"TIDAK! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengantikan anak kalian untuk mengurus bocah ini!"Teriak Rain.
"Jangan egois Rain, keponakan mu membutuhkan sosok ibu, dan hanya kau yang cocok menjadi ibunya"Ujar Tharn sedikit menaikan sedikit nada bicaranya.
"Aku tidak peduli!"Ucapnya lagi.
Phayu? Sosok tampan itu hanya diam dan melihat perdebatan antara putra bungsu dan orang tuanya. Sejujurnya Phayu tak setuju dengan keputusan mertuanya dengan menjadikan Rain ibu pengganti untuk sang putra. Phayu tau Rain akan semakin sakit bilang berada di lingkungan bersama orang orang yang menyakitinya, termasuk Phayu sendiri.
Tapi di sisi lain Phayu juga setuju karna hanya dengan itu yang bisa membuat Rain menetap disini dan tak pergi kemanapun. Dan itu akan menjadi kesempatan untuk Phayu agar bisa mendapatkan kembali hati sang mantan kekasih.
"Rain! Ayah dan Bunda tidak pernah mengajarimu menjadi anak pembangkang!"Omel Tharn dengan tegas. Jika dulu Rain akan langsung menangis atau menurut ketika mendengar nada itu, maka hari ini Tharn akan melihat sosok lain dalam diri putra bungsunya.
Rain menatap tajam sang ayah dengan wajah dingin dan menantang, juga senyum miring yang terlihat seperti mengejek pasangan suami istri itu. Tharn dan Type terteguh melihat hal itu. Wajah asing yang tak pernah keduanya lihat dari sang bungsu. "Benar, kalian benar... kalian memang tak pernah mengajarkan aku untuk menjadi anak pembangkang, tapi... apa yang kalian ajari padaku? Katakan?"Sepasang suami istri itu bungkam mendengar pertanyaan putra mereka.
"Kalian hanya mengajariku menjadi anak penurut dengan paksa... pukulan, bentakan, cambukan, haha itu semua yang telah kalian berikan padaku sebagai pelajaran"Rain tersenyum sinis menatap kedua orang tuanya.
"Rain, ayah dan bunda seperti itu agar kau menjadi anak yang kuat sayang... lihat, buktinya kau tumbuh dengan baik karna ayah dan bunda"Seru Type. Rain tertawa sarkas mendengar ucapan sosok yang mengandungnya.
"Lalu, kenapa hanya aku yang mendapatkannya? Kenapa kak Niww tidak?"Pertanyaan yang lagi lagi tak di jawab oleh sang orang tua.
"Dan tentu aku kuat, buktinya aku masih berdiri tegak di hadapan kalian setelah semua hal yang kalian berikan padaku!"Mati matian Rain menahan tangisnya. Tidak, Rain tidak boleh terlihat lemah dihadapan orang orang sialan ini.
"Rain, jika kau lupa... kita masih orang tuamu dan berhak memutuskan apa yang akan kau jalanin di kehidupanmu"Lagi lagi Rain tertawa sinis ketika mendengarnya.
"Kalian? Orang tuaku? Ahhh iya, kalian benar... kalian orang tua yang selalu menyiksa anaknya, kalian orang tua yang hanya melihat satu anak disaat kalian memiliki dua... dan kalian juga orang tua yang menimbulkan trauma pada satu anak kalian hanya agar anak kalian yang satu nya bahagia.... apa itu orang tua yang kalian maksud?"Ujar Rain.
"Kau sangat tidak sopan Rain!"Bentak Type.
"Perlu aku ingatkan jika sejak 7tahun lalu, saat aku pergi meninggalkan rumah, aku bukan lagi anak kalian, aku bukan lagi bagian dari keluarga kalian!"Ucapan Rain mengundang emosi pada sang ibu.
"Dasar anak tidak tau di untung! Kami sudah cape membesarkanmu tapi ternyata ini balasannya hah! Dasar sialan!"Tangan Type hampir mendarat di pipi Rain jika tidak ada tangan lain yang menahannya.
Type menatap tajam kearah Phayu yang ternyata malah menahan tangannya. "Sudah aku katakan untuk tidak membuat keributan"Nada itu sangat datar. Berbeda dari biasanya Phayu berbicara.
"Tapi anak sialan ini harus di beri pelajaran agar tau cara menghormati yang lebih tua"Ucap Type. Phayu menghempaskan tangan ibu mertua nya, melupakan siapa status seseorang didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vicaria Mater(On Going)
Short StoryMemutuskan untuk pergi, meninggalkan semua luka dan juga rasa sakit di hati serta fisiknya. Tujuh tahun menghilang tanpa jejak namun malah memutuskan kembali ketika mendengar kabar tentang seseorang yang sangat dia benci. Sebuah permintaan terakhi...