Langit senja perlahan berubah menjadi langit gelap menelan semua cahaya kemuning yang terpapar indah beberapa menit yang lalu, suasana sendu begitu terasa hembusan angin kencang menusuk kulit, bulan ini telah resmi memasuki musim hujan. Si sulung berjalan ke arah jendela dan menutupnya, Dipta bingung mengapa Mamah terlihat begitu gelisah padahal mereka berlima berada didekatnya. Dipta kembali duduk dan berbincang ringan dengan keempat saudaranya terlebih lagi ia mengasuh Rayyanza. Kelima lelaki beda usia itu memperhatikan wanita kesayangan mereka yang masih betah berdiri dengan gelisah didepan jendela.
Juan menyikut lengan Julian kemudian memberikan kode agar yang lebih tua melihat ke arah sana, Julian menggidikkan bahu, hari ini sikap Mamah mereka merasa aneh tetapi mereka tak berani bertanya takut menyinggung sang Mamah "Aa kok Papah belum pulang?" tanya Raffathar
"Entah mungkin sementara lagi, kata si Papah kan mau lembur sebentar kan udah bilang waktu sarapan tadi sama kita" jawab Juan
"Aa denger waktu si Papah bilang gitu?" tiba-tiba Nagita menimpali percakapan putranya.
"Denger atuh Mah kan kita semua duduk satu meja tadi, Mamah naon berdiri didepan sana? lagi nunggu si Papah? sama kaya adek?" tanya Juan balik untuk mengusir rasa penasaran yang ada di dirinya.
Bukan tanpa sebab mengapa Nagita berdiri didepan jendela yang menghadap dengan halaman rumah, memang benar ia menantikan kedatangan suaminya yang sudah mengatakan bahwa ia lembur hari ini tapi ada terbesit hal yang mengganggu pikirannya saat sekretaris suaminya itu melaporkan bahwa mereka sekarang berada di sebuah restaurant hotel berbintang bahkan ketika dirinya meminta live location sekretaris mengirimkan foto yang menunjukkan figur Raffi sedang berbincang dengan wanita berpenampilan anggun dapat ia lihat raffi tersenyum begitu lebar. Perasaanya gelisah sungguh ia tak ingin ada orang ketiga dihubungan mereka, apaun itu terlebih lagi kelima putra mereka. Nagita tak ingin ada kehancuran didalam rumah tangganya.
Nagita hanya tersenyum kikuk kemudian menyudahi kegiatan tadi untuk bergabung dengan kelima putranya, Rayanzza yang sejak tadi duduk di pangku oleh Dipta kini berpindah kepada sang Mamah, Dipta paham bahwa sang Mamah tengah gelisah tapi tolong semoga Mamah tak lupa bahwa Papah sangat mencintai sang Mamah dan tidak akan mungkin kelain hati ataupun mencari celah sehingga istana mereka runtuh.
"Abang tolong temani Mamah masak yuk, Mamas sama Aa juga boleh ikut udah lama juga kita nggak masak bareng" ujar Nagita mencoba mengalihkan pikiran yang buruk dari kepalanya dengan mencari kesibukan serta fokus ke lain.
"Jadi rindu Papah, biasanya Papah paling semangat mau ikut Mamah masak, kenapa ya hari ini Papah sibuk banget sampai lupa ngasih kabar, biasanya ada aja pesan masuk tapi hari ini sama sekali nggak ada" ujar Julian
"Yah Papahkan sibuk nggak kaya elu" Sahut Dipta
Sesudah menghabiskan waktu sekitar satu jam akhirnya kini mereka selesai dengan kegiatan menyenangkan itu, mereka shalat maghrib berjamaah dilanjutkan dengan agenda makan malam selebihnya mereka kembali menonton televisi sampai masuk waktu shalat isya mereka shalat berjamaah lagi tetapi imamnya masihlah Dipta karena kepala keluarg mereka belum pulang dan tak ada kabar sama sekali.
"Malam ini tidurnya jangan terlalu larut ya Abang, Mamas, Aa" pesan Nagita
"Iyaaa Mamah" jawab ketiga lelaki itu
"Adek sama Dedek juga, harus tidur" ucap Nagita
Julian memandang sang Mamah iba ketika berjalan sendirian ke arah kamar untuk menidurkan kedua adiknya dengan inisiatif ia mencoba menghubungi sang Papah tapi sambungan telpon itu tak kunjung terhubung. "Udah masuk kamar aja kamu, jangan pikir yang macem-macem, Papah nggak mungkin gitu percaya deh sama Abang" ujar Dipta menarik lengan Julian
KAMU SEDANG MEMBACA
Balada Sultan Andara Fams/DoJaeJung ft Andara Fams/
FanfictionKisah acak tentang keluarga sultan Jaksel yang bergelimang harta namun tetap rendah hati dan tidak sombong, selalu rutin ikuti pengajian umum, rajin menabung serta bersedekah. Memuat kisah kesibukan orang tua yang memilik lima orang putra dengan ber...