Sicheng sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.
Mengapa tiba-tiba jadi begini? Apa maksudnya ini?
Segalanya terasa kacau sekali.
.
.
Tricking
Bab 6
Nct (c) diri mereka sendiri dan Tuhan
Cerita punya kejupanggang
.
.
Hari ini sejujurnya berjalan dengan seperti biasanya. Pulang kuliah, bercengkrama dengan Kun, dan melakukan pemotretan.
Sampai, dirinya melupakan ponsel miliknya sendiri.
Ceroboh adalahnya nama tengah Sicheng, tapi kali ini melupakan ponselnya sendiri adalah yang paling parah.
Namun, beruntunglah dirinya ketika melihat sesosok pemuda yang berlari tergopoh-gopoh mendekatinya.
Perasaannya benar, pemuda itu membawakan ponselnya yang tertinggal.
"Hah, untunglah kau masih di sekitar ini," ucap pemuda tersebut, dia memberikan ponsel Sicheng sembari tersengal. "Ini ponselmu. Tolong diingat baik-baik, ya."
Sicheng menatap ponselnya sebentar sebelum menatap lelaki tersebut penuh syukur. "Oh, terima kasih. Aku bisa gila jika ponsel ini hilang."
"Jaga ponselmu baik-baik, oke?" ujar pemuda tersebut. "Kalau begitu, aku pamit dulu."
"Setidaknya biarkan aku mentraktirmu minum."
"Tidak perlu."
"Kumohon," ucap Sicheng. "Aku benar-benar berterima kasih padamu. Mentraktir minum hanyalah salah satu bentuk terima kasihku."
Pemuda itu nampak ragu sejenak, tapi dengan tatapan memohon Sicheng, sepertinya dia luluh juga.
Ah, andai saja Kun segampang itu untuk luluh.
"Baiklah, jadi, kita mau ke mana?"
x.x.x
Kafe itu sepi, tapi memiliki nuansa yang begitu nyaman. Dominan biru, dengan tanaman hijau artifisial di sekitar.
Selama lebih dari satu jam, berbincang dengan pemuda itu cukup menyenangkan. Tak kusangka dia lebih tua dariku dan masih kelas tiga SMA.
"Bagaimana bisa kau tetap diperbolehkan masuk padahal sudah bolos dua bulan?" tanyaku penasaran. Tentu saja, harusnya bolos tanpa keterangan bisa didepak dari sekolah. Apalagi dua bulan berturut-turut.
"Itu sekolah kuno, masih menggunakan buku presensi," gelak sang pemuda. "Ada lima puluh lebih anak di kelasku, guru terlalu malas melakukan presensi, jadi semua tugas itu diserahkan pada sekretaris kelas."
Pemuda itu tertawa lagi. "Nah, dari sana aku mulai melakukan kerjasama dengan sekretaris kelas."
"Lalu, kenapa bisa ketahuan?"
"Para guru menyadari bahwa aku tak pernah mengerjakan tugas," pemuda itu tertawa mengejek. "Namun, mereka menyadarinya telat sekali, dua bulan baru sadar. Setelah berdebat dan mengatakan bahwa merekalah yang tidak becus, akhirnya mereka terus memerhatikanku."
"Yah ... kurasa dengan perbuatanku membuat sistem sekolah jadi makin ketat, haha."
"Lalu, temanmu?"
"Pihak sekolah tidak memberikan sanksi, aku bilang kalau semuanya salahku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tricking
RomanceTen awalnya hanya ingin menjebak Kun untuk menjadi anak nakal. Ia begitu muak dengan sang ibu yang terus membandingkan mereka. Namun, kali ini rencananya berubah total ketika melihat kakaknya yang mabuk begitu menggoda. [TenKun]