|MENGENAL SABAR DAN MEMELUK SYUKUR|
Sahabat,
Sejatinya, pernahkah kita benar² mengenal sabar? Pernahkah kita memahaminya bahkan memeluknya dengan erat?
.
Hematku, sabar adalah ketika kita tetap tegar dan ikhlas menerima setiap senang dan sulit yang semesta berikan, tanpa sedikitpun lisan memaki dunia.
Sabar bukanlah tentang sebuah pengakuan, melainkan seberapa kuat kita bisa bertahan.
.
Lantas, bagaimana dengan syukur?
Bagiku, syukur ialah ketika diri ini selalu berterima kasih atas segala hal yang semesta berikan padaku, terima kasih yang tulus melalui lisan, dan diwujudkan dengan perbuatan.
Iya, tak hanya cukup di lisan, karena kebanyakan lisan menjadi sebab masuknya seseeorang kedalam neraka kenestapaan. Maka, mari kita belajar sabar dan syukur.
.
Seperti halnya Nabi Ayub AS, salah satu nabi sekaligus manusia teladan.
Iya, sahabat, kau benar. Nabi Ayub AS adalah nabi yang Allah takdirkan sebagai seorang yang awalnya berkelebihan kemudian seketika Allah berikan ujian berupa kehilangan dan rasa sakit yang teramat dalam.
Namun dengan rahmat Allah, ia bisa bersabar bahkan mensyukuri segala yang Allah takdirkan.
.
Diujung sana, sahabat, ada saudara kita yang Allah berikan ujian begitu berat, peperangan, kelaparan, kehausan, sakit dan derita tiada akhir, namun mereka masih bersabar bahkan bersyukur.
Lantas bagaimana dengan kita, sahabat? Masihkah kita mengeluh dengan rasa lapar dan haus sebab puasa ini? Atau masihkah kita menyia-nyiakan ramadhan ini dengan memperbanyak waktu di alam mimpi?
.
Maka, mari kenali sabar dan peluk syukur erat-erat, lihatlah orang-orang di sekeliling kita, banyak dari mereka yang bahkan mungkin merasa bulan ramadhan ini gembira, bukan karena rezeki nomplok yang ia dapat, melainkan hanya karena ia merasa punya teman yang sama-sama menahan lapar dan dahaga, tak seperti bulan-buan lainnya.
.
Bila kau menjumpainya, maka bantulah mereka. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Ramadhan
EspiritualTulisan ini berisi tentang kehadirannya yang selalu dinanti, akan tetapi banyak yang tak peduli saat ia sudah di sisi, kemudian tanpa sadar ia telah pergi, menyisakan sesal yang teramat dalam di hati. Uniknya, itu terjadi berkali-kali.