- ada apa dengan nya?

5 2 0
                                    

Lily menatap jalan raya yang amat ramai, Sekarang ia duduk di halte menunggu ayah nya menjemput. ia melihat ke kiri dan ke kana, tidak ada satupun orang yang ada di sekitar sini.

Lily kembali memandangi jalan raya, ia jadi kembali teringat dengan kejadian di kelas tadi.

Saat ia menumpahkan air di meja tidak ada sama sekali reaksi dari Haickal, tapi ia melihat mata Haickal yang saat itu memerah seperti ingin menangis. Yang ia bingung malah Albert yang memberikan reaksi yang sangat tidak bisa ia cerna. Saat itu Albert segera mengeluarkan sapu tangan dari tas nya lalu mengelap buku Haickal yang basah, bahkan saat itu ia menyuruh Haickal keluar kelas, dan terakhir dia yang mengizinkan Haickal pada guru yang sedang mengajar.

Haickal nampak seperti tidak bisa memberikan reaksi apapun. Bahkan ia seperti orang yang... bisu. Apakah benar Haickal bisu? Tapi tidak mungkin bukan, jika ia bisu bagaimana ia bisa bersekolah ataupun berkomunikasi dengan orang lain. Jika hanya dengan Lim, Albert, Dion dan Dior itu mungkin bisa di maklumi, Lim bilang mereka sudah berteman sejak kecil, dan mungkin saja mereka berempat bisa bicara bahasa isyarat. Tapi bagaimana dengan yang lain? Tidak mungkin bukan selama tiga tahun bersekolah ia benar benar tidak berkomunikasi dengan yang lain kecuali yang bisa bahasa isyarat? Itu terlalu sulit.

'TINN!'

Suara klakson mobil membuat Lily terkejut, ia melihat sekarang di depan nya ada terparkir sebuah mobil hitam. Ya, itu mobil ayah nya. Lily segera berjalan ke arah mobil itu, membuka pintu depan mobil, masuk ke dalam mobil, lalu kembali menutup pintu mobil.

"Jangan kebanyakan bengong, nanti kesurupan." Ujar pria paruh baya yang duduk di kursi supir, itu adalah ayah Lily.

"Iya.." jawab Lily pelan.

"Gimana sekolah nya?" Tanya ayah Lily. Ayah Lily mulai menjalankan mobil nya, meninggalkan area halte sekolah.

Lily menghela nafas nya, menurut nya ini hari yang melelahkan, "Capek.." jawab Lily. Lily menyandarkan tubuh nya ke sandaran kursi mobil, ia menatap keluar, melihat banyak kendaraan lain yang berlalu lalang.

"Ada yang jahat sama kamu? Sini kasih tau ayah," Tanya ayah nya.

Lily menatap ayah nya. Pria yang sudah menginjak kepala tiga itu masih terlihat kuat, pria yang selalu ada di samping nya, pria yang selalu menjadi semangat nya, pria itu juga adalah pelindung nya. Tidak bisa ia gambar kak seberapa besar sayang nya pada sang ayah. Selama satu tahun ia menjalani masa yang buruk, hanya ayahlah yang selalu berada di samping nya. Ia tau ayah nya selalu sibuk bekerja, tapi yang ia tau ayah nya tidak pernah membiarkan nya makan sendiri, ayah nya pasti menyempatkan diri untuk pulang dan makan bersama. Entah itu sarapan, makan siang, dan makan malam, walaupun setelah itu ayah nya akan kembali pergi bekerja.

"Bener ada yang jahat sama kamu? Coba kasih tau ayah. Atau guru di sana gak baik sama kamu?" Tanya ayah.

Lily segera menggeleng, "Lily punya banyak temen, bahkan tadi Lily punya enam temen sekaligus. Padahal baru hari pertama." Jawab Lily dengan antusias.

"Wah... Mereka baik sama Lily?" Tanya ayah nya ikut senang.

Lily menunjukan tangan kanan nya yang di perban, "tadi Lily luka, terus yang ngobatin temen Lily."

"Temen nya baik dong. Coba kasih tau siapa aja nama temen nya." Pinta sang ayah.

"Ada yang nama nya Lim. Orang nya asik, baik lagi. Yang pertama kali ngajak Lily temenan dia. Yang beliin Lily minum juga dia," yang pertama Lily ingat ialah Lim.

"Ada juga Dion sama Dior. Mereka kembar loh, mereka juga baik, soal nya mereka mau temenan sama Lily."

"Ada juga yang nama nya Albert, orang nya pendiem. Tapi dia baik, ini yang ngobatin tangan Lily dia. Terus Lily ada satu temen cewek, nama nya Mei. Dia imut yah, Lily jadi pengen deh cantik kayak gitu." Cerita Lily.

LILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang