Malam setelah shalat Isya keempat putra Raffi dan Nagita masih sibuk dengan agendanya masing-masing kecuali si bungsu Rayyanza yang telah tertidur pulas di ranjang empuk, namun kini satu persatu dari mereka mulai bergabung dan masuk kedalam kamar, Julian mendekati sang Mamah yang tengah membantu Papahnya berkemas semua keperluan yang akan dibawa selama perjalanan bisnis, Julian menatap lamat-lamat, ia nampak berpikir jadwal penerbangan besok pagi dan seharusnya ia menyelesaikan kegiatan packing tapi ia bingung apa saja yang harus dibawanya.
"Udah selesai Packing kamu Mas" tanya Raffi
"Anu itu Pah, Mamas bingung mau packing gimana lagi soalnya kaya penting semua gitu, jadi Mamas nungguin mamah mau minta bantuan" jawab Julian sambil menggaruk teguknya yang tak gatal.
Dipta berbaring di karpet tebal sambil berguling-guling mencari posisi yang nyaman untuknya, Raffatar tiba-tiba bergabung dan meletakkan kepalanya di atas perut Dipta. Dipta mengusap pelan pucuk kepala si adek penuh kasih sayang. "Mah" panggil Dipta
Nagita mengalihkan atensi kepada Dipta yang sejak tadi menunggu sahutan darinya. "Besok Mamah mau kemana aja?" tanya Dipta lagi
"Temenin Papah ke Bandara setelah itu ke butik terus ke rumah Grenda sama Grenpa, emang kenapa? besok Abang kuliah sampai sore kan?" balas Nagita balik bertanya.
"Yah, Abang tuh mau ajakin Mamah date, lumayan jalan-jalan kita nggk ada si Jul, merdeka banget aku si Jul kagak pulang" ucap Dipta
Merasa namanya terpanggil Julian memalingkan wajah dengan mata melotot, Julian menatap sang Mamah penuh selidik. "Mamas, adek mau ikut boleh?" tanya Raffatar dengan mata yang berkaca-kaca, sejak bayi Raffatar memang dikenal sangat dengan Julian bahkan hampir setiap harinya Julian selalu menjadi opsi untuk menjaga dan menemani Raffatar waktu itu. Julian nampak berpikir tujuan kali ini memang untuk mencari pengalaman bukan semata-mata iku pergi ke kuar kota dan jalan-jalan.
Julian gelisah mencoba mencari penjelasan yang tepat dan mudah dipahami oleh Raffatar karena Julian yakin jika ia berkata sedemikian rupa maka Raffatar akan menanggis dan merajuk dengan dirinya. Julian menyenggol lengan Juan yang kebetulan duduk di sebelahnya biasanya Juan memiliki kosakata anak-anak yang paling banyak jadi semoga saja Juan bisa membantu.
Raffi dan Nagita hanya menggeleng melihat Julian yang gelisah, disisi lain Raffatar masih menunggu jawaban darinya dengan tatapan penuh harap. "Mas, adeknya tanya lho kok nggak dijawab" ujar Raffi sambil memainkan alisnya, Julia mengerutkan wajah, bukanya membantu Papahhya itu malah memperumit keadaan saja, Julian paling tidak bisa jika berurusan dengan Raffatar.
"Jul, dijawab kasian dia nunggu lama banget, lagian kamu juga ditanya segitu kaya ditanya kapan nikah aja" ucap Dipta sambil menyeringai penuh kemenangan karena berhasil membuat adiknya terdiam.
"Semangat atuh Mas, kasih paham adeknya baik-baik jangan di bohongin tapi" ujar Nagita
"Semangat Mamas Jul, aku nggak bantu dulu ya soalnya mau manja ke Papah takut kangen kalo ditinggal lama" ujar Juan mengedipkan mata, membuat Julian kesal setengah mati dan melempari Juan dengan bantal tetapi Juan cepat bersembunyi dibalik tubuh Papah alhasil bantal itu mengenai Papah mereka.
Julian tertawa canggung kemudian menarik pelan tangan Raffatar agar duduk dipangkuannya, Julian meletakkan wajahnya di balik punggung sang Adik. "Dek" Panggil Julian
Keadaan sedikit hening, mereka penasaran kalimat dan kata apa yang akan keluar untuk menenangkan Raffatar karena sikap dan sifatnya yang begitu mirip dengan Julian alis suka ngambekan. Raffatar sedikit berbalik guna melihat wajah sang Kaka. "Gini lho, Mamas ikut Papah buat kerja dan cari pengalaman soalnya disuruh sama dosen biar tugas Mamas cepat kelarnya, Nah kalau adek ikut nanti sama siapa disana karena Mamas dan Papah sibuk. Mamas mau minta maaf tapi kali ini Adek nggak bisa ikut Mamas" ujar Julian selembut mungkin agar si adek dapat memahami makna perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Balada Sultan Andara Fams/DoJaeJung ft Andara Fams/
FanfictionKisah acak tentang keluarga sultan Jaksel yang bergelimang harta namun tetap rendah hati dan tidak sombong, selalu rutin ikuti pengajian umum, rajin menabung serta bersedekah. Memuat kisah kesibukan orang tua yang memilik lima orang putra dengan ber...