6. Ampersand

12 5 4
                                    

#surealisme, fantasi, fanfiksi

Prompt: Setting Bikini Bottom

***

Petualangan Algi dan Gianna di dalam dunia lukisan tak berjalan dengan mulus begitu saja. Setelah berhasil mengumpulkan berbagai huruf yang membentuk namanya, mereka justru terperangkap di dalam perut gorila. Sebab masih ada simbol yang harus mereka temukan, agar bisa keluar dari dunia dalam lukisan tak terbatas itu.

"Kemarin Algi ke dunia lukisan sendirian, jadi wajar saja kalau lupa," ia beralibi kala dilimpahkan kesalahan sepenuhnya oleh Gianna.

Situasi sekarang memang sudah berbeda. Kali ini ia pergi bersama Gianna, sehingga dibutuhkan '&' atau disebut dengan simbol ampersand untuk menjadi konjungsi antar dua nama. Agar nama keduanya tidak terlihat seperti satu orang, dengan nama marga di belakangnya.

Terlepas dari kelupaan Algi, hal itu juga dipicu karena tanda ampersand sudah dihapus dalam daftar huruf. Dahulu, '&' menjadi huruf terakhir yang menempati alfabet. Namun, karena tanda and dan '&' memiliki arti serupa, simbol '&' pun dimodifikasi menjadi and per se and yang seiring berjalan waktu menjadi ampersand. Karena kemiripan fungsi, tanda ampersand akhirnya dihilangkan dalam alfabet, kemudian hanya dijadikan simbol pelengkap.

Oleh karena itu, Gianna dibuat kebingungan harus menemukan tanda '&' di mana. Pada akhirnya, mereka hanya mengikuti garis spiral jingga yang menjadi penghubung antar dunia lukisan semata. Mereka pun berseluncur ke dalam saluran pencernaan gorila.

Di sana ada berbagai sisa makanan dan air. Tempat lapisan air terdalam itu di sebut Bikini Bottom, sebuah daerah yang tak tersentuh oleh sampah-sampah makanan. Konon, daerah itu dikatakan sebagai tempat segala jenis makhluk air hidup selayaknya manusia.

"Algi, lihat kamu memiliki ekor!" Gianna memekik histeris akan perubahan tubuh lelaki itu.

Algi menggeleng-gelengkan kepala. "Gianna gak berkaca sama diri sendiri, ya. Kulit mulus yang dulunya sering Gia banggakan itu, sekarang malah berisisik," sahut Algi dengan gamblang.

"Oh, ya ampun!" Gianna mengembuskan napas kasar. "Bahkan sekarang, aku merasa sistem pernapasanku berbeda."

Algi berdehem pelan seraya berenang di antara pusaran air. "Jika saja Gianna sadar kalau kita sekarang berubah menjadi ... ikan pesut."

Alih-alih merutuk, Gianna malah menertawakan wujudnya yang sekarang saat berkaca melalui bola mata Algi. Ia berpikir, menjadi spesies ikan justru menyempurnakan penyamarannya untuk menyesuaikan diri di Bikini Bottom.

Kedua ikan pesut itu pun berenang lebih dalam ke bawah lapisan air tempat pembuangan sang gorila. Sampai di lapisan terdalam, mereka disambut dengan pelang kawasan tersebut. Sementara tanda ampersand sendiri, berbetuk denah bawah laut milik Bikini Bottom.

Alhasil, keduanya harus mengitari penjuru Bikini Battom hingga membentuk simbol '&' yang sempurna. Dalam petualangan itu, mereka sempat singgah sejenak untuk makan krabby patty di restoran Krusty Krab. Kemudian, dipinjamkan kendaraan Invisible Boat Mobile milik Mermaid Man dan Barnacle Boy, yang transparan dan super cepat untuk menyempurnakan kitarannnya.

Ketika kitarannya sudah sempurna membentuk simbol '&', sebuah komputer yang menjadi titik awal mereka datang kemari pun menyala. Pada layarnya tertulis, 'Selamat! Algi & Gianna berhasil menyelesaikan perjalanan'.

Bersama dengan itu, tubuh ikan milik keduanya mengempes, menyatu dengan cat minyak, lalu kembali ke dunia manusia. Tepatnya, pada sebuah gazebo tempat mereka bertukar obrolan tadi. Dan kini, pengelihatan Gianna kembali buram.

Gianna menitihkan air mata. Namun, bukan untuk bersedih, melainkan sebuah suka cita. Ia terharu, sekaligus lelah tertawa hingga matanya mulai berair.

"Makasih, Algi." Melalui pandangan nirfungsi, ia membayangkan wajah Algi dalam ingatannya. "Setelah puisi, lukisan dari tugas Seni Budaya ini adalah kejutan luar biasa buat aku." Raut wajah gadis itu tampak jenaka. "Jadi apa boleh aku tahu, kuas ajaib macam apa yang kamu gunakan untuk membuat lukisan ini?"

Algi menggaruk tengkuk yang tak gatal sembari berbicara dengan malu-malu, "Se-sebenarnya Algi melukis ini dengan sapu lidi." Belum sempat Gianna angkat suara, ia lebih dulu melanjutkan, "Ini gak se-random yang kamu pikirkan, kok. Hanya saja, ada aura mistis pada serat sapu lidi," ungkapnya jujur. Karena kemistisan itulah, mereka bisa terhubung dengan dunia ghaib dalam lukisan.

Gianna hanya manggut-manggut untuk berusaha memahami lelaki itu. Toh, ia juga cukup puas dengan petualangan menguji adrenalin. Untuk pertama kali setelah sekian lama berada dalam sisi terendah hidup, ini kali pertama ia bisa tertawa lepas. Ia pun bertanya, "Jadi, apa kamu sudah memberikan nama untuk lukisan ini?"

Algi menggeleng. "Gia saja yang memberikan namanya."

Gianna langsung terpikirkan judul unik. Tercipta dari sebuah nama tanda yang menjadi simbolis pertemuan antara nama keduanya dalam dunia lukisan. "Baiklah, kuberi nama lukisannya Ampersand."

@shima_alqie
Selasa, 6 Juni 2023

DwikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang