03

9.9K 1.1K 798
                                    

The King's Flower
Bunga milik sang Raja
🥀

• 600 vote - 500 komen for the next chapter •

- Selamat membaca -

Althair benar-benar membuktikan ucapannya. Pria itu menjemput Alana setengah jam lebih cepat dari waktu yang dijanjikan. Dan karena itu pula Alana jadi terburu-buru.

Dan berakhirlah mereka di sini, gedung Evoni tingkat dua. Gedung yang cukup terkenal di Amsterdam, yang memiliki sepuluh lantai, yang dimana setiap lantainya memiliki harga sewa berbeda. Semakin tinggi lantai yang dipilih, semakin mahal pula biayanya.

Dan karena keterbatasan uang yang Alana punya, ia hanya mampu menyewa lantai dua, itu pun harus menguras seluruh tabungannya demi meladeni kegelamoran sang adik.

"Kau tidak ikut bergabung ke mereka?" Tanya Althair, melihat Alana yang hanya mematung menatap ke arah Ayah dan adiknya yang terlihat sangat berbahagia.

Alana menggeleng tanpa menoleh ke arah Althair. "Tidak perlu, aku tidak terlalu dibutuhkan di sana," katanya, mengulas senyum tipis penuh luka tak kasat mata.

Althair mengedip pelan, namun dadanya terserang kemarahan detik itu juga. Jika selama ini ia hanya melihat kesedihan Alana lewat sebuah layar, namun kini ia melihatnya secara langsung, dan itu membuatnya sangat tidak terima.

Namun Althair berusaha mengemas kemarahannya dengan baik, ia mengulas senyum tipis ke arah Alana. "Ya. Di sini lebih baik. Kau tidak perlu repot-repot berbasa-basi menyambut orang-orang yang datang."

Alana hanya tertawa pelan sebagai respon.

"Kak Alana." Joe menghampiri keduanya dengan senyum manis yang setia menghiasi wajah cantiknya. Bersamaan dengan dua temannya yang mengikuti.

Tatapannya jatuh pada pria di samping Alana. Siapa pria itu? Ia baru melihatnya.

Joe mendekat ke arah Alana, gadis itu berbisik, "Samping lo siapa? Ganteng juga. Kenalin dong." Joe menatap Althair terpesona, tak menyangka ada pria setampan ini datang ke pesta ulang tahunnya.

Alana melirik ke arah Althair yang juga menatap ke arahnya. Pandangan mereka bertemu beberapa detik. Alana yakin pria itu mendengar kalimat adiknya.

"Namanya Althair, dia—,"

"Temen lo kan?" Selanya masih berbisik kecil ke arah Alana. "Temen lo pasti. Soalnya kalau pacar lo nggak mungkin. Cowok kaya dia nggak mungkin suka sama cewek kampungan kaya lo."

Gadis itu menoleh sempurna ke arah Althair, lalu mengulurkan tangannya dengan tersenyum manis.

Namun bukannya terlihat cantik di mata Althair, pria itu justru ingin menggorok leher gadis itu detik ini juga. Namun, Athair tetap menerima uluran tangan itu, sebab ia tidak akan menggagalkan rencananya.

"Aku Joe, adiknya kak Alana. Kakak temennya kak Alana ya? Iya kan? Mmm— maaf ya kak, pcuma mau mastiin aja. Soalnya aku takut kakak kenapa-napa kalau punya hubungan lebih sama kak Alana. Soalnya dia itu pembawa sial. Setiap laki-laki yang deket sama dia itu pasti menghilang seperti di telan bumi," katanya mewanti Althair.

Alana tidak kaget mendengarnya. Namun bohong jika ia tidak sakit hati mendengarnya. Untuk menyelamatkan hatinya, ia memilih untuk beranjak pergi dari sana. Meninggalkan Althair yang menatap punggungnya dengan tatapan tak terbaca.

The King's Flower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang