Toxicity 4

25 10 3
                                    

Content warning: kissing

***

Sebulan kemudian, kami akhirnya wisuda juga. Kulihat Dierja dipanggil ke depan untuk menerima penghargaan sebagai siswa terbaik dari angkatanku, membuatku sangat bangga padanya. Inilah alasannya jika kubilang usahaku untuk lulus tes masuk kuliah lebih besar dari Dierja. Dia sudah berprestasi secara akademik maupun non akademik. Dari nilai rapor saja dia sudah bagus dan selalu peringkat tiga besar di kelasnya, ditambah dari segi non akademik, dia juga sering menang dalam pertandingan bola basket antar sekolah bahkan sudah sampai ke tingkat nasional.

Bisa dibilang, Dierja sudah menjadi atlet basket saat ini. Bahkan, beberapa hari lalu dia mendapat tawaran untuk bergabung dengan klub basket nasional. Hanya saja, Dierja masih belum menyetujuinya sampai sekarang. Dia masih ingin fokus dengan kelulusan dan pendaftaran kuliahnya dulu.

Kulihat Dierja turun dari podium dan kembali ke tempat duduknya. Tempat duduk kami memang pisah karena sekolah sudah mengatur agar kami duduk dengan teman sekelas masing-masing. Namun, bukan berarti kami tidak bisa saling melempar senyum. Aku tersenyum sumringah melihatnya sambil menggerakkan bibirku mengatakan kata "selamat", dan Dierja balik tersenyum sambil melemparkan flying kiss ke arahku, membuatku geleng-geleng kepala pasrah. Kekasihku itu memang suka sekali flirting.

Acara wisuda ini berlangsung selama kurang lebih 5 jam. Seusainya, kami langsung bersua foto dengan keluarga, teman, pacar, dan guru. Sekiranya sudah puluhan foto yang kuambil bersama teman-teman di kelasku. Setidaknya ini akan menjadi kenangan terakhir berkumpul bersama di sekolah ini.

"Jangan lupain aku ya, aku pasti bakal kangen kalian semua," peringat temanku—gadis berkaca mata yang tak lain dan tak bukan adalah ketua kelasku.

"Pasti dong! Nanti kita harus sering-sering adain reunian," timpal yang lainnya.

Kami tertawa bersama-sama sampai suara deheman seseorang menginterupsi. Rupanya Dierja sudah menungguku dan memberi kode agar aku mengikutinya. Aku yang paham langsung mengangguk untuk meresponsnya.

"Eum... aku pergi duluan ya teman-teman, sampai jumpa semua," pamitku meninggalkan teman-teman perempuanku dengan binar kekaguman di mata mereka ketika melihat kekasihku.

"Dierja ganteng banget. Kana beruntung bisa pacaran sama dia."

"Iya. Pengen tahu rasanya jadi Kana deh."

Sedangkan aku sudah keluar aula wisuda dengan Dierja. Dia membawa sebuket bunga mawar dan sebuah boneka puppy, lalu memberikannya padaku.

"Happy graduation, Sayang," ucapnya manis sekali di telingaku.

Aku sedikit terkejut karena tiba-tiba Dierja memberiku hadiah, tapi setelahnya senyumku tidak bisa dibendung lagi rasanya. Aku juga mengeluarkan hadiah yang dari tadi kusembunyikan.

"Happy graduation juga, Sayang," balasku sambil memakaikan sebuah jam tangan yang kubeli untuk Dierja.

"Eoh, kamu juga membeli hadiah untukku?"

"Pasti dong, apa yang enggak kalau buat pacar aku?"

Dierja terkekeh. "Makasih banyak, Cantik. Jam tangannya bagus banget."

"Makasih banyak juga, Ganteng. Bonekanya lucu banget."

Kami tertawa bahagia setelahnya. Hari ini hari kelulusan kami, dan kami akui bahwa hari ini adalah hari yang menyenangkan.

***

"Obat jangan sampai lupa."

"Siap, Nyonya!"

"Peralatan mandi juga."

Toxicity - Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang