7 • Waktu Yang Tepat

1.1K 107 11
                                    

Happy Reading

"Silahkan dimakan Yim, semoga selalu suka sama masakan-ku ya,"kata James pada Yim, saat mereka memulai makan, setelah Yim mengantarkan makanan terlebih dahulu keruang tamu, tentunya untuk Tutor kekasihnya dan Net.

James sendiri sama sekali tidak beranjak dari duduknya dikursi meja makan, ia terlalu malas jika harus melihat wajah Net, apa lagi kalau mengajak lelaki itu makan bersama dengannya dalam satu meja.

James mana sudi.

Yim mengangguk, ia tersenyum penuh, dan mulai kembali duduk disisi kanan James seperti sebelumnya.

"Ya James, selamat makan! Hm, masakan-mu selalu enak James!"balas Yim memuji.

James tersenyum mendengarnya, raut wajahnya nampak begitu sembab karena habis menangisi masalalu pahitnya.

Ia memang tidak mengutarakan secara jelas pada Yim, tapi melalui tangisannya, ia yakin Yim mengerti akan apa yang ia rasakan.

Terbukti jika tadi Yim ikut menangis bersamanya.

Yang tanpa keduanya ketahui, ada Net dan Tutor melihat keduanya dari ambang pintu masuk dapur.

Tutor bahkan sempat bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada Net, namun seperti biasa, Net tidak membalas apa-pun, selain berlalu kembali menuju ruang tamu apartement James.

Padahal Tutor sudah terlewat penasaran, ia sudah teramat penasaran sedari awal, tapi balasan hampa yang ia dapatkan.

Membuat rasa penasarannya semakin menumpuk, namun Net enggan memberikan jawaban pasti.

James dan Yim memakan hasil masakan James sendiri dengan khidmat, walau sebagian besar rasanya tidak hangat lagi.

Namun tetap saja rasanya akan selalu enak.

"James,"panggil Yim pelan, disela-sela mulutnya mengunyah makanan.

James yang baru saja hendak memasukkan suapan berikutnya dalam mulutnya terhenti, mendengar Yim memanggil namanya.

"Kenapa? Apa kali ini rasanya tidak enak? Karena sudah mendingin?"tanya James beruntun.

Yim menggelengkan kepalanya cepat.
"Bukan itu, rasa masakan-mu tetap enak walau sudah dingin James,"katanya lagi.

James mengangguk dengan senyuman simpulnya.
"Oh, bagus-lah, lalu ada apa?"ia kembali bertanya.

Yim terdiam ragu, ia ingin bertanya lebih lanjut perihal kata hancur dan Net.

Maksudnya perihal Net yang menghancurkan James.

Ia ingin semuanya jelas.

"Mm.. Aku ingin bertanya, kenapa kau menyebutkan nama Net sebagai penghancur bagi-mu?"tutur Yim dengan nada bicara yang hati-hati.

James tidak menjawabnya langsung, ia terdiam dalam pemikirannya.

Harus-kah ia mengatakan yang sebenarnya?

"Aku ingin segala yang kau rasakan berbagi dengan-ku, agar kau tidak lagi merasa hancur sendirian James, aku yakin kau memendamnya hanya seorang diri, jadi dengan cara kau berbagi dengan-ku, aku yakin semua yang kau anggap beban dalam diri-mu berkurang,"ujar Yim dengan lembut dan penuh ketulusan.

James menghela nafasnya berat, hingga beberapa saat kemudian ia menganggukkan kepalanya pada Yim.

Ia siap membuka kembali lembaran masalalu pada Yim.

"Aku akan menceritakan segalanya, tapi makan-lah terlebih dahulu Yim, kita membahasnya nanti saja dikamar-ku,"putus James.

Yim tersenyum mendengarnya.
"Baiklah, aku akan makan sampai selesai,"

𝘾𝘼𝙎𝙎𝘼𝙉𝙊𝙑𝘼 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang