latihan

84 13 0
                                    

#CHAPTER 4

Saat itu, pada waktu jam *3:15pm*. Waktu jam pulang sekolah telah tiba, dan semua para country sudah tentu pasti nya mereka pulang ke mansion mereka masing masing.

Dan saat ini, para country se-ASEAN yang dimana mereka berjalan pulang bersama. Sedangkan indo hanya mojok sendirian paling belakang.

Entah memang kenapa, belum terbiasa dekat dengan mereka. Tapi, mereka (se-ASEAN kec Indonesia). Juga tidak memaksa indo untuk bergabung dengan mereka.

Mereka juga tau kondisi indo saat ini.

Indo menatap langit sore hari, senyuman kecil muncul di benak wajahnya.

Dan pada malam harinya, dimana indo sedang berada di ruang tamu. Dimana dia sedang membaca sebuah koran yang berisi berita atau semacam nya.

Yang padahal di depannya ada tv, tapi dia tidak tau benda apa di depannya. Karena tidak di nyalakan, dan hanya dia sendiri disana.

Tak berselang lama, Malay datang sembari membawa secangkir teh hangat ditangan nya. Dia berjalan dibelakang sofa yang di duduki indo.

Tapi berhenti sebentar, dia menatap indo yang membaca koran dan kemudian menatap tv di sana.

"Bang? Kenapa bang ndo baca koran? Tumben, biasa nya nonton tv?"-Tanya Malay sembari menurun kan alisnya itu.

Indo menoleh ke belakang, dan berpikir sejenak.

'tv? Tv? Huh?'-Batin indo.

"Mmmmm...tidak ada sih, hanya membaca koran? Tidak apa apa kan?"-jawab indo.

"Oh yaudahlah"-ucap Malay, dia beranjak ke kamar nya dan meninggalkan indo sendirian disana.

Tapi sebelum berjalan ke kamarnya, Malay menoleh ke indo lagi.

"Hei bang! Apa kau bisa mengajari ku sihir besok pagi? Lagipula, besok kita masuk jam 08:00am"-ucap Malay, indo berpikir sebentar.

"Baiklah"-jawab indo, Malay tersenyum sembari berterima kasih kepada indo dan berjalan masuk kedalam kamarnya.

Besok paginya, jam 05:30am. Setelah mereka melakukan runitas di pagi hari. Malay menghampiri indo yang sudah membuat sarapan untuk mereka.

Dia berjalan di belakang indo dan memegang pundak nya.
Alhasil mendapatkan jitakan dari centong nasi dari tangan indo.

"Aduh! Bang!"-ringis Malay yang bisa merasakan sakit dan panas di bagian dahi nya.

"Astaghfirullah...maaf Malay, kenapa harus megang pundak Abang. Kan bisa manggil"-ucap indo menaruh centong nasi itu diatas lap.

Malay hanya cengengesan pelan, dia lanjut menatap indo sembari tersenyum.

"Jadi ga bang?"-tanya malay. Indo mengangguk pelan.

"Sebentar, ga makan dulu? Nanti kelaparan"-tanya indo yang menaruh bekas piring yang sudah di cuci nya menaruh di lemari piring.

"Eh, yaudah deh makan dulu"-ucap Malay, indo hanya menghelah nafas nya pelan.

Selesai nya sarapan, dimana Malay mengajak indo melatih sihirnya di lorong yang lapang diatas lantai terakhir di mansion mereka.

"Ja! Disini aja bang!"-ucap Malay.

"Lapangan di belakang lagi di sewa sama singa dan viet"-ucap Malay.

"Bagitu..."-gumam indo.

Dan pada saat ini, Malay dan indo berhadapan untuk melatih sihirnya.
Dan pada saat itu pula, Malay mulai mengaktifkan sihirnya.

Langit yang masih gelap itu karena matahari yang belum terbit, indo menatap ciri ciri sihir malay itu.

'aura sihir baru, menarik'-batin indo yang sembari menyeringai tipis di hadapan Malay.

Kali ini, indo yang mulai mengaktifkan sihirnya. Kristal ditengah dadanya menjadi terang, sihir sihir yang mengelilingi tubuhnya.

(Lupa menaruh efek cahaya di bagian Malay)

Malay sedikit terkejut menatap indo, dia berpikir sejenak.

'aura sihir kuno, kenapa bang indo bisa menggunakan sihir itu. Dan, aku tidak merasakan aura bang indo yang sebenar'-batin Malay yang sudah mulai mempersiap kuda kuda nya.

Indo mengumpan sihir agar Malay bisa membalas umpanan itu, Malay melempar bening kaca bewarna biru yang sedikit lebih besar dan bercahaya itu.

Dimana bening kaca atau seperti kristal itu mengarah ke indo, indo dengan santai nya memegang kaca itu dan melempar kembali ke Malay.

Alhasil Malay sendiri yang Kena serangannya, kali ini. Indo yang membalas serangan untuk Malay.

Dia mengeluarkan angin atau lebih tepat nya badai, membuat langit semakin gelap. Malay terkejut dengan tindakan indo.

Disekolah, dimana tiga country itu berjalan menuju kelas mereka. Dengan keadaan wajah Malay yang setengah di perban.

Dan juga, tak lupa menampilkan wajah kesal dan sekarang lagi di bujuk oleh indo.

"Malay maafin Abang lah!"-ucap indo dengan wajah bersalah dan khawatir.

"Jangan marah lah!"-ucap nya lagi.

Malay akhirnya membuka mulutnya.

"Aku ga marah, cuma kesal aja"-ucap Malay sembari menatap indo dengan mata tajam dan sinis.

"Ehh kok gitu..."-ucap indo.

Sedangkan Philip yang berada di tengah pembicaraan dua country itu, hanya menatap kedua country tersebut.

Tiba tiba, datang dua country dari negara Asia bagian timur yang menyapa mereka bertiga.

"Hi anak kembar"-ucap S.K menyapa ke tiga country itu sembari tersenyum lembut.

"Kembar jidatmu!"-ucap Philip dan malay, sedangkan indo hanya diam menatap mereka.

"Yang kembar itu kita, S.K"-ucap N.K menatap kembarannya dengan wajah judes dan mata malas.

S.K menatap N.K dan menatap ke wajah Malay.

"Omong omong, itu wajah Malay? Kenapa ya? Seperti habis di keroyok?"Tanya S.K kepada Malay, Malay memutar bola mata nya.

Dan saat itu, Philip yang menjelaskan kenapa dengan wajah Malay, alhasil mendapatkan tawahan pelan dari dua anak kembar itu.

"Pantas saja, di keroyok sama Abang sendiri"-bisik S.K ke telinga N.K.

N.K hanya menahan tawanya, siapa sangka. Malay kesal, dia berjalan melewati mereka dan masuk kedalam kelasnya sembari menghentak kakinya.

"Eh! Malay tunggu!"-ucap dua country itu mengejar Malay dan masuk kedalam kelas mereka.





•Move To The Future •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang