7

99 13 8
                                    


Kun merasa selama hampir seminggu dirinya begitu bebas.

Hubungannya dengan Sicheng makin baik. Mereka makin akrab. Kun bahkan bisa merasakan kenyamanan dan rasa aman saat bersama Sicheng.

Dari sana, Kun merasa hari ini adalah waktu yang tepat untuk mengutarakan segalanya pada Sicheng.

Hal yang membuatnya gelisah dan cemas.

Kalau Sicheng, pasti bisa mengerti dan bisa membuatnya keluar dari lingkaran setan ini.

Kun tersenyum senang, tak menyangka bisa mendapatkan jalan keluar dari kesulitan hidupnya.

x.x.x.x

Tricking

Bab 7

Nct (c) diri mereka sendiri dan Tuhan

Cerita punya kejupanggang

x.x.x.x

"Apa, Sicheng tidak masuk?"

Gadis berkepang itu mengangguk. "Aku juga tidak tahu kenapa dia tidak masuk, kuchat nggak dibalas."

Kun termenung sejenak, apakah Sicheng sedang sakit?

"Begitu, ya? Oke, terima kasih, Joy!"

Lelaki Januari tersebut segera berlalu, merogoh ponsel di saku dan menelpon Sicheng. Sudah dua kali menelpon tapi tidak ada jawaban.

"Apakah sakitnya parah?" pikir Kun, makin khawatir kalau Sicheng kenapa-napa.

Akhirnya dia mengirimkan pesan, sebelum bertekad untuk menjenguk Sicheng setelah kelas selesai.

x.x.x.x

Sicheng merasa dilema.

Sedari tadi, dia mendengar suara Kun dari balik pintu apartemennya. Sejujurnya, dari notifikasi pun, dia sudah membaca pesan kalau Kun mau kemari.

Sicheng berada di ambang pintu, mendengarkan suara Kun yang terus memanggil namanya.

Mereka hanya dipisahkan oleh pintu apartemen Sicheng.

Sayangnya, Sicheng selalu terngiang dengan video yang dia lihat kemarin.

Wajah Kun yang sayu, bibir yang terus-terusan mengucapkan kata-kata binal, Sicheng ... merasa sakit bukan main.

Di satu sisi, Sicheng selalu merasa bahwa Kun takkan pernah melakukan hal tersebut.

Namun, dengan adanya video tersebut ... apalagi yang harus disanggah?

Kemungkinan diancam pun ada, tapi ... orang bodoh pun tahu hanya dalam sekali lihat, Kun begitu menyukai perbuatan itu.

Bahkan dengan tidak tahu malu menatap kamera sembari mengemut penis dengan sensual, dari mananya kalau Kun terlihat sedang terancam?

Mengingat itu membuat Sicheng menangis dalam diam.

Ah, mengapa dia harus menangisi Kun?

Padahal, lelaki brengsek itu bahkan tak pernah menanggapi perasaannya.

Dari awal bertemu, Kun terus-terusan menolak perasaannya. Lalu, ketika Sicheng merasa selama hampir seminggu belakangan mereka makin dekat, semesta memperlihatkan perangai asli pujaan hatinya.

Memang semesta selalu baik padanya.

Setelah suara Kun tak terdengar lagi, Sicheng membuka pintu apartemennya. Ada bingkisan buah tergeletak cantik di depan pintu miliknya.

Sicheng mengambil bingkisan tersebut, membaca memo yang terselip di sana.

'Aku belikan obat dan buah walau aku sendiri tidak tahu apakah kau sakit. Kalau ada apa-apa, tolong hubungi aku.'

TrickingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang