan nya, lihat sekarang, Lily merasa bahwa ia bukan lah orang baru di kelas ini. Tidak ada yang terlalu menghiraukan nya.

LILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang